Terapkan Sanksi Minyak Saat Berunding Nuklir; Permusuhan AS atas Iran
(last modified Thu, 01 May 2025 10:02:43 GMT )
May 01, 2025 17:02 Asia/Jakarta
  • Terapkan Sanksi Minyak Saat Berunding Nuklir; Permusuhan AS atas Iran

Pars Today – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, dalam kelanjutan kebijakan tekanan maksimum, menjatuhkan sanksi baru terhadap tujuh lembaga dan dua kapal Iran, yang aktif di bidang perdagangan minyak dan petrokimia.

Deplu Amerika Serikat, Rabu (30/4/2025) mengumumkan, dalam kerangka kebijakan tekanan maksimum, sanksi-sanksi baru dijatuhkan terhadap tujuh lembaga, dan dua kapal Iran.
 
Menlu AS, Marco Rubio, mengklaim sanksi-sanksi itu dijatuhkan terhadap “para pedagang ilegal produk minyak dan petrokimia Iran”, dan tujuannya memutus aliran pendapatan Iran, yang digunakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas regional.
 
Sanksi-sanksi baru AS dijatuhkan terhadap empat perusahaan penjual produk-produk petrokimia Iran, sebuah perusahaan pembeli, sebuah perusahaan manajemen laut, dan sebuah perusahaan inspeksi muatan.
 
Menurut klaim Deplu AS, perusahaan-perusahaan tersebut telah membantu Iran, keluar dari jeratan sanksi dengan memperdagangkan produk-produk petrokimia bernilai ratusan juta dolar.
 
Selain itu, dua kapal Iran yang dikelola oleh sebuah perusahaan yang sudah dijatuhi sanksi, dietapkan sebagai aset yang dibekukan. Kapal-kapal ini dituduh mengangkut produk minyak Iran, secara ilegal ke pasar Asia.
 
Sementara peran perusahaan inspeksi dalam rantai upaya menghindari jeratan sanksi Deplu AS, juga seperti perusahaan inspeksi Iran, yaitu memfasilitasi bongkar muat dan mengangkut produk minyak.
 
Perusahaan-perusahaan ini menurut klaim Amerika Serikat, memainkan peran kunci dalam rantai pasokan energi Iran, dengan menurunkan risiko bagi para pelanggar sanksi.
 
Sanksi-sanksi baru Amerika Serikat itu diterapkan padahal perundingan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat dengan mediasi Oman, tengah berlangsung.
 
Pemerintah AS dari satu sisi menuntut digelarnya perundingan langsung dengan Iran, tapi di sisi lain menerapkan strategi kontradiktif dengan menjatuhkan sanksi-sanksi baru, dan ancaman serangan militer. (HS)