Des 09, 2023 19:32 Asia/Jakarta
  • Presiden Iran dan Rusia
    Presiden Iran dan Rusia

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, seperti; Menlu Iran Ungkapkan Isi Pertemuan antara Raisi dan Putin.

Selain itu, masih ada isu-isu lainnya seperti;

  • Mayjen Bagheri: Manuver Gabungan Iran-Irak akan Digelar di Perbatasan
  • Ahmadian: Kami Tidak Membatasi Perluasan Hubungan dengan Tetangga
  • Pertemuan Ketua Parlemen Iran dan Presiden Kuba Fokus pada Perluasan Kerja Sama
  • Kanaani Tegaskan Kelompok Perlawanan Tak Terima Instruksi dari Iran
  • Bio-Kapsul Terbaru Iran, Sukses Diluncurkan ke Luar Angkasa

Menlu Iran Ungkapkan Isi Pertemuan antara Raisi dan Putin

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengungkapkan pertemuan selama lima jam antara presiden Iran dan Rusia di Moskow, dengan mengatakan bahwa bagian penting dari perundingan berfokus pada masalah Palestina.

Image Caption

Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran, mengunjungi Moskow hari Kamis dalam perjalanan satu hari atas undangan Vladimir Putin.

Hossein Amirabdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran di akun pribadinya hari Jumat menyinggung kunjungan satu hari Presiden Republik Islam Iran ke Moskow kemarin dengan mengatakan, "Bagian penting dari perundingan difokuskan pada persoalan Palestina,".

"Dalam perbincangan tersebut, presiden Iran dan Rusia menekankan perlunya segera menghentikan perang dan genosida di Gaza dan Tepi Barat, menghentikan migrasi paksa warga Gaza, dan segera membuka perbatasan Rafah untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan secara besar-besaran ke seluruh wilayah Gaza," kata Amirabdollahian.

"Rusia sedang mempertimbangkan untuk mengambil inisiatif mengenai Gaza," tegasnya.

Kepala jawatan diplomatik Iran juga menulis tentang topik lain yang dibahas oleh Raisi dan Putin dalam pertemuan kemarin dengan menjelaskan bahwa peningkatan hubungan bilateral dan kerja sama regional dan internasional terus diupayakan oleh kedua presiden.

Mayjen Bagheri: Manuver Gabungan Iran-Irak akan Digelar di Perbatasan

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran mengatakan manuver militer bersama Iran dan Irak, di perbatasan dua negara akan menciptakan keamanan permanen.

Mayjen Mohammad Bagheri, Minggu (3/12/2023) dalam kunjungannya ke Irak, melakukan pertemuan dengan sejawatnya dari negara itu, Jenderal Abdul Amir Yarallah, di Baghdad.

Image Caption

Dalam pertemuan itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, menyoroti banyaknya kesamaan Iran dan Irak, serta hubungan baik yang terjalin di antara dua bangsa.

"Stabilitas dan keamanan yang baik sudah terwujud di Irak, dan negara ini sedang bergerak di jalur pertumbuhan dan pembangunan," kata Mayjen Bagheri.

Menurut keterangan Mohammad Bagheri, era perang melawan kelompok teroris ISIS, adalah lembaran emas dalam sejarah Iran dan Irak.

Ia menuturkan, "Syahid Letjen Qassem Soleimani, dan Syahid Abu Mahdi Al Muhandis, adalah dua warisan berharga bagi rakyat Iran dan Irak."

Bagheri menambahkan, "Dua negara memiliki pengalaman yang baik, dan berharga dalam perang melawan terorisme, dan keduanya dapat bertukar pengalaman terkait hal ini."

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, menyebut perbatasan panjang dua negara dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kerja sama, dan membawa keuntungan bagi dua negara.

Di sisi lain, Mayjen Bagheri, mengumumkan kesiapan Iran, untuk meningkatkan interaksi militer, pertahanan, pendidikan, manuver militer bersama, serta pertukaran pengalaman dengan Irak.

Ahmadian: Kami Tidak Membatasi Perluasan Hubungan dengan Tetangga

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran dalam pertemuan dengan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Irak menekankan, "Kami tidak membatasi perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga kami."

