Di Tehran, Mendiktisaintek Jelaskan Tujuan Utama Kunker ke Iran
(last modified Wed, 21 May 2025 12:21:08 GMT )
May 21, 2025 19:21 Asia/Jakarta
  • Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. (kanan).
    Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. (kanan).

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. mengunjungi Republik Islam Iran untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-2 Platform Dialog Organisasi Kerja Sama Islam, OKI-15 (OIC-15), yang digelar di Tehran pada Senin, 20 Mei 2025.

Menteri Brian menjelaskan tujuan utama dari kunjungan kerja (kunker) ke Iran tersebut, terutama mengenai tema pertemuan The 2nd Ministerial Meeting of the Organization of the Islamic Cooperation (OIC)-15 Dialogue Platform.

"Terima kasih. Jadi memang kunjungan utama kami datang ke Tehran kali ini, adalah menghadiri pertemuan OIC-15 kedua, yang merupakan pembahasan khusus untuk pendidikan tinggi. Pada pertemuan kedua ini, fokus kita kepada Artificial Intelligence (AI), bagaimana mengoptimalkan penggunaan Artificial Intelligence untuk masyarakat di dunia Islam. Ini sangat penting mengingat populasi negara-negara Islam itu ada 1,8 miliar, sehingga bagaimana dunia Islam ini bisa mempersiapkan diri dengan teknologi AI. Dengan populasi yang sangat besar, kita tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai produsen, dan dengan itu juga hal-hal terkait dengan keaslian sumber-sumber pengetahuan dan lain-lain yang memang secara unique (unik) itu dimiliki dunia Islam, itu tetap terjaga," kata Menteri Brian kepada jurnalis Parstoday, setelah menghadiri Audiensi dengan Mahasiswa Indonesia di Iran, Selasa (20/5/2025).

Mendiktisaintek juga menjelaskan kegiatannya di sela-sela pertemuan OIC-15, termasuk pertemuannya dengan perwakilan-perwakilan dari Kementerian Pendidikan Tinggi negara-negara lain seperti Arab Saudi, Qatar dan juga pertemuan dengan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi Iran Hossein Simaei Sarraf, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, guna memastikan kerja sama dan kolaborasi di bidang riset dan teknologi.

"Yang kedua, berkenaan dengan kunjungan kami, kebetulan kami bertemu dengan beberapa menteri pendidikan tinggi atau menteri riset, atau menteri sains dan teknologi. Kami melakukan pembicaraan-pembicaraan untuk memastikan atau untuk meningkatkan kerja sama-kerja sama di bidang riset dan teknologi. Kemarin kita sempat bertemu dengan perwakilan dari Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi dan Qatar, dan secara khusus tentu dengan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi Republik Islam Iran. Kemarin kami juga sempat diterima secara langsung oleh Presiden Iran. Jadi kita membicarakan bagaimana meningkatkan peran riset, peran inovasi, dan yang lebih penting adalah mendukung industrialisasi," jelas Menteri Brian di Lobi KBRI Tehran.

Presiden Republik Islam Iran Masoud Pezeshkian bertemu Mendiktisaintek Republik Indonesia Brian Yuliarto.

Selain itu, Menteri Brian juga mengunjungi beberapa kampus dan Science Techno Park untuk melihat secara langsung proses hilirisasi hasil riset di Iran dan membicarakan kemungkinan adanya kolaborasi, terutama untuk pengembangan Science Techno Park.

"Hari ini kami juga secara khusus berkunjung ke beberapa kampus dan beberapa Science Techno Park yang ada di Iran. Ini sangat penting karena kami melihat di Iran ini proses hilirisasi hasil riset menjadi industri itu cukup berhasil dengan kondisi kemajuan riset dan sains teknologi yang hampir sama dengan kondisi Indonesia. Jadi kita ingin banyak belajar bagaimana itu bisa berhasil. Beberapa hal tadi sudah kita bicarakan sehingga ke depannya kita berharap akan ada kolaborasi-kolaborasi, terutama untuk pengembangan Science Techno Park yang ada di Indonesia untuk beberapa bidang yang masuk dalam bidang fokus Asta Cita Bapak Presiden," pungkasnya.

Sebelumnya, pada pertemuan OIC-15 Kedua, Mendiktisaintek memaparkan visi strategis Indonesia. Menteri Brian memaparkan mengenai peran krusial Artificial Intelligence (AI) dalam menjawab tantangan pembangunan di sektor pangan, kesehatan, energi, dan hilirisasi sumber daya alam.

Mendiktisaintek juga menjelaskan bagaimana peran AI dapat membantu menawarkan solusi di sektor ketahanan pangan dari isu pertumbuhan populasi dan peningkatan ancaman perubahan iklim. Melalui teknologi pertanian presisi, pesawat nirawak atau drone, dan sensor pintar, para petani mampu memantau kondisi lahan dan tanaman secara waktu nyata.

Pertemuan Tingkat Menteri ke-2 Platform Dialog Organisasi Kerja Sama Islam, OKI-15 (OIC-15)

Selain itu, Menteri Brian menggarisbawahi pentingnya AI dalam memperluas akses layanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau. Dengan telemedisin dan sistem diagnostik pintar berbasis AI, tenaga kesehatan dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan personal.

Sementara di sektor energi terbarukan, Mendiktisaintek mengungkapkan bagaimana AI dapat mengoptimalkan integrasi sumber energi seperti surya, panas bumi, dan angin ke dalam jaringan listrik melalui sistem grid pintar.

Hilirisasi sumber daya alam juga menjadi fokus perhatian. Dia menekankan bahwa dengan dukungan AI, proses pengolahan mineral dan bahan baku lokal dapat dilakukan dengan lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang industri manufaktur nasional yang lebih maju dan kompetitif. (RA)