Sep 07, 2024 15:30 Asia/Jakarta
  • Dari Pemikiran Abad ke-19 hingga Tekanan Perang Ukraina, Kelanjutan Reaksi terhadap Ketegangan Rusia di Iran Utara

Wakil Ketua Majelis Syura Islami Iran menasihati Rusia dan Republik Azerbaijan untuk menghormati perbatasan internasional, dan menekankan bahwa Republik Islam Iran tidak menerima perubahan perbatasan.

Ali Nikzad, Wakil Ketua Majelis Syura Islami Iran menekankan bahwa kebijakan strategis Republik Islam Iran mengenai perbatasan bersifat tetap dan berdasarkan kepentingan nasional, serta menyarankan Rusia dan Republik Azerbaijan untuk menghormati perbatasan internasional.

Menurut Pars Today, Nikzad di jejaring sosial X menulis:

Kebijakan strategis Republik Islam Iran mengenai perbatasan, tetangga dan koridor bersifat tetap dan didasarkan pada kepentingan nasional. Sebagaimana yang saya tekankan pada pertemuan parlemen terakhir di Baku, kami tidak menerima perubahan perbatasan. Saran saya kepada Rusia dan Azerbaijan menghormati perbatasan.

Mehdi Sobhani, Duta Besar Iran untuk Armenia hari Jumat menekankan bahwa mimpi mengenai koridor imajiner Zangezur tidak akan pernah bisa ditafsirkan.

Sabhani dalam wawancara dengan wartawan mengatakan, "Posisi kami mengenai pencabutan blokade cukup jelas. Kami tidak menentang penghapusan blokade, namun semua penghapusan blokade harus berada di bawah kedaulatan teritorial dan nasional Armenia,".

Dia juga menekankan:

Kita tidak lagi berada pada abad ke-19, melainkan abad ke-21. Negara-negara memiliki kemerdekaan dan kedaulatan dan melaksanakan kedaulatan ini.

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat Rusia menyebut pembuatan Koridor Zangezur, yang dianggap sebagai perubahan perbatasan Iran dan Armenia. Masalah ini mendapat reaksi yang jelas dari Republik Islam Iran.

Direktur Jenderal Eurasia Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran dalam konteks ini dan dalam pertemuan dengan duta besar Rusia di Tehran mengingatkan penolakan serius Tehran terhadap perubahan geopolitik di kawasan Kaukasus.

Beberapa ahli menganggap tekanan baru-baru ini terhadap Rusia sebagai faktor penyebab perilaku tidak proporsional Rusia. Misalnya, dalam konteks ini, Profesor Shirin Hunter, anggota Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika dalam pernyataanya baru-baru ini yang dimuat situs web Iran Tabnak menyatakan bahwa posisi baru Rusia mengenai Koridor Zangezur adalah hasil dari perkembangan negara-negara tersebut.

Perang Ukraina dan tekanan internasional terhadap Rusia yang disebabkan oleh perang ini. Hal ini menyebabkan Rusia melakukan perilaku yang tidak tepat dan berisiko.(PH)

Tags