Keluarga dan Panitia Haul Syahid Soleimani Bertemu Rahbar
Keluarga Syahid Letnan Jenderal Hajj Qassem Soleimani dan panitia haul kesyahidan Komandan Pasukan al-Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ini bertemu dengan Rahbar.
Pertemuan dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei itu berlangsung pada hari Minggu (1/1/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Rahbar menilai upaya meniupkan semangat baru kepada poros perlawanan merupakan pekerjaan yang sangat menonjol dan mendasar yang dilakukan Syahid Qassem Soleimani.
"Jenderal Soleimani dengan kekuatan materi, spiritual, dan semangat perlawanannya, menjaga, mempersenjatai dan menghidupkan fenomena abadi dan menumbuhkan ini di hadapan Rezim Zionis, dan infiltrasi Amerika Serikat serta negara-negara imperialis lain," ujarnya.
Rahbar menganggap kesaksian Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah bahwa Syahid Soleimani adalah manusia yang tak ada duanya dalam perjuangan, merupakan pintu besar untuk memahami substansi kerja keras beliau dalam menghidupkan perlawanan.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung kemajuan yang dicapai rakyat Palestina, dalam menghadapi Zionis, dan prestasi kubu perlawanan di Irak, Suriah dan Yaman.
"Jenderal Soleimani dengan memanfaatkan pengalaman bertahun-tahun dalam Perang Pertahanan Suci ( invasi Irak ke Iran 1980-88) dan konsultasi kawan-kawan seperjuangan, berhasil memperkuat kubu perlawanan dengan bersandar pada fasilitas-fasilitas dalam negeri negara-negara itu," paparnya.
Menurut Rahbar, menghentikan kejahatan kelompok teroris Daesh, dan mencerabut sebagian besar akarnya, merupakan prestasi penting Jenderal Soleimani, dan pada masalah itu Syahid Soleimani berhasil melewati ujian dengan baik.
Pada saat yang sama, Ayatullah Khamenei mengapresiasi aktivitas-aktivitas bernilai Komandan Pasukan Quds, IRGC saat ini yaitu Brigjen Esmail Qaani.
"Seluruh aktivitas perlawanannya merupakan inti strategi Republik Islam Iran, dan merupakan sayap Islam, dan beliau akan melanjutkan gerakan ini pada jalur yang sama," ujar Rahbar.
Di bagian lain paparannya, Ayatullah Khamenei menjelaskan kecintaan masyarakat terhadap Jenderal Soleimani, dan menurutnya kehadiran luas masyarakat di berbagai acara mengenang Syahid Soleimani, adalah buah dari keikhlasan jenderal ini.
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Tahun ini sebagaimana juga tahun sebelumnya, kehadiran rakyat dalam peringatan kesyahidan Jenderal Soleimani akan penuh dengan semangat."
Rahbar juga menekankan pentingnya menghidupkan acara-acara mengenang semua syuhada, dan Jenderal Soleimani adalah yang paling unggul dari semua.
"Ingatan akan syahid dan karakteristik-karakteristik individu serta pekerjaan yang sudah mereka lakukan dengan cara tertentu, harus tetap dihidupkan dengan memanfaatkan berbagai bentuk kesenian," pungkasnya.
Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.
Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.
Menurut pengakuan Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), teror terhadap Soleimani dilakukan atas perintah langsung Presiden Donald Trump. Teror terhadap Komandan Pasukan al-Quds merupakan contoh nyata dari kejahatan perang pemerintah AS dan puncak dari permusuhannya terhadap Republik Islam Iran.
Selama 40 tahun terakhir, pemerintah AS telah melakukan berbagai kejahatan terhadap Republik Islam Iran, di mana di antara kejahatan-kejahatan itu adalah tekanan ekonomi dan sanksi, operasi militer dan kudeta, perang secara tidak langsung, penciptaan kelompok-kelompok teroris, Iranphobia, perang proksi, dan teror terhadap para ilmuwan dan para pejabat Republik Islam.
Teror terhadap Soleimani kembali menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pemerintah Amerika dan kelompok-kelompok teroris di kawasan. Sebab, pejabat senior militer Iran ini memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris terutama teroris takfiri Daesh.
Peran besar Soleimani dalam menumpas kelompok-kelompok teroris di Irak dan Suriah tidak bisa dipungkiri. Surat kabar The Guardian menyebutkan bahwa Soleimani masuk ke dalam daftar 10 tokoh di balik layar yang paling berpengaruh di dunia. Surat kabar itu menulis, Amerika dan Israel telah berulang kali berusaha untuk melenyapkannya.
Majalah Amerika Foreign Policy juga memasukkan Soleimani dalam daftar 10 pemikir terbaik di bidang pertahanan dan keamanan. Tak diragukan lagi bahwa hal itu dikarenakan peran khusus Komandan Pasukan al-Quds IRGC (Pasdaran) dalam menumpas terorisme, terutama di Irak dan Suriah.
Letjen Soleimani adalah orang yang paling efektif dalam menumpas Daesh, Front al-Nusra, al-Qaeda dan kelompok-kelompok teroris lainnya, sehingga dia menjadi incaran terorisme internasional Amerika.
Menurut pengakuan Pentagon, Trump yang memerintahkan secara langsung untuk meneror Soleimani dan Abu al-Muhandis. Langkah Trump ini merupakan bantuan besar Amerika kepada Daesh di Irak.
Soleimani memiliki peran penting dalam membentuk dan memperkuat Poros Muqawama di Asia Barat (Timur Tengah), di mana Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebutnya sebagai "Wajah Internasional Perlawanan".
Poros Muqawama hari ini merupakan pemain yang tidak dapat diingkari di kawasan Asia Barat. Oleh karena itu, Amerika, Arab Saudi, dan Israel tentunya tidak bisa mentolerirnya, sebab, poros ini menentang segala bentuk intervensi asing dan kompromi di kawasan.
Sebagai musuh AS sejak lama, Iran diketahui memiliki banyak opsi untuk menyerang balik AS, baik secara militer maupun dengan cara lain. Puluhan ribu tentara AS di kawasan Teluk Persia masuk dalam jangkauan rudal-rudal Iran.
Iran juga memiliki kemampuan melancarkan serangan siber atau melancarkan serangan proxy terhadap target-target AS di berbagai negara.(RA)