Perbatasan Shalamcheh, Jalur Peziarah Arbain Kembali ke Iran
(last modified Tue, 20 Sep 2022 12:10:17 GMT )
Sep 20, 2022 19:10 Asia/Jakarta
  • Peziarah di Perbatasan Shalamcheh, Iran.
    Peziarah di Perbatasan Shalamcheh, Iran.

Lebih dari 3,5 juta peziarah Arbain dari Republik Islam Iran telah menyeberang ke Irak untuk menghadiri Arbain di Karbala, Irak.

Sekitar 2,5 juta dari jumlah tersebut telah kembali ke negara mereka melalui perbatasan-perbatasan darat termasuk perbatasan Shalamcheh.  

Perbatasan Shalamcheh terletak di Provinsi Khuzestan, Republik Islam Iran. Hingga hari Minggu (18/9/2022), perbatasan ini ramai oleh peziarah Arbain yang ingin kembali ke Republik Islam Iran.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 17 September 2022 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain. Lebih dari 3,5 juta warga Iran telah berziarah ke Karbala untuk menghadiri acara Arbain.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)