Pertemuan Ribuan Warga Kerman dengan Rahbar
Ribuan warga Kerman, Republik Islam Iran bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Pertemuan berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, Sabtu (23/12/2023). Pertemuan ini diadakan bertepatan dengan peringatan kesyahidan Letnan Jenderal Haji Qassem Soleimani, Komandan Pasukan al-Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Letjen Soleimani gugur pada 3 Januari 2020, ketika melakukan kunjungan ke Irak atas undangan resmi pihak berwenang negara ini.
Dia bersama Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Ketua Al Hashd Al-Shaabi dan delapan orang lainnya menjadi sasaran serangan udara pasukan Amerika Serikat di dekat bandara Bagdad.
Dalam pertemuan tersebut, Ayatullah Khamenei menjelaskan urgensitas prinsip, dan logika pemilu di Republik Islam Iran.
"Republik dan Islam, struktur keduanya tergantung pada pemilu, pasalnya tidak ada jalan lain untuk merealisasikan Republik dan demokrasi, serta kedaulatan rakyat dalam pengelolaan negara, kecuali dengan pemilu," jelasnya.
Menurut Rahbar, tidak adanya pemilu dapat memunculkan diktatorisme, kekacauan, ketidakamanan dan kerusuhan, dan ia mengkritik orang-orang yang mematahkan semangat masyarakat terhadap pemilu dengan berbagai cara.
"Pemilu adalah satu-satunya metode yang benar, dan hakiki yang mampu menjamin kedaulatan nasional rakyat sebuah negara," imbuhnya.
Ayatullah Khamenei juga mengkhususkan pembahasan pada dimensi internasional, dan Islam, masalah Gaza.
"Peristiwa di Jalur Gaza, punya dua sisi yang luar biasa, dari sisi Rezim Zionis, karena penumpahan darah, kejahatan, pembunuhan anak-anak, kekejian, kekejaman, dan menjatuhkan bom penghancur bungker ke rumah sakit dan para pasien, tidak pernah terjadi sebelumnya, dan dari sisi rakyat dan pejuang Palestina, karena tidak pernah kita saksikan kesabaran, ketabahan, perlawanan dan aksi yang membuat musuh gila, seperti rakyat Gaza," tuturnya.
Rahbar menambahkan, "Meskipun tidak memiliki air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar, tapi rakyat Gaza, layaknya gunung, tegak berdiri, dan keteguhan menolak untuk menyerah telah membuat mereka menang, karena Allah Swt, bersama orang-orang sabar, sebagaimana tanda-tanda kemenangan nampak hari ini."
Ayatullah Khamenei menyebut ketidakmampuan Rezim Zionis, mengalahkan perlawanan Gaza, meski memiliki berbagai macam fasilitas dan peralatan, merupakan sisi penting lain dalam peristiwa ini.
"Kekalahan Rezim Zionis, dalam peristiwa ini adalah juga kekalahan Amerika Serikat, dan sekarang di dunia ini tidak ada seorang pun yang membedakan antara Rezim Zionis dengan AS, dan Inggris, semua tahu mereka adalah satu," ujarnya.
Rahbar menyebut beberapa kali veto terhadap draf resolusi Dewan Keamanan PBB, untuk gencatan senjata, dan penghentian pemboman adalah langkah memalukan pemerintah AS, dan merupakan kerja sama negara ini dengan Rezim Zionis, untuk menjatuhkan bom terhadap anak-anak, perempuan, orang lanjut usia, pasien, dan masyarakat tak berdaya lainnya.
"Memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok perlawanan Palestina, adalah kewajiban kita semua, dan membantu Rezim Zionis, adalah kejahatan dan pengkhianatan," tegasnya.
Ayatullah Khamenei, menilai upaya mencegah sampainya barang, minyak dan bahan bakar ke Rezim Zionis, yang tak segan-segan menutup aliran air untuk rakyat Gaza, adalah kewajiban negara-negara Muslim.
"Hari ini nurani dunia terluka. Masyarakat di AS, dan Eropa, turun ke jalan, dan beberapa tokoh politik serta pimpinan universitas dan ilmuwan mereka memprotes dukungan Washington, terhadap Rezim Zionis, tapi meskipun demikian beberapa negara tetap melanjutkan bantuan atas Rezim Zionis," papar Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menegaskan, "Tidak diragukan kemenangan adalah milik kubu kebenaran, dan Rezim Zionis, akan tumbang. Kami berharap Anda para pemuda menyaksikan masa depan tak terbantahkan ini." (RA)