Des 02, 2023 19:48 Asia/Jakarta
  • COP 28 UEA
    COP 28 UEA

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Protes Partisipasi Pejabat Zionis, Raisi Tidak Menghadiri KTT COP28 Dubai.

Masih ada sejumlah isu penting lainnya dari Iran seperti;

  • Perwakilan Israel Hadir, Delegasi Iran Tinggalkan Pertemuan Perubahan Iklim
  • Rahbar: Angkatan Laut Iran, Harus Menjadi Angkatan Strategis
  • Komandan AL IRGC: Kapal Induk AS Masuk Teluk Persia setelah Diinterogasi
  • Panglima Angkatan Bersenjata Iran: Kehancuran Rezim Zionis Semakin Jelas
  • Menhan Iran: Negara Asing Sebaiknya Tinggalkan Kawasan Asia Barat
  • Menlu Iran: Dukungan Yaman atas Gaza dan Tepi Barat Patut Diapresiasi

Protes Partisipasi Pejabat Zionis, Raisi Tidak Menghadiri KTT COP28 Dubai

Presiden Republik Islam Iran tidak akan berpartisipasi dalam konferensi iklim UEA sebagai protes terhadap kehadiran pejabat Zionis di sana.

Menurut laporan Iran Press, Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan perubahan iklim PBB di UEA karena mengundang para pejabat kriminal rezim Zionis.

Presiden Raisi

Sementara Ali Akbar Mehrabian, Menteri Energi Iran berangkat ke Uni Emirat Arab untuk berpartisipasi dalam pertemuan ini.

Menteri Energi akan memberikan pidato pada pertemuan puncak tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari UEA mengkritik negara tersebut karena mengundang pemimpin rezim Zionis ke KTT COP28.

Menurutnya, Dengan pemahaman bahwa KTT COP28 diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diketuai oleh UEA, kehadiran para pejabat rezim penjajah Zionis dalam KTT ini patut mendapat pertimbangan serius mengingat kejahatan perang dan genosida yang dilakukan rezim Zionis baru-baru ini.

Merujuk pada perjalanan Isaac Herzog, surat kabar Jerusalem Post  mengumumkan bahwa ia bermaksud menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkuat posisi Israel dan memberikan landasan bagi pembebasan tahanan Israel dalam pertemuannya dengan para pejabat yang hadir.

COP28 adalah rapat tahunan PBB untuk membahas isu iklim. Tahun ini adalah pertemuan ke-28. Para pemimpin dunia membahas cara membatasi dan mempersiapkan diri untuk perubahan iklim di masa depan. Konferensi itu akan diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), sejak 30 November hingga 12 Desember 2023.

Pemerintah UEA mengundang presiden rezim Zionis untuk berpartisipasi dalam konferensi ini, sementara rezim ini telah membunuh lebih dari 15 ribu orang selama perang 50 hari terhadap Gaza.

Perwakilan Israel Hadir, Delegasi Iran Tinggalkan Pertemuan Perubahan Iklim

Delegasi Republik Islam Iran yang dipimpin oleh menteri energi meninggalkan lokasi pertemuan internasional perubahan iklim (COP28).

Menurut laporan Iran Press, Menteri Energi Iran, Ali Akbar Mehrabian, Kamis (30/11/2023) sebagai utusan presiden Iran dan bersama delegasi diplomatik bertolak ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk menghadiri Konferensi Internasional Perubahan Iklim (COP28).

Ali Akbar Mehrabian

Setelah delegasi rezim Zionis Israel hadir di pertemuan ini, menteri energi Iran langsung meninggalkan pertemuan.

Mehrabian ketika meninggalkan ruan pertemuan mengatakan, "Sekitar 150 pemimpin negara diundang untuk menghadiri COP28, di mana evaluasi menunjukan bahwa ada sejumlah tamu undangan termasuk pejabat Israel yang akan absen di konfereni ini."

