Penekanan Rahbar atas Keharusan Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara
Selama beberapa tahun setelah kemenangan, kemajuan pertahanan Iran dengan bantuan kemampuan ilmiah dan teknologi dalam negeri sampai pada level yang membuat musuh takut dan marah.
Urgensi menjaga dan meningkatkan kemampuan pertahanan bagi setiap negara berbeda, dan mengingat Republik Islam Iran memiliki posisi strategis dan senantiasa menjadi ancaman musuh asing, maka sangat urgen negara ini secara teratur menjaga dan meningkatkan kemampuan pertahanannya.
Sementara itu di kawasan Asia Barat, mengingat beragam krisis politik, kelemahan sejumlah negara serta intervensi asing yang mengobarkan berbagai perang seperti di Suriah, Irak, Afghanistan dan Yaman, ini menunjukkan betapa kawasan ini sangat rentan menghadapi kekerasan dan ancaman keamanan.
Iran setelah kemenangan Revolusi Islam juga memiliki musuh di antaranya Amerika yang berusaha menekan Tehran melalui beragam sarana termasuk militer. Provokasi rezim Baath Irak untuk menyerang Iran dan kemudian meletusnya perang delapan tahun, juga dilancarkan untuk tujuan ini.
Namun demikian perang yang dipaksakan ini malah membuat tekad Republik Islam Iran semakin kuat untuk memproduksi senjata paling modern dan peralatan militer di seluruh sektor pertahanan seperti rudal, drone, udara, laut, darat, anti-udara, radar dan elektronik canggih, dan kini kekuatan pertahanan dan militer Iran menjadi salah satu faktor terbaik menjaga keamanan nasional dan mengamankan perbatasan.
Faktor lain yang mendorong keharusan untuk memperkuat kemampuan dan kekuatan pertahanan Republik Islam Iran adalah upaya musuh seperti rezim Zionis Israel dan juga rival dan kekuatan regional lainnya dalam memperkuat kekuatan militernya, di mana peningkatan anggaran militer mereka menunjukkan upaya ini.
Misalnya, data SIPRI mengunjukkan rezim Zionis pada tahun 2021 menetapkan anggaran militernya sekitar 25 miliar dolar, yakni empat kali lipat dari anggaran pertahanan Iran. Arab Saudi juga menganggarkan 55 miliar dolar untuk militernya, yakni setara delapan kali lipat dari bujet pertahanan Iran di tahun 2022.
Sementara Iran yang tercatat sebagai negara terpadat ke-17 dan negara ke-18 terluas dunia termasuk negara yang anggaran militernya terendah di kawasan Asia Barat, tapi musuh berusaha mengubah peningkatan kemampuan pertahanan Iran sebagai alat untuk menyebarkan Iranofobia di kawasan dan dunia, karena faktanya kekuatan pertahanan Iran menghalangi perealisasian tujuan kolonialisme mereka di Iran dan kawasan.
Wajar bahwa saat ini kekuatan pertahanan menjadi salah satu pilar kekuatan nasional yang sangat vital untuk menjaga keamanan dan pertahanan negara. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei berulang kali menekankan poin penting ini bahwa kemampun pertahanan ini sangat urgen untuk mencegah ancaman dan juga menjaga keamanan negara.
Ayatullah Khamenei pada hari Rabu (15/2/2023) seraya mengisyaratkan serangan dan syubhat berulang musuh terkait tidak pentingnya kemempuan militer Iran dan mengatakan, "Pertama, negara yang memiliki banyak musuh ini harus memikirkan diri dan rakyatnya, sama seperti hari-hari pertama revolusi, ketika kita menyadari sekelompok orang berencana menjual jet tempur F-14, kita dengan mengadakan wawancara dan membongkarnya, serta gerakan tersebut akhirnya gagal.... Berdasarkan akal dan syariah, kami telah memperhatikan aspek pertahanan dan berdasarkan al-Qur'an, kami akan berusaha sebaik mungkin di bidang ini di masa depan."