Mengapa Belanda Membatasi Kerja Sama Intelijen dengan AS?
Surat kabar Inggris Financial Times dalam laporannya mengungkap bahwa Belanda akan membatasi kerja sama intelijen dengan Amerika Serikat akibat kekhawatiran terhadap potensi penyalahgunaan informasi, menyusul perubahan sikap berulang Donald Trump terhadap Rusia dan Presiden Vladimir Putin.
Dalam laporan yang diterbitkan pada hari Senin, Financial Times menulis bahwa Erik Akerboom, Kepala Dinas Intelijen Umum dan Keamanan Belanda (AIVD), serta Pieter Resink, Direktur Dinas Intelijen Militer dan Keamanan Belanda (MIVD), dalam wawancara dengan surat kabar Belanda De Volkskrant menyatakan bahwa mereka kini lebih berhati-hati dalam berbagi data intelijen dengan Washington karena alasan “politisasi informasi”.
Menurut laporan Pars Today mengutip Financial Times, kedua pejabat itu menegaskan bahwa pembatasan ini terutama diberlakukan untuk informasi yang berkaitan dengan Rusia, dan keputusan mengenai pertukaran data kini dilakukan secara kasus per kasus. Mereka menyebut bahwa perubahan berulang sikap Trump terhadap Putin sepanjang tahun 2025 menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah AS mungkin akan menggunakan informasi intelijen tersebut untuk mendukung Rusia.
Financial Times menambahkan bahwa Akerboom juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah AS, yang menjadi salah satu alasan lain berkurangnya kerja sama intelijen. Ia menekankan bahwa pengalaman masa lalu menunjukkan Washington sering kali “tidak cukup sensitif” dalam menangani isu-isu hak asasi manusia.
Berdasarkan laporan tersebut, pemecatan Timothy Haugh, Kepala Komando Siber Amerika Serikat dan Direktur Badan Keamanan Nasional (NSA), bersama Wendy Noble, wakilnya di lembaga yang sama pada bulan April lalu, juga disebut berpengaruh terhadap keputusan Belanda untuk mengurangi kerja sama intelijen dengan Washington.
Masih menurut Financial Times, Bart Groothuis, mantan Kepala Keamanan Siber Kementerian Pertahanan Belanda yang kini menjadi anggota Parlemen Eropa, memperingatkan bahwa jika Washington menyalahgunakan hubungan intelijen jangka panjangnya dengan Belanda, maka Amerika Serikat sendiri yang akan dirugikan.(PH)