"Delegasi Republik Islam Iran bermaksud menggunakan kesempatan menghadiri konferensi internasional Konvensi Perubahan Iklim karena pentingnya konferensi ini untuk menjelaskan kondisi, bernegosiasi dengan otoritas dan delegasi dari berbagai negara dan membela bangsa Palestina yang tertindas, tetapi pada hari pidato para pemimpin dan pejabat negara, berita yang dipublikasikan menunjukkan kunjungan pemimpin rezim Zionis ke kota tempat konferensi perubahan iklim (Cop28) akan diadakan dan menghadiri pertemuan ini," papar Mehrabian.

Lebih lanjut Mehrabian menjelaskan, oleh karena itu, delegasi Republik Islam Iran mempertimbangkan kehadiran rezim Zionis palsu yang bersifat politis, bias dan tidak relevan dalam konferensi perubahan iklim yang diadakan dengan fokus mengevaluasi kinerja dan kemajuan komunitas internasional dalam menghadapi krisis iklim perubahan iklim global, bertentangan dengan tujuan dan pedoman konferensi ini, dan meninggalkan tempat konferensi sebagai bentuk protes.

Bersamaan dengan kehadiran pimpinan rezim Zionis di UEA untuk berpartisipasi dalam KTT perubahan iklim, gelombang baru serangan Zionis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dimulai dan kejahatan di Tel Aviv kembali terjadi.

COP28 adalah pertemuan iklim tahunan PBB yang ke-28, di mana pemerintah membahas cara-cara untuk membatasi dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan iklim di masa depan.

COP adalah kepanjangan dari Conference of the Parties (Konferensi Para Pihak), dan anggota peserta di pertemuan ini adalah penandatangan Konvensi PBB terkait perubahan iklim di tahun 1992.

Rahbar: Angkatan Laut Iran, Harus Menjadi Angkatan Strategis

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, mengatakan harus diupayakan agar Angkatan Laut Republik Islam Iran, menjadi angkatan strategis yang komprehensif.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (28/11/2023) melakukan pertemuan dengan Komandan Angkatan Laut Militer Iran, dan jajaran pimpinan AL, dalam rangka memperingati Hari Angkatan Laut Militer Iran.

Rahbar Ayatullah Khamenei

Dalam pertemuan ini Rahbar, menyoroti kapasitas besar yang ada di tubuh Angkatan Laut Militer Iran, terutama kapasitas untuk membantu menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi berbasis kelautan.

"Angkatan Laut Militer Republik Islam Iran, harus diupayakan agar menjadi sebuah angkatan strategis secara menyeluruh," kata Ayatullah Khamenei.

Pada saat yang sama, Rahbar, menyebut tanggal 7 Azar (penanggalan Persia) yang diperingati sebagai Hari Angkatan Laut Militer Iran, sebagai hari bersejarah, dan tak bisa dilupakan.

Ia menerangkan, "Hari Angkatan Laut Militer Iran, harus dikenalkan sebagai hari pengorbanan seluruh personel Angkatan Laut Republik Islam Iran."

Ayatullah Khamenei menilai kemajuan yang dicapai Angkatan Laut Militer Iran, sejak awal Revolusi Islam, sampai sekarang sulit dipercaya, dan menakjubkan.

"Di tahun-tahun pertama Revolusi Islam, kehadiran AL Iran, hingga melampaui perairan negara adalah sesuatu yang tidak bisa dibayangkan, tapi sekarang AL Militer Iran, dengan kekuatan, dan keteguhan, berhasil mengelilingi dunia 360 derajat, dan dengan bangga kembali ke tanah air," imbuhnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menegaskan, "Dulu tak pernah terbayangkan AL Militer Iran, bisa hadir di Laut Kaspia, tapi sekarang bahkan mampu memproduksi kapal perusak di pantai Laut Kaspia, dan dioperasikan di sana."

Di sisi lain, Rahbar menekankan peningkatan kemampuan, dan kesiapan tempur AL Militer Iran, lebih dari sebelumnya, dengan memanfaatkan kapasitas-kapasitas angkatan ini.

