Alasan Presiden Iran Menolak Pembicaraan Telepon dengan Trump
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump gagal menipu Iran untuk mengadakan pertemuan presiden selama kunjungannya baru-baru ini ke New York.
Hal itu disampaikan Rouhani dalam pertemuan kabinet di Tehran, ibu kota Iran pada hari Rabu (2/10/2019 sbeberapa hari setelah kembali dari pertemuan di Sidang Majelis Umum PBB di New York, di mana Trump menunjukkan keinginan besar untuk bertemu dengan presiden Iran Iran itu.
Berdasarkan laporan oleh The New Yorker, banyak pemimpin dunia menyampaikan pesan pribadi Trump kepada delegasi Iran bahwa presiden AS itu bersedia untuk mencabut semua sanksi terhadap Iran jika Rouhani setuju untuk bertemu dengannya terlebih dahulu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron memainkan peran kunci dalam upaya penjangkauan diplomatik dan bahkan dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam percakapan telepon antara Trump dan Rouhani. Namun presiden Iran menolaknya.
Rouhani menegaskan bahwa Iran terbuka untuk dialog tetapi setiap negosiasi harus diadakan setelah AS kembali ke perjanjian nuklir JCPOA yang secara sepihak negara ini keluar dari kesepakatan tesebut pada Mei 2018. Selain itu, semua sanksi terhadap Iran harus dicabut.
Presiden Iran dalam pembukaanya dalam pertemuan kabinet pada hari Rabu mengatakan, pesan pribadi tidak langsung oleh Trump bertentangan dengan sikap pemerintahannya yang banyak dipublikasikan terhadap Iran.
"Trump akan secara pribadi memberi tahu orang-orang Eropa bahwa dia siap mencabut sanksi, tetapi kemudian akan mengatakan dalam wawancara bahwa dia akan meningkatkan sanksi. Bagaimana seseorang dapat mempercayainya," ucap Rouhani, dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan PressTV, Kamis (3/10/2019).
Dia menambahkan, kelihaian bangsa Persia mengharuskan kami tidak jatuh cinta dengan pesan pribadi.
Meski demikian, Rouhani mengatakan dirinya tetap berterima kasih kepada Macron karena menggunakan semua kapasitasnya untuk mengatur pembicaraan antara dia dan Trump. Rouhani mengatakan Iran melakukan bagiannya, tetapi Gedung Putih adalah pihak yang menghalangi hasil akhir.
"Amerika sangat ingin pertemuan itu terjadi karena itu akan menawarkan mereka berita yang sangat besar dan dengan demikian akan melayani politik internal Amerika. Bagi Iran, kepentingan nasional kami sangat penting," pungkasnya. (RA)