Iran dan Aljazair Berusaha Perluasan Kerja Sama Bilateral
Menteri Luar Negeri Iran mengonfirmasi upaya Tehran-Aljir untuk memperluas hubungan di berbagai sektor diplomatik, ilmu dan teknologi, pertanian serta peralatan medis.
Menteri Luar Negeri Aljazair, Ahmed Attaf yang berkunjung ke Tehran, hari Sabtu (8/8/2023) disambut sejawatnya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian di Kementerian Luar Negeri Iran.
Menurut laporan Iranpress, Hossein Amir-Abdollahian usai bertemu dengan Ahmed Attaf, kepada wartawan seraya menjelaskan bahwa hubungan Tehran-Aljir berada di jalur yang benar, menambahkan, kedua negara senantiasa memiliki dialog kuat di tingkat politik, dan jalur ini akan terus dilanjutkan.
"Selama pembicaraan dengan menlu Aljazair disepakati bahwa kedua negara akan melakukan langkah pembebasan visa politik, dan kemudian akan disusul dengan pembebasan visa biasa," tambah Amir-Abdollahian.
Amir-Abdollahian juga mengisyaratkan kesepakatan Iran dan Aljazair untuk menyelenggarakan pertemuan komite yang menindaklanjuti Komisi Tinggi Bersama kedua negara. Ia menambahkan, komisi ini akan digelar di tingkat wakil pertama presiden Iran dan perdana menteri Aljazair.
Kepala lembaga kebijakan luar negeri Iran lebih lanjut seraya mengisyaratkan langkah bermanfaan Aljazair di tingkat kawasan dan Afrika, khususnya terkait transformasi Sudan mengatakan, di antara kekhawatiran bersama Tehran dan Aljir adalah krisis Sudan, dan pengumuman gencatan senjata segera di negara ini.
Menlu Aljazair seraya mengisyaratkan kepuasannya atas kunjungannya ke Iran mengatakan, pembicaraan pejabat kedua negara akan memberi geliat lebih besar pada hubungan bilateral.
Attaf menilai hubungan Aljazair dan Iran memiliki kapasitas pengembangan lebih besar di bidang perdagangan, ekonomi dan investasi.
Seraya menghargai upaya Iran untuk keanggotaan Aljazair di Dewan Keamanan PBB, diplomat Aljazair menambahkan, "Selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran dibicarakan berbagai isu terkait krisis hubungan internasional saat ini sebagai akibat dari perang di Ukraina, tindakan kolonial di Palestina dan Sahara Barat, dan masalah serta tantangan perang di Yaman, Sudan dan Libya."
Menlu Aljazair juga mengaku optimis bahwa langkah penting Iran dan Arab Saudi untuk memulai kembali hubungannya akan memperkuat konvergensi antara negara-negara kawasan dalam melawan berbagai tantangan yang ada.(MF)