Ia menjelaskan, "Salah satu kapasitas AL Militer Iran, yang dapat menciptakan harapan, dan kegembiraan bagi para pemuda Iran, adalah terbukanya kesempatan mengikuti tur 'Rahiyan-e Pishraft' ke pabrik-pabrik untuk menyaksikan capaian-capaian AL Militer Iran."

Hari ini, Selasa (28/11) di Iran, diperingati sebagai Hari Angkatan Laut Militer Iran, mengenang peristiwa heroik para personel kapal peluncur rudal Peykan, di awal Revolusi Islam Iran.

Komandan AL IRGC: Kapal Induk AS Masuk Teluk Persia setelah Diinterogasi

Komandan Angkatan Laut, Koprs Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengatakan, kapal induk Amerika Serikat, memasuki Teluk Persia, melalui Selat Hormuz, setelah menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan Militer Iran.

Laksamana Alireza Tangsiri, Senin (27/11/2023) malam menuturkan, "Orang-orang Amerika, harus bertindak rasional di Teluk Persia, pasalnya ketika masuk kawasan ini, mereka sepenuhnya berada dalam jarak tembak AL IRGC, dan Militer Iran."

Ia menambahkan, "Drone-drone Iran, terbang di atas kapal Amerika, dan memberi peringatan ke helikopter-helikopter Amerika, untuk mendarat di geladak kapal, dan orang-orang Amerika, mematuhinya."

Menurut Komandan AL IRGC, seluruh pergerakan pasukan asing di Teluk Persia, terus diawasi, dan kali ini ketika memasuki kawasan, pasukan AS, lebih patuh dan lebih bekerja sama.

Laksamana Tangsiri, menyebut kehadiran armada tempur AS, di kawasan dilakukan hanya sebagai sarana penyemangat bagi pihak tertentu, bukan untuk menciptakan kekuatan.

"Di hari ketika Iran, menangkap 10 tentara Amerika, di lokasi yang berjarak delapan kilometer dari Pulau Farsi, dua kapal induk Amerika, yang membawa 150 jet tempur, dan lima kapal perusak sudah ada di Teluk Persia," imbuhnya.

Pada 12 Januari 2016, AL IRGC, berhasil menahan 10 marinir AS, yang masuk ke perairan Iran, tanpa izin menggunakan dua perahu boat, di lokasi yang berjarak delapan kilometer dari Pulau Farsi.

Panglima Angkatan Bersenjata Iran: Kehancuran Rezim Zionis Semakin Jelas

Panglima Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran menyinggung dinamika Gaza dengan mengatakan bahwa kehancuran rezim Zionis semakin terlihat jelas.

Letjen Abdul Rahim Mousavi, Panglima Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran

Letjen Abdul Rahim Mousavi, Panglima Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dalam upacara penghormatan kepada mahasiswa dan petugas medis Universitas Ilmu Kedokteran Angkatan Bersenjata Iran hari Minggu (26/11/2023) menunjukkan bahwa operasi badai Al-Aqsa adalah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 75 tahun perjuangan Palestina.

"Operasi ini mempunyai hasil yang sangat penting dan akurat. Hal ini membuktikan prediksi Pemimpin Besar Revolusi Islam bahwa rezim Zionis tidak ada 25 tahun ke depan," ujar Letjen Mousavi.

"Rezim Zionis menganggap dirinya sebagai ras yang unggul, dan para pemimpin negara-negara yang mendukung rezim ini juga mendukung rezim apartheid," tegasnya.

Panglima Angkatan Bersenjata Iran juga mengungkapkan, "Mereka berusaha selama bertahun-tahun untuk membuat Palestina dilupakan dan menjadi normal, dan mereka menyebut strateginya sebagai normalisasi. Namun perang yang terjadi baru-baru ini menjadikan Palestina sebagai isu pertama di dunia, bahkan terjadi di masyarakat negara-negara non-Muslim. Mereka melihat masalah Palestina dengan lebih serius".

