Ketika Uni Eropa Siap Memperluas Kerja Sama dengan Iran
(last modified Tue, 09 Jul 2024 03:17:05 GMT )
Jul 09, 2024 10:17 Asia/Jakarta
  • Bendera UE dan Republik Islam Iran
    Bendera UE dan Republik Islam Iran

Juru bicara kebijakan luar negeri Uni Eropa mengumumkan kesiapan organisasi ini untuk memperluas tingkat kerja sama bilateral dengan Republik Islam Iran.

Nabila Massrali, Juru Bicara Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menulis di jejaring sosial X, Kami memperhatikan hasil pemilihan umum presiden Iran dan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih, Massoud Pezeshkian.

Massrali menambahkan, Organisasi ini siap bekerja sama dengan pemerintahan baru Iran sejalan dengan kebijakan interaksi bilateral.

Sejumlah besar pejabat senior dari berbagai negara di dunia mengucapkan selamat atas terpilihnya presiden baru Iran dalam beberapa hari terakhir.

Jumat lalu, pada pemilu presiden putaran ke-14, Massoud Pezeshkian berhasil menjadi presiden Iran kesembilan dengan meraih 16.384.403 suara.

Massoud Pezeshkian, Presiden Republik Islam Iran

Pemilu ini diadakan setahun lebih awal karena kesyahidan mendiang Presiden Sayid Ebrahim Raisi bersama rombongannya dalam kecelakaan helikopter baru-baru ini di barat laut Iran.

Nabila Massrali, Jubir kebijakan luar negeri Uni Eropa, sebelumnya mengatakan bahwa prioritas utama Uni Eropa adalah "memfasilitasi kembalinya implementasi penuh JCPOA".

Uni Eropa selalu menekankan perluasan hubungan dengan Iran dengan mencermati keunggulan posisi Iran di kawasan Timur Tengah karena kepentingan geopolitik, politik, ekonomi dan energinya, serta memainkan peran penting dalam mencapai perjanjian nuklir JCPOA.

Terlepas dari semua ini, penarikan diri Amerika Serikat dari JCPOA pada bulan Mei 2018 dan penerapan sanksi dua tahap terhadap Iran pada bulan Agustus dan November 2018 serta permintaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar Eropa bergabung dengan kampanye anti-Iran, Uni Eropa dihadapkan pada dua isu penting yaitu pelestarian JCPOA dan juga menghadapi tekanan dari Washington.

Dari sudut pandang para pejabat senior Uni Eropa, lembaga Eropa ini harus membuktikan keandalannya dalam situasi saat ini dengan terus menjalin kerja sama dengan Iran guna membantu menjaga stabilitas global.

Oleh karena itu, bahkan ketika mitranya, Amerika Serikat, menarik diri dari JCPOA, Eropa masih menganggap dirinya berkomitmen terhadap JCPOA.

Berbeda dengan Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Iran belum memenuhi ketentuan JCPOA dan tidak menganggap JCPOA sebagai perjanjian yang efisien dan efektif untuk mengendalikan aktivitas nuklir Iran, negara-negara Eropa percaya bahwa bukan hanya Iran yang telah memenuhi seluruh kewajibannya dalam kerangka perjanjian nuklir JCPOA, tapi JCPOA juga telah berhasil mencapai tujuannya, yaitu mencegah ketegangan dan konflik di tingkat regional dan internasional.

Padahal, dari sudut pandang Uni Eropa, JCPOA merupakan salah satu contoh perjanjian multilateral yang dapat dijadikan model penyelesaian sengketa internasional lainnya.

Dalam situasi seperti ini dan mengingat kemenangan Massoud Pezeshkian dalam pemilu presiden dan penekanan presiden terpilih rakyat Iran pada interaksi dengan semua negara dan upaya menghidupkan kembali JCPOA, diharapkan kondisi untuk memperdalam hubungan Tehran dengan Uni Eropa akan dilakukan.

Selain itu, presiden terpilih Iran akan menjabat sebagai presiden Iran sementara hubungan Iran dengan negara-negara di kawasan dan dunia berada dalam kondisi yang berkembang, dan diharapkan hubungan ini akan terus berkembang dengan semua negara, termasuk Eropa, selama periode pemerintahan Pezeshkian.

Bendera Uni Eropa

Mengingat pada masa kampanye pemilu Massoud Pezeshkian menekankan pada pengembangan hubungan dengan semua negara, nampaknya sesuai rekomendasi berulang kali Pemimin Besar Revolusi, pemerintahan Pezeshkian akan secara serius melanjutkan strategi pemerintahan Syahid Raisi dalam membangun hubungan dengan semua negara.

Karena hidup berdampingan secara damai dan memperkuat hubungan dengan berbagai negara selalu menjadi salah satu prinsip kebijakan luar negeri Republik Islam Iran.

Dalam kerangka ini, Republik Islam Iran berusaha mengendalikan dan mengurangi tantangan berdasarkan kesamaan politik, ekonomi dan budaya, dan di sisi lain berdasarkan kepentingan bersama, berupaya mencapai pendekatan win-win solution dalam hubungan dengan semua negara.(sl)