Arg-e Bam, Bangunan Batu Bata Terbesar Dunia
-
Arg-e Bam, salah satu bangunan batu bata terbesar Dunia.
Arg-e Bam adalah bangunan batu bata terbesar di dunia yang terletak di Bam, sebuah kota di Provinsi Kerman, tenggara Republik Islam Iran Iran. Arg-e Bam telah terdaftar dalam UNESCO sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia. Arg-e Bam terletak di pusat benteng, dan karena berada di titik tertinggi benteng maka semua benteng itu disebut Arg-e Bam.
Asal-usul benteng besar yang berada di Jalur Sutra ini dapat ditelusuri kembali ke masa Kekaisaran Achaemenid (abad keenam hingga ke empat SM) dan bahkan lebih jauh lagi. Masa kejayaan benteng itu dari abad ke-7 hingga ke-11, karena berada di persimpangan rute perdagangan penting dan dikenal sebagai tempat produksi sutra dan pakaian katun.
Pada 26 Desember 2003, Benteng hampir hancur karena gempa bumi, bersama dengan sebagian besar wilayah Bam dan sekitarnya. Namun beberapa hari pasca gempa bumi, benteng tersebut dibangun kembali.
Luas benteng ini sekitar 180. 000 meter persegi yang dikelilingi dinding setinggi 6-7 meter dan panjang 1.815 meter. Benteng ini terdiri dari dua bagian terpisah, di mana masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Ada tersebar 67 menara di kota kuno Bam.
Ada tiga jenis rumah yang berbeda di Arg-e Bam: rumah kecil dengan 2-3 kamar untuk keluarga miskin. Rumah yang lebih besar dengan 3-4 kamar untuk keluarga kelas menengah, yang beberapa di antaranya memiliki beranda, dan rumah mewah dengan kamar yang lebih banyak lagi yang terletak di beberapa bagian dan untuk musim yang berbeda. Rumah ini memiliki halaman besar dan gudang terdekat untuk hewan. Semua bangunan Arg-e Bam terbuat dari batu bata tanah liat yang dipanggang.
Ketika pintu utama Arg-e Bam ditutup, manusia atau hewan tidak bisa masuk, namun penduduk di dalamnya bisa terus hidup untuk waktu yang lama karena mereka memiliki akses ke sumur air, kebun, dan hewan peliharaan di dalam benteng. Mereka bisa tinggal di dalam kota dengan aman dan para prajurit bisa mempertahankannya karena benteng itu dikelilingi oleh tembok dan menara pengawas yang tinggi.
Struktur angin yang menonjol dari bangunan digunakan untuk menangkap angin dan mengarahkannya ke gedung-gedung. Terkadang air waduk dibangun di dalam gedung yang bisa mendinginkan bangunan dan menghilangkan debu.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Arg-e Bam harus mengetahui bahwa satu-satunya gerbang yang digunakan sekarang adalah gerbang selatan. Beranjak dari ujung utara Jalan Sajadi ke arah timur Jalan Arg. Di masa lalu, ada parit benteng dan sekarang tergantikan dengan taman dengan pohon-pohon muda dan bunga-bunga putih dan ungu yang indah dari semak-semak oleander. Sementara gerbang selatan situs benteng berada di sisi utara taman.
Salah satu ciri kompleks bersejarah ini adalah kelanjutan sejarah di dalamnya, di mana sekitar 2000 tahun telah berlalu di atas benteng ini. Pendirinya adalah Bahman, putra Esfandyar. Namun sejak penelitian arkeologi telah dilakukan tentang Arg-e Bam, belum ada informasi yang benar mengenai tanggal pendiriannya.
Salah satu studi tentang Arg-e Bam telah dilakukan oleh Nurbakhsh dan rekan-rekannya yang diterbitkan sebelum Revolusi Islam dalam sebuah buku dengan judul "Arg-e Bam". Menurutnya, pembangunan benteng dan kota kuno Bam milik periode tengah Ashkanis. (RA)