Rahbar: Eropa Menikam Iran dari Belakang
(last modified Fri, 22 Mar 2019 08:40:48 GMT )
Mar 22, 2019 15:40 Asia/Jakarta
  • Ayatullah Khamenei
    Ayatullah Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Kamis (21/3/2019) di hari pertama tahun baru Iran, di hadapan para peziarah dan warga sekitar Makam Suci Imam Ridha as, menyampaikan pidato penting dan sarat petunjuk terkait masalah-masalah di tahun ini, konfrontasi negara-negara Barat dengan Iran, ekonomi dan pertumbuhan produksi.

Pidato Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei tahun ini dipusatkan pada sejumlah tema yang memiliki urgensitas khusus dalam pandangan kebijakan luar negeri dan upaya mengingat kembali substansi Barat.

Salah satu petunjuk penting yang disampaikan dalam pidato Rahbar adalah penyusunan peta jalan untuk mencapai sebuah fase stabil dari kemampuan ekonomi dan kemampuan pencegahan di bidang ini. Menurut Rahbar, terciptanya tujuan ini bergantung pada pemutusan harapan dari bantuan serta dukungan Barat.

Ayatullah Khamenei menuturkan, pengalaman sejarah dan bukti-bukti nyata perilaku Barat menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari mereka kecuali konspirasi, pengkhianatan dan aksi menikam dari belakang, kita tidak boleh berharap bantuan, sedekah dan dukungan dari mereka.

Poin penting lain yang disampaikan Rahbar adalah penekanan dan konsentrasi pada masalah-masalah Republik Islam Iran dengan negara-negara Barat. Terkait hal ini Rahbar menganggap orang-orang yang selalu menyebarkan ancaman kepada masyarakat, sadar atau tidak, berada di bawah pengaruh kesombongan atau perang psikologis musuh.

Mengutip beberapa contoh kesombongan musuh pada tahun 1397 Hs (2018-2019), Ayatullah Khamenei menjelaskan, salah satu idiot nomor wahid Amerika Serikat mengatakan, jika kami keluar dari kesepakatan nuklir JCPOA, maka rakyat Iran bahkan tidak akan bisa membeli roti dan akan turun ke jalan melakukan pemberontakan, yang lainnya berkata, kita akan merayakan hari raya Natal 2019 di Tehran, semua kata-kata ini bersumber dari kebodohan atau kekejian serta perang psikologis, atau keduanya.

Menurut pandangan sejumlah besar pusat riset dan strategi Amerika, perang besar tidak akan efektif bagi Iran dan dalam banyak kasus perang besar, Amerika terpaksa melakukan perang atrisi jangka panjang yang tidak berujung kemenangan bagi negara ini.

pidato Rahbar di Mashhad

Salah satu pakar strategi Amerika, Mark Palmer yang dianggap sebagai pembaharu kebijakan luar negeri negara itu dalam artikelnya berjudul, "Iran: A New Approach" mengatakan, Iran sudah berubah menjadi kekuatan besar yang tidak bisa lagi ditumbangkan dengan invasi militer dan perang fisik, satu-satunya cara menggulingkan pemerintahan Islam di Iran adalah dengan menggunakan mekanisme perang lunak dan memanfaatkan teknik-teknik operasi propaganda psikologis lewati doktrin perang media.

Tidak diragukan bahwa kebijakan dan kekuatan di Barat baik itu Eropa maupun Amerika, adalah menindas, memaksa, tidak rasional dan arogan. Perilaku semacam ini dan standar ganda Barat terkait terorisme dan konsep hak asasi manusia serta nuklir, tidak bisa lagi ditutup-tutupi.

Rahbar di salah satu bagian pidatonya menekankan bahwa pemerintah Arab Saudi adalah pemerintahan terburuk di kawasan, diktator, lalim, korup dan bergantung. Ia menerangkan, Barat menyediakan fasilitas nuklir dan pusat produksi rudal bagi pemerintahan semacam ini, karena Saudi bergantung pada mereka.

Sebagaimana disampaikan Rahbar, pada kasus JCPOA antara kewajiban yang harus dijalankan Eropa dengan realitas sungguh jauh berbeda. Menurut Ayatullah Khamenei, isu pembentukan kanal finansial Iran dan Eropa lebih mirip dengan guyonan pahit yang sama sekali tidak punya makna.

Namun demikian jalan dan tujuan rakyat Iran di hadapan permainan politik dan ekonomi Barat, jelas. Dari sudut pandang ini, Rahbar menamai tahun 1398 Hs sebagai tahun peluang dan dengan menyinggung pengakuan Barat atas keunggulan pertahanan Iran ia menegaskan, kemampuan dan kepalan kuat tangan Iran di bidang pertahanan, pada kenyataannya adalah kekuatan pencegahan negara ini yang dicapai di bawah sanksi dan di bidang ekonomi, sanksi pun dapat dijadikan peluang untuk meraih kemampuan pencegahan serupa. (HS)

Tags