Peziarah Arbain Kembali ke Iran Melalui Perbatasan Khosravi (2)
(last modified Tue, 20 Sep 2022 11:02:14 GMT )
Sep 20, 2022 18:02 Asia/Jakarta
  • Perbatasan Khosravi, Iran-Irak.
    Perbatasan Khosravi, Iran-Irak.

Peziarah Arbain dari Republik Islam Iran kembali ke negara mereka melalui perbatasan Khosravi. Foto-foto berikut diambil pada Minggu, 18 September 2022.

Terminal penyeberangan perbatasan Khosravi terletak di Provinsi Kermanshah, barat Republik Islam Iran, dan menjadi salah satu perbatasan tersibuk menjelang dan sesudah Arbain.

Jumlah peziarah Arbain yang pulang melalui perbatasan Khosravi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.

Sarana transportasi seperti bus dari berbagai daerah dan provinsi telah disiapan di terminal Khosravi untuk mengangkut peziarah yang akan kembali ke wilayah mereka.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 17 September 2022 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain. Lebih dari 3,5 juta warga Iran telah berziarah ke Karbala untuk menghadiri acara Arbain.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)

 

Tags