Syafa'atun: Indonesian Corner, Sarana Penting Tukar Informasi
(last modified Sun, 10 Mar 2019 19:18:02 GMT )
Mar 11, 2019 02:18 Asia/Jakarta
  • Prof. Syafaatun Almirzanah menyampaikan pidato di pembukaan Indonesian Corner di Tehran.
    Prof. Syafaatun Almirzanah menyampaikan pidato di pembukaan Indonesian Corner di Tehran.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Syafa'atun Almirzanah mengatakan, pendirian Indonesian Corner di Republik Islam Iran adalah penting, sebab tidak banyak yang tahu tentang negara ini, atau mungkin hanya sedikit yang mengetahui Iran, dan sebaliknya.

"Saya sering bilang ke mahasiswa saya bahwa Look Iran itu, kita harus banyak belajar juga dari mereka. Misalnya, saya bilang, mereka diembargo 30 tahun, tapi lihat universitasnya banyak yang masuk World Class University," kata Syafa'atun kepada Parstoday di sela-sela pembukaan Indonesian Corner (Pojok Indonesia) di University of Islamic Sects (Mazaheb Islamic University) Tehran, Minggu (10/3/2019).

Dia menuturkan, pendirian Indonesian Corner di Iran ini paling tidak menjadi start untuk bagaimana kita bisa berkolaborasi lebih banyak. Respon mereka, lanjutnya, juga sangat positif ketika Indonesian Corner di-launching di Universitas Ferdowsi Mashhad, bahkan dari international office-nya itu sudah bilang bahwa kita bisa berkolaborasi misalnya: at least, student exchange atau professor exchange.

Syafa'atun menambahkan, mereka juga menawarkan misalnya, mungkin untuk pertama kali misalnya semacam co-promotor. Jadi, mungkin promotornya dari sini atau sebaliknya. Selain itu, lanjutnya, mereka menawarkan juga misalnya professor exchange itu bisa dibiayai oleh mereka, tetapi residency-nya kita yang siapkan. Tawaran ini bagus dan kita bisa melakukannya, bahkan kita juga telah melakukan hal itu kepada orang lain.

Profesor Bagher Larijani (paling kanan)

Menurut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, dirinya juga telah bertemu dengan Professor Bagher Larijani, Director and Chief Scientific Officer of Endocrinology and Metabolism Research Institute (EMRI), Tehran University of Medical Sciences dan membahas peluang kerja sama, pertukaran kunjungan, kuliah umum di masing-masing universitas serta pertukaran informasi dalam hal etika medis di masing-masing institusi.

"Kami telah menawarkan kolaborasi dan juga joint research kepada Professor Larijani, dan mereka setuju. Kami bersama Bapak Duta Besar RI untuk Iran telah membuat draf untuk MoU. Setelah kembali ke Indonesia, saya akan mendiskusikan hal ini dengan pimpinan Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun UIN, dan jika mereka setuju, saya akan balik ke Iran untuk membuat MoU dengan beberapa universitas yang akan menjalin kerja sama itu," ujarnya.

Jadi, kata Syafa'atun, Indonesian Corner ini paling tidak bisa memfasilitasi bagaimana kita bisa kolaborasi lebih jauh, misalnya tadi, student exchange.

"Ada banyak beasiswa juga yang dari kita. Tadi Bapak Dubes (Octavino Alimudin) juga menyebutkan bahwa paling tidak ada tiga kementerian yang memberikan beasiswa. Mungkin juga bisa misalnya student yang dari sini diberi beasiswa ke Indonesia, dan kita juga bisa minta mereka untuk mengajar bahasa Persia (Farsi). Ini kan bisa sangat menarik, karena banyak sekali tulisan Islam yang berbahasa Farsi, dan mungkin banyak yang tidak paham. Saya kira itu juga akan sangat menarik," tuturnya.

Dubes RI untuk RII Octavino Alimudin dan Rektor Mazaheb Islamic University M.Hossein Mokhtari

Dosen yang pernah mengajar Agama Islam di Eastern Mennonite University itu menandaskan, saya juga telah infokan bahwa di Kementerian Agama RI ada program namanya 5000 doktor. Inikan kesempatan, dan saya di kampus –di program S3– juga ada mahasiswa dari Maroko, Aljazair dan lain-lain, di mana ini adalah kesempatan bagi mahasiswa Iran untuk studi di Indonesia, dan sebaliknya, kita juga bisa studi di sini.

"Intinya adalah bagaimana Indonesian Corner ini memberikan informasi kepada Iran tentang bagaimana kondisi Indonesia, saling tukar informasi, tetapi juga bagaimana ini bisa menjadi jalan atau metode untuk kita bisa kerja sama dan berkolaborasi lebih intens. Saya kira itu intinya," pungkasnya.

Indonesian Corner yang dibuka di Mazaheb Islamic University adalah Pojok Indonesia kedua di Iran dan yang pertama di Tehran. Pasalnya, sebelum ini, Indonesian Corner telah dibuka di Universitas Ferdowsi Mashhad, timur laut Republik Islam Iran pada Kamis, 7 Maret 2019. (RA)