Menlu Iran: Sistem Internasional Membutuhkan Multilateralisme yang Nyata dan Adil
https://parstoday.ir/id/news/iran-i182418-menlu_iran_sistem_internasional_membutuhkan_multilateralisme_yang_nyata_dan_adil
Seyed Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam sebuah tulisan menegaskan bahwa hubungan Iran dan Rusia merupakan contoh kemitraan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam sistem internasional, yang bertumpu pada ikatan historis, geopolitik, serta kepentingan jangka panjang kedua bangsa.
(last modified 2025-12-17T06:46:23+00:00 )
Des 17, 2025 13:36 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran: Sistem Internasional Membutuhkan Multilateralisme yang Nyata dan Adil

Seyed Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam sebuah tulisan menegaskan bahwa hubungan Iran dan Rusia merupakan contoh kemitraan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam sistem internasional, yang bertumpu pada ikatan historis, geopolitik, serta kepentingan jangka panjang kedua bangsa.

Tehran, Parstoday- Dalam artikelnya untuk media Rusia Kommersant, Araghchi menjelaskan kedalaman dan keluasan hubungan strategis Teheran–Moskow, yang ia sebut sebagai kemitraan bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam proses pembentukan tatanan internasional baru. Ia menekankan bahwa hubungan ini berakar pada hubungan historis, geopolitik, dan kepentingan berkelanjutan kedua bangsa, serta didasarkan pada pemahaman bersama terhadap perubahan mendasar dalam sistem internasional, bukan pada pertimbangan sesaat.

Araghchi menyinggung sejarah kerja sama puluhan tahun antara kedua negara dan menyatakan bahwa hubungan Iran–Rusia memasuki fase baru pada awal abad ke-21 dengan penandatanganan “Perjanjian Dasar Hubungan Timbal Balik”, dan kini meningkat secara kualitatif melalui “Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif”. Perjanjian ini berfungsi sebagai peta jalan jangka panjang dan menyeluruh untuk kerja sama di bidang politik, keamanan, ekonomi, energi, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, serta pariwisata.

Menteri Luar Negeri Iran menegaskan bahwa diplomasi bertetangga merupakan salah satu pilar utama kebijakan luar negeri Teheran. Dalam kerangka ini, Rusia sebagai tetangga penting di kawasan Eurasia dan Laut Kaspia, serta sebagai kekuatan berpengaruh dalam dinamika global, memiliki posisi yang istimewa. Kerja sama di kawasan Laut Kaspia, pengembangan Koridor Transportasi Internasional Utara–Selatan, serta interaksi dalam Uni Ekonomi Eurasia disebut sebagai pilar utama hubungan kedua negara.

Araghchi juga menyoroti kesamaan pandangan Teheran dan Moskow terhadap sistem internasional. Ia menyatakan bahwa kedua negara berpegang pada prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, penghormatan terhadap kedaulatan nasional, serta penolakan terhadap intervensi ilegal. Menurutnya, sistem internasional saat ini membutuhkan kembalinya multilateralisme yang nyata dan adil.

Pengalaman bersama menghadapi sanksi yang bersifat ekstra-hukum dan tidak manusiawi, lanjut Araqchi, telah menjadi dasar untuk memperdalam kerja sama dalam mengurangi dampak sanksi, mengembangkan mekanisme keuangan dan perbankan independen, serta memperkuat ketahanan ekonomi. Partisipasi aktif Iran dan Rusia dalam kerangka multilateral seperti BRICS, Organisasi Kerja Sama Shanghai, dan Uni Ekonomi Eurasia mencerminkan tekad kedua negara untuk melampaui tatanan unipolar dan bergerak menuju sistem internasional yang lebih adil dan inklusif. Ia menyebut BRICS sebagai simbol kehendak negara-negara kekuatan baru untuk mereformasi struktur tata kelola global yang tidak adil.

Araqchi juga menilai kerja sama ilmiah dan teknologi sebagai salah satu pilar utama kemitraan strategis Iran–Rusia. Ia menyoroti kapasitas besar kedua negara di bidang ekonomi berbasis pengetahuan, dirgantara, teknologi nuklir damai, dan kecerdasan buatan. Menurutnya, Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif menyediakan landasan yang kuat untuk memperluas kerja sama tersebut dan mencapai kemandirian ilmiah serta teknologi.

Di bagian akhir tulisannya, Araghchi menyinggung ikatan budaya dan peradaban yang mendalam antara Iran dan Rusia, yang tercermin melalui tokoh-tokoh besar seperti Ferdowsi, Sa’di, Pushkin, dan Tolstoy.

Ia menilai warisan ini sebagai modal berharga untuk memperdalam dialog budaya dan memperkuat hubungan antarmasyarakat. Araqchi menyimpulkan bahwa Iran dan Rusia, dengan bertumpu pada kemitraan strategis ini, bergerak menuju pembentukan tatanan internasional di mana kerja sama menggantikan hegemoni, dialog menggantikan tekanan, dan saling menghormati menggantikan pemaksaan.(PH)