Ali Akbar Ahmadian

Mohsen Ali Akbar Namdar Al-Mandalawi, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Irak bertemu dengan Ali Akbar Ahmadian, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, pada hari Senin (04/12/2023) dan berdiskusi dengannya tentang masalah kedua negara, perkembangan terkini di kawasan dan situasi di Gaza.

Menurut laporan Iran Press, dalam pertemuan ini, sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menyebut kedalaman hubungan antara kedua negara, dan menekankan perlunya memperluas kerja sama perdagangan dan ekonomi antara Tehran dan Baghdad serta berusaha menghilangkan hambatan yang ada.

Ahmadian mengungkapkan harapannya dengan memuji sikap Irak yang jelas dan konsisten dalam mengutuk rezim Zionis yang membunuh anak-anak dan menghadapi kejahatan rezim ini, terutama undang-undang kriminalisasi yang menormalisasi hubungan dengan penjajah Zionis, serta resolusi parlemen Irak yang mengusir tentara Amerika Serikat.

Menurutnya, Keinginan bangsa Irak untuk memutus tangan asing dari sumber daya keuangan dan ekonomi Irak harus diwujudkan sesegera mungkin.

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menyatakan, Menjadikan perjanjian keamanan antara Iran dan Irak menjadi undang-undang di parlemen, mengingat larangan menyerang wilayah negara tetangga dalam konstitusi Irak, dapat menjadi langkah yang sangat penting dan efektif dalam membangun stabilitas dan keamanan berkelajutan di perbatasan kedua negara.

Mengacu pada hubungan hangat dan jangka panjang antara kedua negara, wakil ketua parlemen Irak mengatakan, Parlemen dan pemerintah Irak akan berusaha menghilangkan hambatan perdagangan, keuangan dan ekonomi antara kedua negara sambil sepenuhnya siap untuk lebih memperluas hubungan dengan Republik Islam Iran.

Al-Mandalawi menganggap undang-undang pengusiran tentara Amerika sebagai tuntutan atas hak bangsa Irak dan menambahkan, Kami akan menindaklanjuti penerapan penuh undang-undang ini.

Pertemuan Ketua Parlemen Iran dan Presiden Kuba Fokus pada Perluasan Kerja Sama

Ketua Parlemen Republik Islam Iran melakukan pertemuan dengan Presiden Kuba dan keduanya menekankan perluasan kerja sama bilateral.

Dalam pertemuan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel dengan Mohammad Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran, ditekankan mengenai penguatan kerja sama di bidang kesehatan, berbasis pengetahuan, pertanian, jasa konstruksi, teknologi, perdagangan dan pariwisata dengan memperkuat hubungan parlemen.

Image Caption

Presiden Kuba tiba di Tehran pada hari Ahad (03/12/2023) malam untuk bertemu dan berkonsultasi dengan pejabat tinggi Republik Islam Iran.

Menurut laporan IRIB, dalam pertemuan dengan Presiden Kuba, Ghalibaf mengatakan, Iran dan Kuba adalah dua negara revolusioner yang telah berjuang melawan penindasan, masalah anti-hak asasi manusia dan dualisme di dunia selama bertahun-tahun serta berada dalam arah yang sama dan perlu memperkuat hubungan ini di masa depan, dan mengembangkan hubungan di berbagai bidang.

Mengacu pada kejahatan yang terjadi di Gaza, yang tidak diragukan lagi dikelola oleh Amerika, ketua Parlemen Iran mengatakan, Kedua negara harus memperhatikan masalah politik dan militer yang terjadi di Palestina dan orang-orang yang yang dibantai, dan dalam hal ini Kerja sama antara pemerintah, parlemen dan masyarakat kedua negara sangat penting.

Dalam pertemuan ini, Presiden Republik Kuba juga mengatakan, Kuba mengutuk sanksi sepihak terhadap Iran dan selalu mendukung hak Iran untuk menentukan nasibnya sendiri dan mencapai tujuannya melalui penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai. Di sisi lain, kami dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada Iran karena mendukung resolusi PBB yang mengecam sanksi terhadap Kuba.

