Rahbar: Revolusi Islam adalah Buah dari Sambutan atas Seruan Nabi Saw
(last modified Thu, 08 Feb 2024 20:19:34 GMT )
Feb 09, 2024 03:19 Asia/Jakarta
  • Rahbar di hari Mab\\\'ats 2024
    Rahbar di hari Mab\\\'ats 2024

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, menyebut Revolusi Islam Iran, adalah buah dari sambutan dan penerimaan atas seruan Bi'tsah (pengangkatan Nabi Muhammad Saw).

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (8/2/2024) dalam peringatan hari Mab'ats (pengangkatan Nabi Muhammad Saw) melakukan pertemuan dengan para pejabat negara, duta besar negara asing, perwakilan negara-negara Muslim, dan sejumlah lapisan masyarakat Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dalam pertemuan ini menyampaikan selamat atas hari Mab'ats kepada rakyat Iran, dan seluruh umat Islam, dunia, dan menyebut Mab'ats, sebagai peristiwa sejarah paling besar, dan paling diberkahi.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Dengan pengangkatan Nabi Muhammad Saw, maka formula sempurna, paripurna, pamungkas, dan abadi dari kebahagiaan dunia serta akhirat manusia, ditunjukkan."

Dalam pertemuan itu, Rahbar, mengatakan, "Setelah itu rakyat Iran, berkat bantuan Allah Swt, melanjutkan langkahnya di jalan yang benar, dan selama sambutan atas seruan Nabi, berlanjut, maka pertumbuhan dan kemajuan akan tercapai, bukan hanya pertumbuhan maknawi dan ukhrawi, tapi juga duniawi."

Ayatullah Khamenei menyinggung penyebarluasan kezaliman, dan pelanggaran hak di dunia hari ini, dan menilai kebebasan dari kondisi ini, dan pemulihan kehidupan masyarakat dunia hanya dapat diraih melalui penerimaan seruan Nabi, dan pemanfaatan petunjuk Nabi dalam penyucian diri, dan pendidikan.

"Tanggung jawab kita adalah membangun diri, dan menunjukkan bahwa pengelolaan Iran, berdasarkan teladan Islam, yang dalam hal ini kita sudah meraih sejumlah keberhasilan, dan berpengaruh di dunia, namun terkadang kita melakukan kelalaian sehingga tidak mencapai hasil," paparnya.

Menurut Rahbar, menyambut dan menerima seruan Bi'tsah Nabi Muhammad Saw, menyebabkan pertumbuhan, dan kebahagiaan dunia serta akhirat bagi umat manusia.

Ia menerangkan, "Musibah di Gaza adalah musibah umat manusia, dan musibah ini menunjukkan bahwa sistem global yang berlaku saat ini sepenuhnya batil, tidak bisa dilanjutkan, dan akan binasa."

Ayatullah Khamenei menganggap pemboman rumah sakit-rumah sakit, dan pembantaian lebih dari 27.000 warga Gaza, telah menciptakan cela bagi kebudayaan dan peradaban Barat.

"Penyokong semua kejahatan ini adalah uang, senjata, dan bantuan-bantuan politik Amerika Serikat, dan sebagaimana diakui sendiri oleh Rezim Zionis, tanpa senjata AS, rezim ini tidak akan mampu bertahan bahkan untuk sehari, maka dari itu AS, juga penjahat, dan bertanggung jawab atas peristiwa pahit ini," imbuhnya.

Rahbar menegaskan bahwa jalan untuk mengakhiri krisis Gaza, adalah menyingkirkan kekuatan-kekuatan besar dunia, dan para pendukung Barat, dari peristiwa ini.

Ia melanjutkan, "Para pejuang Palestina, sendiri mampu mengendalikan medan pertempuran sebagaimana sampai hari ini kita saksikan, mereka tidak menerima pukulan telak karena berhasil mengelola arena pertempuran."

Ayatullah Khamenei juga menekankan kewajiban pemerintah negara-negara dunia untuk memberikan bantuan politik, penyiaran, persenjataan dan tidak mengirim barang-barang kebutuhan ke Rezim Zionis.

"Kewajiban masyarakat negara-negara dunia adalah memberikan tekanan kepada pemerintah-pemerintah mereka untuk melaksanakan tugas besar ini," pungkasnya. (HS)