Rahbar Menekankan Iran Harus Memukul Mundur Arogansi Global
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam saat bertemu dengan anggota Lembaga Internasional Ahlulbait as (Majma Jahani Ahlulbait) dan tamu undangan di Konferensi ke-7 organisasi ini mengatakan, Iran dengan meneladani Ahlulbait as, berhasil mengusir naga arogansi berkepala tujuh dan meraih kemajuan.
Ayatullah Khamenei menilai dorongan terhadap bangsa lain untuk melawan kubu arogan sebagai salah satu alasan kemarahan kubu dominasi dan permusuhan mereka.
Rahbar mengatakan, mematahkan skenario jahat Amerika di berbagai negara dan salah satu contohnya adalah kelompok teroris Daesh (ISIS) telah memicu propaganda padat Iranphobia dan Syiahphobia, serta menuding Iran mengintervensi negara lain.
Aspek penting lain dari Revolusi Islam dan sistem Republik Islam Iran adalah menetapkan masalah ini dalam UUD dan menekankan anti-arogansi sebagai pedoman dalam kebijakan luar negeri Iran selama empat dekade terakhir.
Karena pentingnya kategori anti-arogansi dan penafian dominasi asing, masalah ini juga ditekankan dalam Pasal 152 UUD.
Revolusi Islam justru membawa wacana ini ke dalam bidang sastra politik dunia yang bercirikan semangat kemandirian dan anti-arogansi.
Kata arogansi, yang telah digunakan berulang kali dalam literatur politik Revolusi Islam, berasal dari ajaran Al-Quran. Kata ini berarti mengungkapkan ketinggian dan keunggulan di lapangan dan menjual kebesaran atas orang lain serta menganggap diri sendiri sebagai yang kuat dan dominan.
Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran banyak menekankan pada anti-arogansi, yang simbolnya menentang kebijakan dan tindakan Amerika Serikat sebagai setan besar dan manifestasi kesombongan di era saat ini.
Selama empat dekade terakhir, kita selalu menyaksikan tindakan permusuhan dan kejahatan AS terhadap sistem Islam, sehingga Washington, sebagai kepala blok Barat, telah menggunakan semua kapasitas dan kekuatannya untuk melawan sistem ini.
Mengetahui sepenuhnya tentang sifat arogan Amerika Serikat, Imam Khomeini telah memperingatkan tentang hal itu berkali-kali dan menekankan pada konfrontasi yang efektif dengan Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, Imam Khomeini tidak menganggap versi Islam yang anti-arogansi, yang menyebabkan kemenangan Revolusi Islam, tidak terbatas untuk wilayah geografis Iran, tetapi menganggapnya sebagai resep penyembuhan bagi semua yang tertindas dan yang dapat diwujudkan di seluruh belahan dunia.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam saat bertemu dengan anggota Lembaga Internasional Ahlulbait as (Majma Jahani Ahlulbait) dan tamu undangan di Konferensi ke-7 organisasi ini mengatakan, Iran dengan meneladani Ahlulbait as, berhasil mengusir naga arogansi berkepala tujuh dan meraih kemajuan.
Sejatinya, di antara cita-cita dan tujuan tinggi Revolusi Islam, anti-arogansi memiliki posisi yang sangat penting.
Pendekatan anti-arogansi Iran selama periode kepemimpinan Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, juga ditindaklanjuti dengan sangat serius.
Simbolnya adalah menghadapi rencana hegemonik Amerika seperti rencana Timur Tengah Raya pada masa kepresidenan George W. Bush, dukungan Amerika terhadap kelompok teroris takfiri seperti Daesh untuk menciptakan fitnah di kawasan pada masa pemerintahan Barack Obama, serta Perjanjian Abraham untuk menormalkan kembali hubungan antarnegara di kawasan dengan rezim Zionis pada masa kepresidenan Donald Trump.
Semua ini telah diupayakan oleh Amerika Serikat untuk diterapkan dengan berbagai cara dalam empat puluh tahun terakhir.
Isu lainnya adalah upaya Washington untuk membentuk koalisi regional melawan Iran dengan mengobarkan fenomena Iranphobia, yang tentu saja sebagai sekutu regional strategis Amerika, merupakan mitra utama dari plot dan rencana arogan ini.
Dalam menghadapi berbagai rencana arogan ini, Republik Islam Iran telah mengalahkan rencana arogan Washington dengan kebijaksanaan dan perencanaan yang lengkap dan dengan dukungan sekutu regionalnya.
Dalam konteks ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa Republik Islam tidak ikut campur di negara lain.
Menurutnya, berbagai tuduhan dari kekuatan dominasi sebagai akibat ketidakmampuan mereka untuk mencegah kemajuan signifikan pemerintah Islam dan menambahkan bahwa harus bersikap cerdas dan waspada dalam menghadapi kebijakan arogan dan tidak mengikuti mereka.
Isu lain yang ditekankan Ayatullah Khamenei adalah perlunya negara-negara Muslim waspada terhadap rencana memecah belah dari musuh-musuh Islam dan Muslim, yang terutama dikejar oleh Amerika.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut kebijakan arogan saat ini adalah membesar-besarkan perbedaan, dan jarak semu dan tidak realistis di dunia Islam.
Ayatullah Khamenei mengatakan, provokasi dan perencanaan untuk mengobarkan perang Syiah-Sunni, Arab dengan non-Arab, Syiah dengan Syiah, serta Sunni dengan Sunni yang kini dapat disaksikan di sejumlah negara adalah kebijakan setan besar, yakni Amerika yang harus diwaspadai.(sl)