Iran dan Tatanan Baru SCO
Forum Ekonomi Kedua Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) telah dimulai Selasa (16/8/2022) di Tashkent, ibu kota Uzbekistan.
Dalam rangka pertemuan dua hari ini, akan dikembangkan rencana aksi bersama untuk membahas perluasan kerja sama di bidang pertanian, serta kajian dan implementasi teknologi dan metode pertanian terkini dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, ketahanan tanaman dari penyakit dan menghemat sumber daya air.
Sementara itu, tujuan utama diadakannya pertemuan Tashkent difokuskan pada masalah dan prospek pengembangan perdagangan, urusan ekonomi dan investasi bersama serta kerja sama budaya dan kemanusiaan, untuk mengembangkan langkah-langkah efektif demi menciptakan hubungan yang lebih luas di Organisasi Kerja Sama Shanghai.
Sejalan dengan rapat umum ini, juga direncanakan pertemuan yang terdiri dari para ahli dan pakar ekonomi, serta pertemuan bilateral antara pejabat terkait yang berpartisipasi. Pertemuan-pertemuan ini direncanakan untuk membuka potensi ekonomi digital, teknologi hijau, kerja sama antardaerah, menciptakan interaksi investasi, kerja sama industri dan prioritas lainnya.
Dalam hal ini, Andrei Sidorov, seorang profesor politik dan keamanan Universitas Rusia dalam wawancara dengan kantor berita IRNA di Moskow mengatakan, “Organisasi Kerja sama Shanghai didirikan untuk menghadapi ancaman sistem unipolar Amerika. Oleh karena itu, organisasi ini akan memainkan peran yang menentukan di masa depan dalam membangun sistem multipolar dengan kutub kekuatan baru, termasuk Iran, Rusia, Cina, dan India.” .
Organisasi Kerja Sama Shanghai pertama kali didirikan untuk menghadapi ancaman keamanan baru di abad ke-21. Tetapi kemudian, berdasarkan kebutuhan para anggota dan persaingan regional mengubah pendekatannya ke arah kerja sama ekonomi dan komersial, transportasi dan transit, urusan energi, dan bidang kerja sama lainnya.
Forum Ekonomi Organisasi Kerja sama Shanghai dirancang untuk menjadi organisasi yang efektif tidak hanya untuk membangun dialog antara pemerintah anggota, tetapi juga untuk tujuan interaksi antara perwakilan kalangan bisnis, perusahaan, dan juga untuk menarik investor di antara sesama anggota SCO.
Dalam hal ini, Mukhtar Teleuberdi, Menteri Luar Negeri Kazakhstan, sebelumnya pada pertemuan para kepala lembaga diplomatik negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai di Tashkent, mengumumkan pembentukan taman teknologi dan kluster inovasi. Organisasi Kerja Sama Shanghai menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan ekonomi negara-negara ini ke tingkat perkembangan teknologi baru.
Pada saat yang sama, kepala jawatan diplomatik Kazakhstan mengatakan, "Memperkuat dukungan dalam rantai pasokan komoditas, mempromosikan industri layanan digital dan e-commerce di ruang SCO telah menjadi tugas yang mendesak,".
Menteri Luar Negeri Kazakhstan juga mengungkapkan, "Penggunaan mata uang nasional negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai dalam operasi ini dapat membantu mempromosikan kerja sama di bidang perdagangan. Pada saat yang sama, ini akan membantu meningkatkan daya tarik investasi negara-negara anggota organisasi ini,".
Sejak awal pertemuan kedua Forum Ekonomi Organisasi Kerja Sama Shanghai terjadi perubahan signifikan dalam pendekatannya. Dengan bergabungnya anggota baru ke organisasi internasional ini, peran nyata organisasi ini, terutama peran masing-masing anggotanya akan lebih menonjol. Bahkan, dengan selesainya rencana pengembangan Organisasi Kerja Sama Shanghai, organisasi ini akan memiliki kemungkinan untuk mengubah banyak pendekatannya dari keamanan ke ekonomi dan budaya.
Selain itu, ada dokumen penting lain dari Kerja Sama Shanghai yang akan ditandatangani dalam pertemuan Khiva, Uzbekistan bulan depan. Berdasarkan dokumen tersebut, setelah India dan Pakistan, Iran akan bergabung dengan keanggotaan tetap Organisasi Kerja Sama Shanghai. Di bidang pertukaran energi dan kerja sama transit, Iran bisa memainkan peran utama dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai.(PH)