Ghaenat di Khorasan Selatan, Tempat Kelahiran Safron Terbaik di Dunia
Selama berabad-abad, safron Ghaenat di provinsi Khorasan Selatan, Iran, telah dikenal sebagai salah satu safron paling berkualitas dan harum di dunia.
Ghaenat, yang membentang dari padang pasir luas di selatan Neyshabur hingga Sistan di perbatasan Pakistan, sejak dahulu merupakan pusat utama penanaman saffron asli Iran.
Menurut laporan Pars Today yang mengutip Press TV, para ahli menyatakan bahwa umbi safron memiliki hasil terbaik di daerah yang dingin dan semi-kering dengan curah hujan yang cukup; dan kondisi iklim khusus inilah yang memberikan kemurnian serta kekuatan yang luar biasa pada safron Ghaaenat.
Musim dingin yang dingin, curah hujan rendah, serta tanah subur dengan drainase baik, menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan bunga safron di wilayah ini.
Ketenaran global safron Ghaenat disebabkan tingginya konsentrasi senyawa kimia utama: crocin untuk warna, safranal untuk aroma, dan picrocrocin untuk rasa. Senyawa-senyawa ini ditemukan dalam jumlah lebih tinggi di Ghaenat dibandingkan hampir seluruh wilayah lain di dunia, dan hal inilah yang menjadikan safron Qaenat sebagai standar emas bagi rempah termahal di dunia.
Pada tahun 2018, merek safron Ghaenat diakui secara resmi dan menerima sertifikat kualitas nasional—sebuah kehormatan yang menegaskan posisinya sebagai simbol keunggulan Iran di tingkat internasional.

Data produksi
Menurut Mohsen Esfandiari, Kepala Organisasi Pertanian Khorasan Selatan, luas lahan saffron di provinsi ini kini mencapai 16.121 hektare.
Wilayah penghasil terbesar di provinsi tersebut meliputi:
Qaenat: 5.000 hektar
Sarayān: 3.457 hektar
Ferdows: 3.177 hektar
Hasil rata-rata lahan yang dikelola dengan baik sekitar 2,4 kg safron kering per hektar, dan lebih dari 23.500 keluarga petani di Khorasan Selatan menggantungkan mata pencaharian mereka pada saffron.
Provinsi ini menempati peringkat pertama di Iran dari segi kualitas safron dan berada di posisi kedua dalam volume produksi setelah Khorasan Razavi.
Panen safron dimulai dari akhir Oktober hingga awal Desember, saat ribuan pekerja musiman memetik bunga saffron berwarna ungu pada pagi hari yang dingin sebelum panas gurun menyengat.

Kekuatan ekspor Iran dalam pasar safron dunia
Dengan memproduksi lebih dari 90% safron dunia, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Iran tidak hanya menjadi pemasok utama rempah mahal ini, tetapi saffron juga telah menjadi salah satu pilar penting ekspor non-migas dan warisan budaya negara.
Dalam enam bulan pertama tahun 1404 (21 Maret – 22 September 2025), lebih dari 99,5 ton saffron senilai lebih dari 94 juta dolar diekspor dari Iran; jumlah ini menunjukkan pertumbuhan volume sebesar 73% dan peningkatan nilai sebesar 45 juta dolar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebagian besar ekspor dilakukan dalam bentuk kemasan kecil ritel 10–30 gram, yang meningkatkan nilai merek saffron Iran di pasar internasional dan mengurangi ketergantungan pada penjualan borongan dengan margin rendah.
Negara pengimpor terbesar saffron Iran
Menurut data bea cukai:
UEA: 29,6 ton (29,1 juta dolar)
Spanyol: 19,6 ton (18,9 juta dolar)
Tiongkok: 12,6 ton (12,5 juta dolar)
Afghanistan: 10,5 ton (10,3 juta dolar)
Jerman: 3 ton (1,6 juta dolar)
Negara pengimpor lainnya termasuk Inggris, Belanda, Belgia, Swiss, Irak, Turki, Oman, Filipina, Hong Kong, dan Australia.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu Iran mengekspor 57 ton saffron senilai 49,4 juta dolar, sehingga peningkatan volume dan nilai sangat signifikan.

Simbol budaya dan ketahanan
Bagi masyarakat Iran, safron lebih dari sekadar rempah; ia merupakan simbol ketekunan, seni, dan identitas nasional.
Dari tangan para petani Ghaenat pada pagi musim gugur yang dingin hingga kemasan elegan yang dipajang di Madrid, Dubai, atau Shanghai, setiap gram safron adalah kisah tentang warisan dan seni Iran.
Selain nilai ekonominya, penanaman saffron menopang kehidupan ribuan keluarga pedesaan, mencegah migrasi, dan mempertahankan tradisi berusia berabad-abad yang identik dengan nama Iran.
Kini safron Ghaenat menjadi sumber kebanggaan sekaligus penggerak ekonomi.
Serat-serat merah beraroma wangi itu terus menghubungkan gurun Iran dengan meja makan dan laboratorium di seluruh dunia.
Dalam segala maknanya, Ghaenat tetap menjadi jantung industri saffron dunia—tanah tempat matahari, tanah, dan kerja keras manusia menciptakan emas murni.(PH)