Sep 28, 2022 21:05 Asia/Jakarta
  • Jubir Kemenlu Iran, Nasser Kanani Chafi
    Jubir Kemenlu Iran, Nasser Kanani Chafi

Ketika Barat terus melanjutkan langkah dan aksinya mendorong rakyat Iran untuk melancarkan kerusuhan, jubir Kemenlu Iran mengecam standar ganda negara-negara Barat terhadap Iran dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Jubir Kemenlu Iran, Nasser Kanani mengatakan, kontradiksi sangat memalukan, para jubir resmi dan pejabat tinggi pemerintah di Barat khususnya Amerika yang berharap mampu membuat rakyat Iran bertekuk lutut dengan menerapkan kebijakan represi maksimum dan sanksi, kali ini mengaku bersedih untuk rakyat Iran !

Statemen jubir Kemenlu Iran atas langkah dan serangan media Barat termasuk di Amerika dan Inggris terhadap transformasi beberapa hari terakhir di Iran mengisyaratkan bahwa tujuan luas kerusuhan dan juga menarik dukungan lebih besar dari selebriti, seniman dan atlet terus berlanjut.

Sementara itu, berkat upaya aparat keamanan dan polisi serta kewaspadaan rakyat Iran, fitnah dan kerusuhan terbaru yang meletus dengan alasan kematian Mahsa Amini dan mendukung hak-hak perempuan, kini hampir dikontrol penuh, dan jumlah pemimpin kerusuhan juga telah ditangkap, tapi pemerintah Barat dan media-media yang berafiliasi dengan mereka yang memiliki catatan buruk di pelanggaran HAM dan standar ganda di bidang ini, memanfaatkan kerusuhan terbaru untuk menekan Iran, dan dalam sebuah kontradiksi yang nyata mengklaim membela hak rakyat.

Misalnya, bersamaan dengan kematian Mahsa Amini di Iran, seorang gadis Irak bernama Zainab Essam Al Khazali ditembak mati oleh tentara Amerika di barat Baghdad, tapi pejabat Barat dan media yang berafiliasi dengan mereka atau media anti-Iran tidak merespon peristiwa ini, sehingga nama gadis Irak ini tetap tidak dikenal oleh mayoritas masyarakat dunia, bahkan di dalam negeri Irak sendiri.

Zainab Essam Al Khazali

Zainab Essam Al Khazali, 15 tahun tewas akibat terjangan peluru militer Amerika ketika ia tengah bekerja di ladang ayahnya, tapi uniknya bahkan pejabat HAM PBB tidak membahas masalah ini.

Contoh lain adalah kejahatan militer rezim Zionis Israel di berbagai wilayah Palestina yang berulang hampir setiap hari, dan setiap hari sejumlah warga Palestina gugur, terluka atau bahkan ditawan, tapi para pendukung rezim ini dari Barat dan media-medianya seperti sebelumnya mengabaikan peristiwa ini.

Poin penting lain adalah negara-negara Barat ketika mengklaim mendukung hak perempuan, mereka tengah mengobarkan sejumlah instabilitas dan kerusuhan di Iran, tapi mereka menutup mata atas realita mengenaskan di masyarakatnya sendiri, karena data yang ada menunjukkan pelanggaran luas hak-hak kaum perempuan di Barat.

Misalnya di sebuah riset oleh berbagai lembaga HAM di Amerika disebutkan dari enam perempuan di Amerika, setidaknya satu orang baik di masa kecil atau ketika dewasa, mengalami pelecehan seksual atau kekerasan secara penuh. Lembaga HAM di Amerika juga membongkar bahwa setiap tahun sedikitnya satu juta perempuan di AS mengalami intimidasi. Berdasarkan laporan tahun 2019 Kementerian Dalam Negeri Prancis, dari total 149 korban kekerasan rumah tangga di negara ini, 121 di antaranya adalah perempuan. Jumlah perempuan yang meninggal akibat kekerasan naik 28 persen di banding dengan tahun sebelumnya.

Jelas bahwa kerja politik dan tindakan selektif oleh Amerika Serikat dan beberapa pemerintah Eropa selalu menyebabkan dampak terbesar pada prinsip hak asasi manusia; Sementara para penuntut ini menganggap penindasan terhadap pengunjuk rasa, pembunuhan orang kulit hitam, pembantaian minoritas, terutama Muslim, pelecehan dan penyiksaan terhadap tahanan dan penindasan terhadap imigran di dalam perbatasan Eropa adalah sah, sementara penegakan hukum dan tindakan peradilan di Iran , yang berada di bawah sanksi ekonomi negara-negara ini, dianggap melanggar hak asasi manusia dan mereka mencoba untuk menunjukkan fakta secara terbalik dengan propaganda media yang luas.

Jubir Kemenlu Iran seraya merujuk pada kontradiksi ini mengatakan, "Media-media mereka mendorong bentrokan jalanan, perusakan dan penghancuran, serta memprovokasi motivasi etnis, tapi mereka meneriakkan slogan "kehidupan" bagi rakyat Iran ! Kemunafikan dan sifat riya' musuh utama bangsa Iran tidak ada akhirnya ! (MF)

 

Tags