Khatib Shalat Jumat Tehran Soroti Transformasi Penting Regional
(last modified Fri, 24 Jun 2016 10:39:32 GMT )
Jun 24, 2016 17:39 Asia/Jakarta
  • Khatib Shalat Jumat Tehran Soroti Transformasi Penting Regional

Khatib Shalat Jumat Tehran menggambarkan perilaku kekerasan rezim Al Khalifa terhadap rakyat Bahrain sebagai tindakan anti-kemanusiaan yang akan membawa konsekuensi tidak menyenangkan bagi rezim ini.

Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi mengungkapkan hal tersebut dalam khutbah Jumat kedua di Tehran, ibukota Republik Islam Iran, Jumat (24/6/2016).

Beliau mengungkapkan kekhawatiran atas peningkatan represi dan penindasan serta tekanan rezim Al Khalifa terhadap rakyat Bahrain.

"Rakyat Bahrain hanya menginginkan hak-hak legalnya dan mengejar hak-hak tersebut melalui cara-cara damai, " tegasnya.

Selama lima tahun, lanjut Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi, rezim Bahrain menjawab protes damai rakyat negara ini dengan peluru.

Khatib Shalat Jumat Tehran menjelaskan, rezim Al Khalifa –dalam kerangka kebijakan rezim Al Saud– tidak pernah berpaling dari kekerasan terhadap rakyat tertindas Bahrain yang menuntut untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi juga mengutarakan keprihatiannya atas kelanjutan penumpasan rakyat, pemenjaraan ulama dan pencabutan kewarganegaraan mereka di Bahrain dan Arab Saudi.

"Tindakan kejam ini dikecam, dan jika (tindakan ini) belanjut, maka akan disusul oleh keruntuhan rezim Al Khalifa dan Al Saud, "ujarnya.

Pada Senin, Kementerian Dalam Negeri Bahrain mencabut kewarganegaraan Sheikh Isa Qassim, ulama besar Bahrain.

Khatib Shalat Jumat Tehran lebih lanjut mengecam seruan seorang Rabi Zionis untuk mencemari air bersih warga Palestina.

"Kebrutalan ini sepenuhnya bertentangan dengan ajaran-ajaran Nabi Musa as, " tegasnya.

Baru-baru ini, Shlomo Melmed, Ketua Dewan Rabi distrik-distrik Zionis di Tepi Barat, menyeru para pemukim Zionis untuk meracuni air minum desa-desa dan wilayah pemukiman warga Palestina di Tepi Barat.

Di bagian lain khutbahnya, Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menyinggung penghapusan nama Arab Saudi dari daftar hitam PBB terkait pembantaian terhadap anak-anak Yaman selama agresinya sejak bulan Maret 2015.

"Keputusan ini telah merusak reputasi PBB dan membuktikan bahwa lembaga internasional ini berada di bawah pengaruh kekuatan-kekuatan politik dan finansial," jelasnya.

Khatib Shalat Jumat Tehran juga menilai kebungkaman PBB atas nasib anak-anak Yaman yang terluka, cacat, yatim dan kelaparan sebagai sikap yang tidak dapat dibenarkan sama sekali.

"Tanggung jawab moral PBB dipertanyakan, "pungkasnya. (RA)

Tags