Majelis Parlemen Asia; Menampilkan Kekuatan Asia
(last modified Fri, 30 Nov 2018 04:36:18 GMT )
Nov 30, 2018 11:36 Asia/Jakarta
  • Ali Larijani, Ketua Parlemen Republik Islam Iran
    Ali Larijani, Ketua Parlemen Republik Islam Iran

Sidang umum ke-11 Majelis Parlemen Asia (APA) dibuka sejak hari Kamis (29/11) oleh Ali Larijani, Ketua Majlis Shura Islami Republik Islam Iran di Istanbul, Turki. Sidang umum APA ini direncakan berlangsung selama tiga hari.

Majlis Shura Islami Iran merupakan pendiri Majelis Parlemen Asia dan sekretariat permanennya berada di Tehran. APA dibentuk tahun 2006 di Tehran. Presiden APA menjabat selamat dua tahun dan periode kini berada di tangan Turki. Sementara tahun depan,  2019, Iran akan mengadakan pertemuan APA berikutnya.

Ada banyak kapasitas di negara-negara Asia, termasuk energi yang melimpah, sumber daya alam yang beragam dan, yang paling penting, banyak sumber daya manusia di Asia, maka penting untuk membentuk forum yang dapat memandu kapasitas ini dan mengarah pada perkembangan politik dan ekonomi dan akhirnya mengarah pada perdamaian dan keamanan. Untuk alasan inilah sidang umum parlemen-parlemen Asia telah dibentuk dan sekarang semua upaya dilakukan untuk menciptakan "Parlemen Asia" dengan tujuan fokus memandu APA menuju tujuan yang ditetapkan.

Majelis Parlemen Asia

Sebelum ini, telah diselenggarakann 10 kali pertemuan sidang umum Majelis Parlemen Asia untuk menciptakan kondisi perluasan kerjasama di antara negara-negara Asia. Pertemuan Istanbul diadakan sebagai Sidang Umum ke-11 Majelis Parlemen Asia dalam konteks perluasan kerjasama.

"Benua Asia memiliki budaya dan peradaban lama dan pembentukan parlemen Asia akan membantu negara-negara di kawasan ini, sehingga negara-negara Asia secara bersama bangkit melawan pelbagai tantangan, termasuk terorisme, kemiskinan dan penyakit," ungkap Mohammad Reza Majidi, Sekretaris Jenderal Majelis Parlemen saat menjelaskan tujuan pembentukan majelis ini dan pertemuan tahunannya adalah pembentukan "Parlemen Asia".

Ali Larijani, Ketua Majlis Shura Islami Iran pada hari Rabu (28/11) menjelaskan bahwa pertemuan Istanbul fokus membahas pelbagai kerjasama. Menurutnya, "Jika parlemen-parlemen Asia dapat membentuk kerjasama antara negara-negara Asia, hasil positif akan tercapai."

Pada akhirnya, kolaborasi kolektif akan membantu menyelesaikan berbagai masalah di berbagai belahan Asia. Pengangguran, kemiskinan, diskriminasi, ketidakamanan dan terorisme adalah tantangan masa kini bagi komunitas Asia. Parlemen yang merupakan ekspresi kehendak rakyat, menjadi tempat untuk kerjasama dan perencanaan dengan tujuan menyediakan wawasan yang cemerlang dan dalam keadaan seperti itu, pembentukan "Parlemen Asia" akan menjadi lebih penting dalam menyelesaikan masalah.

Faktor-faktor eksternal memainkan peran dalam menciptakan masalah-masalah ini dan menurut Larijani, karena keadaan gejolak yang telah diciptakan Amerika untuk kerjasama ekonomi antara negara-negara Asia, kapasitas yang ada di Asia harus dimanfaatkan dengan baik.

Politik dan ekonomi global di masa depan dan dalam konteks ini, pembentukan "Parlemen Asia" yang dapat membawa perwakilan negara-negara Asia bersama dengan keragaman budaya dan etnis serta untuk tujuan bersama adalah sangat penting. Majelis Parlemen Asia sekarang memiliki lebih dari 40 anggota asli dan 16 anggota pengamat. Banyaknya anggota Majelis Umum Parlemen Asia ini menunjukkan pentingnya forum ini bagi para pejabat di negara-negara Asia.

Pembentukan kerjasama regional dalam skala apapun adalah indikasi yang baik dari kolaborasi bersama dan pemecahan masalah. Kerjasama Iran, Rusia, Turki dan Suriah yang dikenal sebagai "Proses Astana" untuk menyelesaikan krisis Suriah adalah model yang sukses untuk diimplementasi di Asia. Dalam kerangka yang sama, Ali Larijani, Ketua Majlis Shura Islami Iran pada hari Kamis di Istanbul mengatakan, "Kerjasama regional di berbagai blok yang berbeda sangat berguna untuk Asia yang dapat diperluas dari waktu ke waktu."

Tags