Babak baru Hubungan Iran-Kenya; Titik Balik Diplomasi Tehran di Afrika
https://parstoday.ir/id/news/iran-i181850-babak_baru_hubungan_iran_kenya_titik_balik_diplomasi_tehran_di_afrika
Pars Today – Duta Besar Republik Islam Iran di Kenya mengatakan bahwa hubungan Tehran dan Nairobi memasuki babak baru.
(last modified 2025-12-08T14:04:31+00:00 )
Des 08, 2025 21:02 Asia/Jakarta
  • Babak baru Hubungan Iran-Kenya; Titik Balik Diplomasi Tehran di Afrika

Pars Today – Duta Besar Republik Islam Iran di Kenya mengatakan bahwa hubungan Tehran dan Nairobi memasuki babak baru.

Menurut laporan Pars Today, Ali Gholampour, Duta Besar Republik Islam Iran di Kenya, menekankan bahwa dengan diselenggarakannya putaran ketujuh Komisi Kerja Sama Bersama Iran–Kenya setelah satu dekade, hubungan antara Tehran dan Nairobi telah memasuki fase baru. Ia menyebut pelaksanaan komisi ini sebagai “perkembangan penting” dalam hubungan kedua negara, dengan agenda kerja sama politik, perdagangan, dan budaya.

 

Gholampour menyoroti hubungan ekonomi Iran–Kenya dan menyatakan bahwa para pengusaha Iran dapat berperan dalam ekspor produk industri, peralatan rumah sakit, obat-obatan, pertanian, dan bahan bangunan. Sebaliknya, impor produk pertanian Kenya seperti kopi, bunga, teh, dan daging segar ke Iran juga dimungkinkan.

 

Diplomat Iran itu menambahkan bahwa pihaknya berupaya meningkatkan impor daging segar dari Kenya ke Iran. Ia juga menyinggung kerja sama budaya, dengan menyebut bahwa serial televisi Iran kini ditayangkan di saluran televisi Kenya.

 

Gholampour menyinggung kemenangan tim nasional muda taekwondo Iran dalam kejuaraan dunia yang diselenggarakan di Kenya, dan menyebut keberhasilan ini sebagai “sangat penting”. Ia menekankan bahwa pencapaian olahraga tersebut, di tengah kampanye propaganda negatif, mampu menampilkan citra yang lebih baik tentang Iran.

 

Bukti yang ada menunjukkan bahwa hubungan Iran–Kenya telah memasuki fase baru, dengan perkembangan yang terlihat dalam dimensi politik, ekonomi, budaya, bahkan olahraga.

 

Hubungan Iran–Kenya memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak dekade 1970-an. Setelah berbagai pasang surut, termasuk pemutusan hubungan pada tahun 1977 dan pemulihannya kembali pada tahun 1982, kedua negara senantiasa berupaya meningkatkan tingkat hubungan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama lebih banyak tercermin dalam bidang perdagangan dan budaya.

 

Kenya, sebagai salah satu negara penting di Afrika Timur, memiliki posisi khusus dalam diplomasi Iran di benua Afrika. Sementara itu, Iran dengan kapasitas ekonomi dan ilmiahnya berupaya memperluas kerja sama dengan negara-negara Afrika, termasuk Kenya.

 

Dalam beberapa bulan terakhir, tanda-tanda jelas terlihat bahwa hubungan Tehran–Nairobi telah memasuki fase baru. Salah satunya adalah pertemuan Duta Besar Iran di Kenya dengan Ketua Parlemen negara tersebut pada Maret 2025, di mana ditekankan pentingnya memperkuat kerja sama parlementer, mengaktifkan kelompok persahabatan, dan mengembangkan hubungan dagang.

 

Pertemuan ini juga menjadi landasan bagi kerja sama dalam Konferensi Iran–Afrika yang bertujuan memperkuat hubungan ekonomi dan politik antara Iran dan negara-negara Afrika.

 

Langkah-langkah semacam ini menunjukkan bahwa diplomasi parlementer dan interaksi langsung antar lembaga legislatif kedua negara kini ditempatkan sebagai instrumen penting untuk memperdalam hubungan bilateral.

 

Di sisi lain, penyelenggaraan putaran ketujuh Komisi Kerja Sama Bersama Iran–Kenya setelah jeda selama satu dekade menjadi tanda penting dimulainya fase baru dalam hubungan kedua negara. Komisi ini membahas bidang kerja sama politik, perdagangan, dan budaya, serta menghasilkan sejumlah kesepakatan baru.

 

Dalam bidang ekonomi, Iran berupaya mengekspor produk industri, peralatan rumah sakit, obat-obatan, pertanian, dan bahan bangunan ke Kenya. Sebaliknya, impor produk pertanian Kenya seperti kopi, teh, bunga, dan daging segar ke Iran ditingkatkan.

 

Pertukaran komoditas ini diharapkan dapat membantu diversifikasi pasar kedua negara dan mengangkat hubungan ekonomi dari tingkat terbatas menuju tingkat yang lebih berkelanjutan.

 

Dalam bidang budaya, hubungan Iran–Kenya juga telah memasuki tahap baru. Penayangan serial televisi Iran di saluran TV Kenya menjadi salah satu contoh kerja sama budaya yang dapat membantu masyarakat Kenya mengenal lebih baik budaya dan masyarakat Iran.

 

Langkah semacam ini, selain memperkuat hubungan budaya, juga berkontribusi pada peningkatan citra Iran di opini publik Afrika.

 

Selain itu, kerja sama olahraga—seperti keikutsertaan tim Iran dalam kejuaraan dunia taekwondo di Kenya—menunjukkan adanya kapasitas baru dalam hubungan kedua negara.

 

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa hubungan Iran–Kenya kini sedang mengalami transisi menuju tahap baru yang ditandai dengan perluasan kerja sama multilateral, pendalaman hubungan parlementer, pengembangan pertukaran ekonomi, serta penguatan interaksi budaya dan olahraga.

 

Proses ini tidak hanya bermanfaat bagi kepentingan bersama kedua negara, tetapi juga dapat menjadi model bagi hubungan Iran dengan negara-negara Afrika lainnya. Jika jalur ini dijalankan dengan keseriusan, hubungan Tehran–Nairobi berpotensi meningkat ke tingkat strategis dan memperkokoh posisi Iran di Afrika Timur. (MF)