Mengenai dukungan membabi buta Amerika Serikat terhadap Israel, Letjen Mousavi menekankan, "Perang ini menyingkap wajah sebenarnya AS dan negara-negara pendukung rezim Zionis. Bagaimanapun, perang ini berujung dengan kekalahan telak rezim Zionis,".

Menhan Iran: Negara Asing Sebaiknya Tinggalkan Kawasan Asia Barat

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, mengatakan bahwa negara-negara asing sebaiknya meninggalkan kawasan Asia Barat.

Brigjen Mohammad Reza Ashtiani, Sabtu (25/11/2023) menuturkan, "Kehadiran Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa, di kawasan Asia Barat, dapat memicu reaksi seluruh kawasan termasuk poros perlawanan."

Ia menambahkan, "Masyarakat kawasan akan menyaksikan Rezim Zionis penjajah dan pembunuh anak ini sepenuhnya runtuh, dan keamanan nyata akan pulih di kawasan."

Menhan Iran menerangkan, "Ketika operasi Badai Al Aqsa, dimulai, Rezim Zionis, kecolongan di berbagai arena, dan sepenuhnya berada di jurang keruntuhan."

Menurut Brigjen Ashtiani, operasi Badai Al Aqsa, secara resmi mendorong Rezim Zionis, di berbagai bidang termasuk politik, militer dan bidang lain, ke arah keruntuhan, dan orang-orang Amerika, merasakan bahaya besar keruntuhan total Israel, maka dari itu mereka datang menolong Zionis, dibantu sejumlah negara Eropa.

Menhan Iran, menyebut kawasan Asia Barat, sebagai kawasan strategis, sensitif dan sangat penting, karena merupakan jalur pengiriman energi.

"Kehadiran AS, dan beberapa negara Eropa, di kawasan Asia Barat, akan memicu reaksi dari seluruh kawasan termasuk dari poros perlawanan, dan negara-negara asing lebih baik meninggalkan kawasan, dan tidak berusaha menciptakan ketegangan," pungkasnya.

Menlu Iran: Dukungan Yaman atas Gaza dan Tepi Barat Patut Diapresiasi

Dalam pertemuan dengan Ebrahim Al-Dailami, Duta Besar Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman di Tehran, Menteri Luar Negeri Iran memuji dukungan Sanaa terhadap rakyat Gaza dan Tepi Barat.

Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian

Menurut laporan Iran Press, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir-Abdollahian, hadir di kedutaan besar Yaman di Tehran pada hari Kamis (30/11/2023) dan menyampaikan apresiasi atas dukungan Sanaa kepada rakyat Palestina yang tertindas selama serangan pengecut rezim Zionis di Gaza.

Amir-Abdollahian lebih lanjut mendukung pembicaraan antara Sanaa dan Arab Saudi dan menyatakan harapan bahwa kesepakatan akhir akan dicapai antara kedua belah pihak.

Ebrahim Al-Dailami, Duta Besar Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman di Tehran juga menyatakan, Kami menganggap kewajiban kami untuk membela rakyat Palestina dan Gaza, dan kami akan terus mendukung Palestina selama diperlukan.

"Keputusan para pemimpin Sanaa untuk terjun ke medan dan menyasar kepentingan rezim Zionis di darat yang diduduki dan laut sejalan dengan keyakinan kuat kami untuk membela rakyat Gaza dan menuntut terciptanya ketenangan dan kestabilan di kawasan," tambah Al-Dailami.

Menurut Ebrahim Al-Dilami, Masyarakat Yaman sangat mencintai perdamaian serta menginginkan perdamaian dan stabilitas di kawasan.

"Pembicaraan antara Sanaa dan Riyadh berada di jalur yang benar dan kami berharap dengan kesepakatan akhir, blokade penuh terhadap Yaman akan dicabut dan hak-hak rakyat Yaman akan terjamin," pungkas duta besar Yaman di Tehran.

 

Tags