Kunjungan Presiden Turki ke Iran dan Agenda Lawatannya
(last modified Wed, 20 Jul 2022 13:32:10 GMT )
Jul 20, 2022 20:32 Asia/Jakarta

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama delegasi tingkat tinggi ekonomi dan politik tiba di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada Senin malam, 18 Juli 2022

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi menyambut resmi kunjungan mitranya dari Turki itu di Istana Sa'dabad, Tehran pada Selasa (19/7/2022) pagi. Acara penyambutan ini diiringi dengan lagu kebangsaan kedua negara.

Di antara agenda Erdogan dalam lawatan dua hari ke Iran adalah menghadiri sidang ketujuh Dewan Tinggi Kerja Sama Iran dan Turki yang membahas hubungan kedua negara dan langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan Tehran-Ankara.

Presiden Turki juga menghadiri pertemuan ketujuh Astana di Tehran yang dihadiri oleh Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan ini membahas transformasi terbaru Suriah dan perang melawan terorisme. Erdogan juga bertemu dengan Putin di sela-sela pertemuan Astana tersebut.

Penandatangan sejumlah dokumen kerja sama dan nota kesepahaman antara Iran dan Turki, disaksikan langsung oleh Presiden kedua negara di Tehran.

Dokumen-dokumen kerja sama yang ditandatangani Iran dan Turki hari ini, Selasa (19/7/2022) mencakup bidang transportasi, transit, pertukaran pengetahuan dan budaya, olahraga, energi, pertanian, transaksi perdagangan dan ekonomi.

Sebelum penandatanganan dokumen-dokumen kerja sama Iran dan Turki, Presiden kedua negara melakukan pembicaraan empat mata secara terbatas dan tertutup.

Erdogan juga menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ketujuh Negara-Negara Penjamin Proses Astana yang berlangsung pada Selasa malam, 19 Juli 2022 di Aula Pertemuan Kepala Negara di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

KTT ini melibatkan Presiden Republik Islam Iran dan Presiden Rusia. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran, Rusia dan Turki telah menggunakan proses yang disebut sebagai "Proses Perdamaian Astana" untuk mengakhiri lebih dari 11 tahun konflik di Suriah. Iran dan Rusia mendukung pemerintah legal Bashar al-Assad, namun Turki mendukung beberapa kelompok penentang pemerintah Suriah.

Dalam jumpa pers tersebut KTT Astana, Presiden Turki mengatakann, kami telah memutuskan untuk melawan semua kelompok teroris.

"Kelompok teroris masih aktif di Suriah dan melakukan operasi terorisme. Setiap orang seharusnya tidak mengharapkan Turki untuk tetap diam terhadap kelompok teroris. Turki memahami kekhawatiran Anda yang jelas tentang Idlib dan sedang mencari solusi mendasar. Kami fokus pada solusi politik dan diplomatik untuk menyelesaikan krisis Suriah. Dalam situasi ini, kita harus bersama. Perdamaian di Idlib adalah hasil dari negosiasi yang terjadi di antara kami," ujar Erdogan.

Presien Turki juga bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Dalam pertemuan ini, Rahbar menekankan pentingnya penjagaan keutuhan atas wilayah Suriah dan mengatakan, setiap serangan militer ke Suriah utara pasti akan merugikan Turki, Suriah dan seluruh kawasan, dan langkah ini akan menguntungkan para teroris.

Ayatullah Khamenei mengatakan, Republik Islam Iran menganggap keamanan Turki dan perbatasannya sebagai keamanannya sendiri. Anda juga harus menganggap keamanan Suriah sebagai keamanan Anda. Masalah Suriah harus diselesaikan melalui negosiasi. Iran, Turki, Suriah, dan Rusia, lanjutnya, harus mengakhiri masalah ini melalui dialog.

Sementara itu, Erdogan menyatakan bahwa posisi Turki mengenai integritas wilayah Suriah sudah jelas. Dia mengatakan, kami mengharapkan pemerintah Suriah untuk memulai proses politik. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Astana, masalah Suriah ada dalam agenda khusus, dan kami berharap dapat mencapai hasil yang baik. (RA)