Diaz-Canel menambahkan, Kami mengucapkan selamat kepada keanggotaan Iran di BRICS dan sangat penting bagi Iran untuk memainkan peran kepemimpinan dalam kelompok ini sehingga dapat melawan hegemoni dan dominasi Amerika.

Sekaitan dengan masalah Palestina, Presiden Kuba menyatakan bahwa Havana mengutuk kejahatan tersebut seraya mengatakan, Hampir setiap hari di berbagai tempat di Kuba, diadakan demonstrasi untuk mendukung bangsa Palestina.

Kanaani Tegaskan Kelompok Perlawanan Tak Terima Instruksi dari Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menjawab tuduhan pemerintah Inggris, terkait keterlibatan Iran, dalam serangan ke kapal-kapal Israel, di Laut Merah.

Nasser Kanaani, Selasa (4/12/2023) menegaskan bahwa kelompok-kelompok perlawanan di kawasan tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran.

Ia menambahkan, "Tuduhan ini adalah bagian dari upaya Inggris, untuk membalikkan fakta di kawasan Asia Barat, dan menjelaskan pengaruh pihak ketiga termasuk Rezim Zionis, terhadap pemerintah Inggris."

Image Caption

Pada saat yang sama, Kanaani mengecam sikap dan tindakan sebagian pejabat Inggris, yang menjadi penyebab ancaman bagi perdamaian, dan stabilitas kawasan serta dunia.

"Kelompok-kelompok perlawanan di kawasan untuk melawan, dan membalas kejahatan perang serta genosida Israel, tidak menerima perintah dari Republik islam Iran," ujarnya.

Kanaani menyarankan supaya Inggris, mengecam kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, daripada melemparkan tuduhan-tuduhan tak berdasar ke negara lain.

Inggris juga, imbuhnya, harus mengerahkan upaya untuk menghentikan kejahatan perang Rezim Zionis, terhadap warga sipil, perempuan, dan anak-anak Palestina, serta membuka kesempatan penyaluran bantuan kemanusiaan sesuai hukum internasional.

Sebelumnya Kemlu Inggris, mengecam serangan ke kapal-kapal Israel, di Laut Merah, dan mengulang tuduhan tak berdasar bahwa Iran, terlibat serta bertanggung jawab atas serangan ini.

Bio-Kapsul Terbaru Iran, Sukses Diluncurkan ke Luar Angkasa

Beberapa jam yang lalu, Iran, berhasil meluncurkan bio-kapsul terbaru miliknya ke luar angkasa menggunakan mesin peluncur buatan dalam negeri, Salman.

Fars News Agency, Rabu (6/12/2023) melaporkan, dalam rangka merealisasikan program pemerintah periode ke-13, di berbagai bidang industri antariksa, dan membuktikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bidang astrobiologi, Iran meluncurkan bio-kapsul terbaru ke luar angkasa.

Bio-kapsul bermuatan ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi untuk menciptakan peta jalan proyek pengiriman manusia ke ruang angkasa, dalam rangka mengembangkan, dan meraih teknologi-teknologi yang dibutuhkan di bidang ini, diluncurkan ke orbit berjarak 130 kilometer di atas permukaan bumi.

Peluncuran sukses bio-kapsul berbobot 500 kilogram ini akan membantu uji coba pengembangan berbagai bidang teknologi proyek pengiriman ke ruang angkasa termasuk peluncuran, pemulihan, sistem-sistem pengendali kecepatan, dan sistem pelindung, proyek aerodinamika kapsul, dan payung, sistem-sistem terkait kontrol, dan monitoring kondisi biologi.

Mesin peluncur bio-kapsul ini adalah Salman, versi pertama dari kelas peluncur yang mampu meluncurkan bio-kapsul berbobot setengah ton, dan memiliki banyak keunggulan serta kecanggihan di bidang tenaga penggerak, aerodinamika, dan kontrol.

Bio-kapsul terbaru, dan buatan dalam negeri Republik Islam Iran, tersebut diluncurkan oleh Organisasi Industri Antariksa, Kementerian Pertahanan Iran.

 

Tags