Peringatan Iran atas Langkah Tidak Konstruktif di Dewan Gubernur IAEA
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan, seluruh program nuklir Iran bersifat damai, dan tentunya kami akan memberi jawaban kuat dan tepat atas setiap langkah tidak konstruktif di Dewan Gubernur IAEA.
"Tanggung jawab atas dampak setiap langkah tidak konstruktif berada di pundak mereka yang memandang Dewan Gubernur dan laporan Dirjen IAEA sebagai alat represi dan permainan politik melawan Iran," papar Khatibzadeh Rabu (1/6/2022).
Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi menjelang sidang Dewan Gubernur dan bersamaan dengan klaim kontroversial rezim Zionis Israel, dilaporannya menggulirkan tudingan terhadap program nuklir damai Iran dan kemudian AS, Prancis, Inggris dan Jerman menyerahkan draf resolusi dengan tema program nuklir Iran ke Dewan Gubernur.
Di laporan Grossi diklaim bahwa cadangan uranium yang diperkaya Iran mencapai 18 kali lipat yang diperbolehkan di kesepakatan nuklir, dan Iran telah gagal memberikan jawaban yang "valid secara teknis" atas pertanyaan IAEA tentang penemuan bahan nuklir di negara itu selama tiga tahun terakhir.
Mengabaikan argumen Iran dan menyebutnya tidak adil, laporan ini terus mengandalkan asumsi IAEA yang telah ditentukan sebelumnya dan menyajikan kesimpulan sepihak sejalan dengan klaim rezim Zionis. Sementara itus pada dasarnya setiap klaim rezim Zionis dalam hal ini tidak valid; Sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Asia Barat, rezim ini belum menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan tidak mengizinkan IAEA untuk memeriksa fasilitas nuklirnya; Rezim Zionis juga merupakan salah satu penentang utama perjanjian JCPOA dan menggunakan segala cara untuk menghancurkannya.
Di laporan Dirjen IAEA, Iran dituduh tidak mengizinkan inspektur organisasi ini mengakses sejumlah lokasi, sementara berdasarkan protokol yang disepakati antara Republik Islam Iran dan IAEA, Iran tidak berkomitmen untuk bekerja sama dalam memberikan akses ke situs non-nuklir dan kerja sama Iran di bidang ini dilakukan secara sukarela dan untuk menunjukkan niat baik.
Poin penting lain adalah Iran dan IAEA pada Maret 2022 dan menyusul kunjungan Grossi ke Tehran, telah mencapai kesepakatan bahwa masalah yang diklaim akan diselesaikan berdasarkan sebuah peta jalan dan dalam waktu yang ditentukan. Dalam koridor ini, selama dua bulan lalu telah digelar tiga petemuan teknis terpisah dengan pejabat IAEA dan Iran juga telah memberikan penjelasan dan bukti teknis yang diperlukan. Meski demikian, laporan terbaru dirjen IAEA tidak mencerminkan kerja sama ekstensif Iran dengan badan tersebut.
Di sisi lain, IAEA berkomitmen menjaga kerahasiaan informasi negara-negara anggota dan tidak boleh bersandar pada data yang diperoleh melalui aktivitas spionase atau klaim dari sumber yang tidak dapat dipercaya. Dokumen yang tidak dibenarkan, tidak membuat Iran harus mematuhinya dan bisa jadi akan berdampak negatif terhadap kerja sama kedua pihak.
Jelas Republik Islam Iran menilai pendekatan saat ini di laporan dirjen IAEA tidak konstruktif dan merusak hubungan serta kerja sama yang berlaku dan dekat kedua pihak. Hal ini karena perilisan laporan seperti ini dari satu pihak, dapat menjadi alasan bagi musuh dan meningkatkan represi terhadap Iran, seperti Amerika dan tiga negara Eropa sekutu Washington, mempersiapkan draf resolusi anti-Iran, meski ini sebuah langkah pengulangan oleh negara-negara ini terhadap Iran, dan seperti sebelumnya tidak akan menghambat berlanjutnya aktivitas nuklir damai Iran.
Jubir Kemenlu Iran terkait hal ini memperingatkan AS dan tiga negara Eropa: "Anda dapat melakukan diplomasi atau sebaliknya. Kami siap untuk keduanya." (MF)