Jahannama, Taman Tua dan Indah di Kota Shiraz
(last modified Wed, 10 Aug 2022 10:29:30 GMT )
Aug 10, 2022 17:29 Asia/Jakarta
  • Taman Jahannama di Shiraz, Provinsi Fars, Iran.
    Taman Jahannama di Shiraz, Provinsi Fars, Iran.

Shiraz di provinsi Fars, Republik Islam Iran dikenal sebagai kota Hafez dan Saadi, dan kota museum dan taman. Setiap tahun, banyak wisatawan lokal dan asing pergi ke kota tersebut untuk menikmati keindahan Shiraz.

Di antara daya tarik kota Shiraz adalah Taman Jahannama. Taman ini adalah surga kecil dunia di kota Shiraz, yang keindahannya menunjukkan aspek-aspek lain dari taman-taman di kota ini.  

Shiraz adalah kota budaya dan sastra Persia yang penuh dengan taman dan kebun terkenal. Oleh karena itu, mungkin dengan melihat satu atau dua taman terkenal, pengunjung akan berpikir bahwa semua taman dan kebunnya adalah serupa. Namun nyatanya, tidak demikian. Masing-masing taman dan kebun memiliki ciri khas dan keindahannya sendiri dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain dengan cara apapun.

Taman Jahannama, seperti tiga taman terkenal lainnya di kota Shiraz, memiliki keindahan tersendiri dan merupakan salah satu tempat paling terkenal untuk dikunjungi di Shiraz.

Taman Jahannama, seperti taman Iran lainnya, mengungkapkan hubungan erat antara lingkungan budaya dan alam, dan merupakan tanda adaptasi dan penyelarasan kebutuhan manusia dan alam. Taman Iran ini telah mewakili kekuatan tersembunyi dari lingkungan dan alam dan bagaimana menggunakannya.

Taman seluas 2,8 hektar ini memiliki ruang terbuka hijau seluas 3.500 meter persegi. Sebagian besar tanaman hijau Jahannama terdiri dari pohon Cupressus (cemara), pohon jeruk yang kokoh dan tua, buxus, mawar merah muda, violet, petunia dan Golhay-e Davoudi.

Sejarah

Taman Jahannama sangat hijau dan makmur pada masa pemerintahan Dinasti Aali Muzaffar dan Aali Injo. Taman ini, seperti tiga taman: Eram, Delgosha dan Takht Karachah, yang ketiganya merupakan taman Shiraz yang terkenal, sangat rindang dan subur sebelum serangan Timur Gorkani (Dinasti/Kekaisaran Timurid). Ibn Arabshah, sejarawan periode Timur, menyebut taman ini "Zinat al-Dunya  fi Ajaib al-Maqdoor."

Taman Jahannama menjadi perhatian Timur Gorkani selama dia tinggal di Shiraz, sehingga dia membangun taman serupa di sekitar Samarkand, yang merupakan tempat kelahiran Timur. Dia kemudian menamai taman itu sebagai "Jahannama".

Taman Jahannama juga sangat penting selama periode Safawi dan disebutkan dalam buku perjalanan Jean Chardin. Dia adalah seorang ahli perhiasan dan pengelana Prancis yang buku sepuluh jilidnya The Travels of Sir John Chardin dianggap sebagai salah satu karya terbaik sarjana Barat awal tentang Safavid Iran dan Timur Dekat. Namun setelah keruntuhan dinasti Safawi, dan ketidakamanan melanda negara, Taman Jahannama hampir hancur.

Menurut Mirza Mohammad Kalantar dari Fars, selama konflik antara pengklaim pemerintahan kerajaan, setelah Nader Shah Afshar hingga berdirinya pemerintahan Karim Khan Zand, taman ini dibangun kembali. Rumah besar di tengah taman milik dinasti Karim Khan Zand.

Karim Khan Zand memagari taman ini pada tahun 1185 H dan menciptakan jalan-jalan yang indah dan penanaman beragam jenis pohon di sekitar rumah besar itu. Setelah periode Zandiyeh, pada periode Qajar, taman Jahannama dianggap sebagai salah satu taman yang makmur dan megah, dan rumah besar di tengah taman adalah tempat untuk menerima tamu pemerintah.

Rumah Besar Taman Jahannama

Rumah Taman Jahannama (Kolah Farangi Bagh Jahannama) yang tetap utuh dan kuat sejak zaman Karim Khan hingga sekarang, memiliki bentuk segi delapan dan hampir mirip dengan rumah Kolahferangi Taman Nazar dekat Benteng Karim Khan Zand. Di area di dalam rumah dan di tengah, terdapat kolam marmer padat dan empat singgasana telah dibuat di empat sudutnya. Kamar-kamar di antara singgasana itu adalah dua lantai.

Bagian depan  bangunan tersebut terbuat dari batu bata. Rumah besar ini tidak memiliki ubin dan lukisan. Ada kemungkinan bahwa ia memiliki dekorasi sebelum ini, yang telah menghilang seiring berjalannya waktu dan tidak ada yang tersisa. Rumah bata ini dulunya memiliki jendela kayu yang dicopot oleh pemilik pribadinya dan diganti dengan jendela besi. Rumah Taman Jahannama juga dijadikan tempat sebagai museum.

Taman Jahannama memiliki tiga fitur dan desain unik: terletak di jalur aliran air, dikelilingi oleh tembok tinggi, dan ada rumah untuk musim panas dengan kolam air di dalam taman. Ketiga fitur ini membedakan Taman Jahannama dari taman lainnya. (RA)