Ketua Parlemen Iran Reaksi Klaim dan Tuduhan Presiden AS
(last modified Sun, 24 Sep 2017 09:58:32 GMT )
Sep 24, 2017 16:58 Asia/Jakarta
  • Ali Larijani, Ketua Parlemen RII
    Ali Larijani, Ketua Parlemen RII

Ketua Parlemen Republik Islam Iran mereaksi kembali pernyataan Donald Trump Presiden Amerika Serikat dan mengatakan, para pejabat Washington telah mengalami kebingungan disebababkan para pejabat AS sebelumnya telah mengakui pembentukan dan dukungannya kepada kelompok teroris Daesh (ISIS).

Ali Larijani mengatakan hal itu di awal sidang terbuka Parlemen Iran pada Minggu (24/9/2017)

Sebelumnya, Trump dalam pidatonya di Majelis Umum PBB di New York menuding Iran sebagai pendukung terorisme, padahal negara ini merupakan salah satu pilar utama yang memberantas terorisme di kawasan, terutama teroris takfiri Daesh.

Presiden AS dalam pidatonya pada Selasa –untuk kesekian kalinya– juga menyebut perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif) sebagai kesepakatan yang mengerikan dan sumber malu bagi AS.

"Tujuan Presiden AS untuk mengubah kondisi dan kemakmuran Republik Islam Iran adalah mengulang kembali pemerintahan boneka di negara ini, namun rakyat Republik Islam telah menggulingkan pemerintahan boneka Washington sekitar 40 tahun lalu dan menggantikannya dengan demokrasi," imbuhnya.

Ia juga menyinggung klaim Presiden AS tentang dukungan Iran kepada terorisme di kawasan.

"Ketika kelompok teroris Daesh di Suriah dan Irak yang didukung oleh AS membantai rakyat kedua negara ini, Republik Islam Iran datang untuk memberantas kelompok teroris ini," jelasnya.

Ketua Parlemen Iran juga menyinggung inkonsistensi dan pelanggaraan AS terhadap perjanjian nuklir JCPOA.

"JCPOA merupakan kesepakatan internasional dan Dewan Keamanan PBB telah menyetujuinya serta negara-negara dunia mendukung perjanjian nuklir ini," tegasnya.

Di bagian lain pernyataannya, Larijani menekankan pentingnya untuk memperkuat dasar pertahanan Iran terutama di sektor rudal.

Ia menuturkan, penguatan dasar pertahanan dengan tujuan pencegahan merupakan bagian dari strategi petahanan Iran, dan negara ini selalu memiliki kehidupan yang damai dan  saling menghormati dengan negara-negara tetangganya.

Terkait dengan kemungkinan penyelenggaraan referendum pemisahan Kurdistan dari Irak, Larijani mengatakan, Iran telah membantu rakyat Irak dan wilayah Kurdistan Irak ketika dalam kondisi paling krisis disebabkan Daesh, dan sekarang negara ini tidak bisa mengabaikan bahaya baru yang mengancam rakyat Irak. (RA)

Tags