Kembali ke Halaman Belakang; Venezuela Jadi Ujian bagi Strategi baru Trump
https://parstoday.ir/id/news/world-i181848-kembali_ke_halaman_belakang_venezuela_jadi_ujian_bagi_strategi_baru_trump
Pars Today – Strategi baru keamanan nasional pemerintah Trump kembali fokus pada benua Amerika sebagai "halaman belakang", menorehkan babak baru intervensi di Amerika Latin.
(last modified 2025-12-08T13:19:20+00:00 )
Des 08, 2025 20:18 Asia/Jakarta
  • Kembali ke Halaman Belakang; Venezuela Jadi Ujian bagi Strategi baru Trump

Pars Today – Strategi baru keamanan nasional pemerintah Trump kembali fokus pada benua Amerika sebagai "halaman belakang", menorehkan babak baru intervensi di Amerika Latin.

Strategi baru keamanan nasional pemerintah Trump yang disebut "Doktrin Monroe", Venezuela menjadi prioritas dan ujuan paling serius untuk "memulihkan kekuatan Amerika".

 

Kembali ke Masa Lalu dengan Pendekatan Baru

 

Surat kabar El País Spanyol dalam sebuah analisis panjang menulis bahwa strategi Trump merupakan kebangkitan modern dari “Doktrin Monroe” abad ke-19, yang memandang Amerika Latin sebagai halaman belakang Washington. Dalam versi Trump dari doktrin ini, kawasan tersebut harus bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam tiga bidang utama: pengendalian migrasi, pemberantasan perdagangan narkoba, dan menghadapi pengaruh Tiongkok. Dokumen ini secara eksplisit membenarkan kehadiran luas dan berkelanjutan Angkatan Laut AS di Karibia.

 

Venezuela: Target Utama dan Titik Kumpul Semua Ancaman

 

Menurut laporan Pars Today, Venezuela berada di pusat strategi baru keamanan nasional pemerintahan Trump, karena dari sudut pandang Washington semua ancaman tersebut berkumpul di sana: sumber daya alam yang besar (terutama minyak), kejahatan terorganisir lintas negara, migrasi massal, rezim ideologis yang berseberangan dengan Barat, serta hubungan dekat dengan Tiongkok dan Rusia. Trump menyebut operasi militer melawan “kapal narkoba”—yang sejauh ini telah menewaskan puluhan orang—sebagai langkah awal, dan memperingatkan bahwa operasi tersebut segera akan diperluas hingga mencakup wilayah daratan Venezuela.

 

Instrumen Tekanan dan Imbalan

 

Strategi baru keamanan nasional pemerintahan Trump, di samping menjanjikan “imbalan” bagi sekutu yang sejalan (seperti bantuan senilai 20 miliar dolar untuk Argentina Milei dan pengurangan tarif bagi El Salvador serta Ekuador), juga memberikan peringatan tegas kepada pemerintah-pemerintah yang menentang.

Dalam dokumen strategi baru keamanan nasional tersebut, ditekankan mengenai “penempatan militer selektif” dan penggunaan “kekuatan mematikan bila diperlukan.”

 

Sementara itu, konsep-konsep seperti demokrasi atau korupsi tidak memiliki tempat dalam dokumen ini, dan kerja sama bahkan dengan pemerintah yang memiliki “orientasi berbeda” tetap diperbolehkan selama mereka bersedia mendukung kepentingan bersama.

 

Tantangan yang Tak Dapat Dibalikkan dari Tiongkok

 

Para analis menekankan bahwa Amerika Serikat bertindak “terlalu terlambat” untuk menghapus pengaruh Tiongkok dari kawasan. Jorge Heine, mantan Menteri Chili, berpendapat bahwa kehadiran ekonomi Tiongkok dalam proyek-proyek seperti Pelabuhan Chancay dan Metro Bogotá bersifat “tidak dapat dibalikkan.”

 

Heine memperingatkan bahwa tekanan Washington untuk memonopoli proyek-proyek bagi perusahaan Amerika justru menempatkan negara-negara di kawasan dalam risiko “kemunduran ekonomi.”

 

Masa Depan yang Tidak Pasti dan Pelajaran Sejarah

 

Ujian besar pertama bagi strategi baru keamanan nasional pemerintahan Trump akan berlangsung di Venezuela. Trump terjebak di antara dua pilihan: tindakan militer yang berisiko memicu kemarahan basis pemilih anti-perang, atau langkah-langkah simbolis yang justru memperkuat rezim Maduro dan merusak janji “membangun kembali kekuatan Amerika.”

 

John Walsh, Direktur Program Andes dan Kebijakan Pemberantasan Narkoba di organisasi non-pemerintah WOLA, memperingatkan bahwa setiap intervensi militer akan mendorong negara-negara lain di kawasan untuk meninjau kembali kedaulatan mereka dan menghidupkan kembali ingatan sejarah tentang intervensi bencana Amerika Serikat. Skenario perubahan rezim di Venezuela, dengan mempertimbangkan pengalaman mahal dan berdarah di Irak, bisa jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan Washington. (MF)