Menlu Iran: Dialog Budaya, Sebuah Urgensitas Keamanan
(last modified Sat, 13 Jan 2018 21:21:05 GMT )
Jan 14, 2018 04:21 Asia/Jakarta
  • Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
    Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, menilai dialog budaya sebagai urgensitas keamanan dan penting bagi semua orang.

Berpidato pada pembukaan Konferensi Asian Cultural Dialogues ke-1 di Tehran, Sabtu (13/1/2018), Zarif mengatakan Asia adalah tempat lahirnya berbagai budaya dan pemikiran serta tempat lahir peradaban di masyarakat dunia. Demikian dilaporkan IRNA.

Asia, lanjutnya, adalah tempat lahirnya pemikiran, filsafat, dialog dan pemahaman, namun amat disayangkan bahwa Asia saat ini telah didera krisis, konflik dan pembantaian, di mana sangat jauh dengan berbagai akar budaya, kepercayaan, pandangan dan kearifan Asia.

"Meski Asia memiliki pandangan yang beragam, namun apa yang terjadi hari ini di wilayah ini terutama di Asia Barat, benar-benar bertentangan dengan landasan budaya," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Zarif mengusulkan sebuah transisi dari "paradigma penghapusan" dalam hubungan internasional dengan "paradigma dialog."

Din Syamsuddin

"Paradigma (baru) ini didasarkan pada inklusivitas, penggabungan dan partisipasi semua (sisi) dalam proses belajar dan dialog," tambahnya.

Menlu Iran memperingatkan bahwa ketidakmampuan beberapa pemerintah telah menimbulkan kekhawatiran dan menyebabkan konflik sosial. Pemerintah yang tidak kompeten, katanya, berusaha untuk menyebarkan kebencian dan menciptakan fobia, di antaranya Iranphobia.

Dia menggarisbawahi perlunya dialog untuk mengatasi semua krisis regional dan global.

Konferensi Asian Cultural Dialogues ke-1 di Tehran dihadiri oleh 70 tokoh budaya dan intelektual dari lebih dari 20 negara Asia, termasuk Din Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.

Konferensi internasional ini telah dimulai di ibukota Iran, dan akan berlangsung sampai 15 Januari di tiga kota lainnya, termasuk Mashad, Hamedan dan Babolsar di Provinsi Mazandaran. (RM)

Tags