Wamenhan Iran: Pemuda Kami Arsitek Utama Industri Pertahanan
(last modified 2024-08-29T11:05:48+00:00 )
Aug 29, 2024 18:05 Asia/Jakarta
  • Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Sayid Hujjatullah Qureshi.
    Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Sayid Hujjatullah Qureshi.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Sayid Hujjatullah Qureshi mengatakan, industri pertahanan Republik Islam telah menjadi industri yang sepenuhnya pribumi dan mandiri dengan mengandalkan kekuatan internal dan inovasi melalui desain dan pembuatan peralatan militer.

Parstoday – Brigjen Qureshi menegaskan hal itu dalam upacara peringatan Hari Industri Pertahanan Republik Islam Iran, Kamis (29/8/2024).

"Saat ini, kemajuan dan kemandirian dalam industri pertahanan telah menjadi salah satu pencapaian terpenting Revolusi Islam meskipun ada penerapan pembatasan terberat dan sanksi ilegal dan tidak adil," tegasnya.

Dia manambahkan, sebelum kemenangan Revolusi Islam, Angkatan Bersenjata Iran sepenuhnya bergantung pada Barat, baik secara strategis maupun dalam hal peralatan.

"Setelah melewati empat dekade upaya, tekad dan kepercayaan pada kapasitas dan bakat nasional para pemuda Iran, desain dan pembuatan peralatan militer telah menjadi industri yang sepenuhnya pribumi dan lokal," tuturnya.

Menurutnya, pencapaian kemampuan tersebut telah mengubah Republik Islam Iran menjadi aktor yang aktif dan tegas di kawasan.

"Kemajuan Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran di bidang rudal, udara, pertahanan udara, laut, luar angkasa, elektronik, perang elektronik, siber dan bidang-bidang lainnya saat ini tidak hanya mengarah pada swasembada dalam menyediakan peralatan militer dan senjata yang dibutuhkan oleh Angkatan Bersenjata Iran, tetapi juga mengubah Republik Islam Iran menjadi salah satu negara pengekspor produk dan teknologi pertahanan," jelasnya.

Brigjen Qureshi lebih lanjut menyinggung perkembangan regional dan internasional, dan mengatakan, dunia sedang melalui kondisi militer yang paling rumit dan berada di ambang ancaman yang besar dan mengejutkan.

Menurutnya, di antara tanda-tanda perubahan sistem keamanan dunia adalah menurunnya kekuatan Amerika Serikat, beralihnya paradigma kekuatan politik dan ekonomi dari hegemoni Barat ke munculnya kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi yang mandiri, persaingan geostrategis kekuatan-kekuatan dunia dan meluasnya perang proksi serta terorisme sebagai alat kebijakan luar negeri di beberapa negara.

Wamenhan Iran menuturkan, Amerika dan negara-negara arogan berusaha mencapai tujuan-tujuan mereka dengan menciptakan krisis buatan dan menciptakan perang proksi dengan mengorbankan pihak lain, seperti yang kita saksikan saat ini di Suriah, Irak, Afghanistan, Eropa Timur dan Asia.  

"Tentu saja, hasil dari intervensi dan agresi Amerika akan mengarah pada perluasan ideologi perlawanan dan pengembangan arena-arenanya serta terciptanya aliansi dan persatuan antarbenua dan terbentuknya kutub kekuatan baru dan blok-blok anti-hegemonik di dunia untuk kemerdekaan yang lebih besar tanpa memandang agama, ras dan geografi," ujarnya.

Pada akhir pernyataannya, Brigjen Qureshi menekankan pentingnya kerja sama antar negara sahabat, dan mengatakan, yang penting dalam hal ini adalah upaya bersama negara-negara merdeka untuk menciptakan harmoni dan konvergensi melawan sistem tidak adil yang ada saat ini dan mempercepat gerakan menuju kemajemukan, dan pendirian sistem yang adil didasarkan pada multilateralisme. (RA)

Tags