4 Juta Peziarah Arbain dari Iran Masuk ke Irak
Kepala Komando Kepolisian Republik Islam Iran (Faraja) Bridadir Jenderal Ahmad-Reza Radan mengatakan, sekitar empat juta peziarah telah melewati perbatasan Iran ke Irak untuk menghadiri acara Arbain.
"Sejauh ini sekitar 4 juta peziarah telah melakukan perjalanan ke Irak dari perbatasan darat dan udara Republik Islam Iran untuk ziarah Arbain, dan sejauh ini pula, lebih dari 2,5 juta peziarah telah kembali ke Republik Islam Iran," kata Radan di sela-sela kunjungannya ke perbatasan Shalamcheh, Rabu (6/9/2023).
Dia menambahkan, perbatasan Shalamcheh merupakan perbatasan masuk dan keluar kedua bagi peziarah setelah perbatasan Mehran.
Menurutnya, sekitar 1 juta peziarah telah melewati perbatasan Shalamcheh masuk ke Irak, dan sekitar 670-700 ribu peziarah telah kembali ke Tanah Air melalui perbatasan ini.
Jutaan peziarah dari berbagai kota dan daerah di Irak dan negara-negara Muslim, terutama dari Republik Islam Iran mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain.
Arbain jatuh pada tanggal 20 Safar, yang tahun ini bertepatan dengan hari Rabu, 6 September 2023. Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia memperingati Arbain sebagai bentuk kecintaan kepada keluarga Rasulullah SAW.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.
Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.
Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.
Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)