Larijani: Pendekatan Trump terhadap JCPOA, Tanda Inkonsistensi AS
(last modified Sun, 15 Oct 2017 20:35:48 GMT )
Okt 16, 2017 03:35 Asia/Jakarta
  • Ali Larijani, Ketua Parlemen RII.
    Ali Larijani, Ketua Parlemen RII.

Ketua Parlemen Republik Islam Iran mengatakan, Presiden Amerika Serikat tidak mematuhi perjanjian internasional dan tidak menghormati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta menunjukkan kepada semua negara bahwa Washington tidak mematuhi kewajiban apapun.

Ali Larijani mengatakan hal itu dalam Konferensi IPU (Inter Parliamentary Union) ke-137 di Saint Petersburg, Rusia, Minggu (15/10/2017).

Ia menilai pernyataan permusuhan dan anti-Iran yang dilontarkan Donald Trump, Presiden AS sebagai tanda inkonsistensi Washington.

"AS berulangkali terlibat dalam urusan internal Republik Islam Iran seperti kudeta terhadap pemerintah sah negara ini pada tahun 1953, berupaya menciptakan kudeta di Republik Islam pasca Kemenangan Revolusi Islam, membantu rezim Baath Irak untuk mengagresi Republik Islam Iran dan menembak jatuh pesawat penumpang negara ini pada tahun 1988. Dan mengherankan bahwa Presiden AS, dengan latar belakang politik seperti itu, hari ini ingin bersimpati untuk rakyat Republik Islam Iran," ujarnya.

Larijani lebih lanjut menyebut tuduhan Trump terhadap Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) sebagai upaya pembelaaan AS kepada kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS).

"Pasdaran adalah kekuatan militer rakyat dan atas permintaan pemerintah Irak dan Suriah, mereka bergegas membantu rakyat kedua negara ini untuk menumpas Daesh. Namun sekarang, Pasdaran dituduh mendukung terorisme, pahadal para pejabat AS telah mengakui bahwa mereka sendiri yang telah membentuk Daesh," imbuhnya.

Ketua Parlemen Iran menuturkan, penyebutan teroris terhadap Hizbullah Lebanon dan Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) oleh AS, juga tidak mengurangi nilai-nilai mereka, sebab, kedua kelompok ini berjuang membela hak-hak sah rakyatnya dalam menghadapi rezim Zionis Israel.

Konferensi IPU ke-137 di Saint Petersburg mengusung slogan "Penguatan Keragaman Budaya dan Perdamaian Melalui Dialog antaragama dan etnis."

Presiden AS pada Jumat petang mengabaikan delapan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang menegaskan komitmen Iran terhadap perjanian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif). Trump mengatakan bahwa ia tidak akan mengkonfirmasi komitmen Iran terhadap perjanjian nuklir ini.

Presiden AS juga mengulang kembali tuduhan palsu terhadap Iran dan mengklaim bahwa Tehran mendukung terorisme. Trump kemudian memasukkan Pasdaran/IRGC ke dalam daftar sanksi.

AS memasukkan Pasdaran ke dalam daftar sanksi ketika pasukan ini memiliki peran mendasar dalam memberantas teroris Daesh di Suriah dan Irak, di mana menurut pengakuan pejabat AS sendiri, Daesh adalah bentukan Washington.

Selama ini, atas permintaan resmi pemerintah Suriah dan Irak, Pasdaran telah memberikan bantuan penasihat militer kepada kedua negara Arab ini untuk menumpas kelompok-kelompok teroris takfiri yang didukung oleh AS. (RA)

Tags