Kekuatan Pertahanan Iran Tidak Dapat Dirusak
(last modified Wed, 10 Jul 2019 04:13:29 GMT )
Jul 10, 2019 11:13 Asia/Jakarta
  • Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Militer Republik Islam Iran
    Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Militer Republik Islam Iran

Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Militer Republik Islam Iran dalam kunjungannya untuk menyaksikan unit-unit anti udara pangkalan pemburu "Vahdati" dan Brigade 292 Dezful menekankan, "Kekuatan Pertahanan Iran Tidak dapat Dirusak."

Mayjen Bagheri di sela-sela kunjungannya yang dilakukan hari Senin (08/07) menyinggung sejumlah peristiwa terbaru yang terjadi di kawasan seraya mengingatkan, "Ketika musuh tamak dengan kepentingan kita atau sedikit melampaui batas, Republik Islam Iran di waktu yang tetap akan memberikan jawaban yang sesuai."

"Sejumlah peristiwa terjadi di hari-hari lalu dan mereka belum mendapatkan jawabannya, tidak berarti diam atau menerima aksi melampaui batas mereka dan akan memberikan jawaban pada waktu yang telah ditetapkan dan harus," tambah Mayjen Bagheri.

Brigjen Hatami, Menteri Pertahanan Iran juga pada hari Senin (08/07) di acara peresmian penyerahan boat-boat tempur kelas "Haidar" kepada armada polisi penjaga perbatasan di Bandar Abbas, Selatan Iran menjelaskan bahwa penghentian dan penyitaan kapal tanker Iran melanggar aturan internasional. Menhan Iran mengatakan, "Iran senantiasa memerangi bajak laut dengan tegas dan pastinya aksi pembajakan laut Inggris tidak akan dibiarkan."

Republik Islam Iran saat ini dari sisi kekuatan pertahanan berada di level pencegahan penuh dan selain kemampuan pencegahan juga akan menggunakan kekuatan ofensif bila diperlukan.

Sesuai dengan laporan yang dipublikasikan Institut Brookings, Iran memiliki 15 jenis rudal balistik yang memiliki jangkauan antara 200 hingga 6.000 kilometer.

Dr. Abdolrasoul Divsalar, peneliti masalah strategis saat menilai variabel pencegahan Republik Islam Iran mengatakan, "Banyak indikasi bahwa Pentagon percaya bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk berperang melawan Iran. Karena perang akan sangat mahal dengan kerusakan strategis yang tidak dapat menjamin tercapainya tujuan politik."

Dari sudut pandang lembaga studi militer, penempatan kekuatan rudal pantai ke laut dan kapasitas operasional boat-boat cepat dalam volume tinggi serta luas pantai Teluk Persia yang mencapai 2.500 kilometer yang disertai sedikit waktu operasional, merupakan tantangan teknologi besar-besaran untuk pasukan agresif.

Sebuah laporan dari lembaga Rand dan US Naval War College menyoroti kekuatan pesawat nirawak Iran sebagai salah satu tantangan utama yang dihadapi militer AS.

Pentingnya kapasitas ini adalah dalam bentuk Doktrin Pertahanan Iran untuk mencegah terjadinya perang. Menurut pengakuan pusat penelitian dan studi strategis, Iran telah meningkatkan pencegah terhadap ancaman dalam konteks tujuan strategisnya. Salah satu prestasi di bidang ini adalah pembangunan kapal selam yang dilengkapi dengan torpedo modern, rudal jelajah anti-kapal dan rudal jelajah darat.

Kapasitas ini tidak diragukan lagi menjadi sangat menentukan dalam menghitung dan mengambil keputusan apa pun tentang opsi militer yang mungkin. Bahkan, kekuatan mereaksi dalam pertahanan yang efektif dan kemampuan untuk menimbulkan gangguan dari Iran adalah komponen yang mempengaruhi perhitungan musuh. Faktor-faktor ini telah menyebabkan perhitungan strategis untuk menunjukkan bahwa mesin perang Amerika akan mengeluarkan biaya melebihi ambang kemampuannya jika terjadi invasi ke Iran.

Republik Islam Iran, tentu saja, tidak pernah memulai perang di dalam atau di luar kawasan. Tetapi jika diancam dengan serangan militer, Iran akan mempertahankan keamanannya dengan kekuatan penuh.

Pernyataan Mayjen Abdolrahim Mousavi, Komandan Militer Republik Islam Iran, menekankan hal ini.

Mayjen Mousavi, yang menyatakan bahwa Republik Islam, seperti yang telah berulang kali dinyatakan, tidak mencari perang dengan negara mana pun seraya menekankan, "Iran tidak pernah menjadi pemantik perang, tetapi sangat baik memikirkan untuk mempertahankan dirinya."

Tags