Mural Baru di Sarang Mata-mata Amerika (2)
(last modified Sat, 02 Nov 2019 13:31:00 GMT )
Nov 02, 2019 20:31 Asia/Jakarta
  • Mural baru di Sarang Mata-mata Amerika.
    Mural baru di Sarang Mata-mata Amerika.

Acara peluncuran mural baru di bekas Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran yang dikenal dengan "Sarang Mata-mata Amerika" dihadiri oleh Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) Mayor Jenderal Hossein Salami.

Dalam acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu (2/11/2019) itu, Salami mengatakan, sejak kemenangan Revolusi Islam, kekuatan AS mulai menurun karena harus turun ke tingkat operasional dari tingkat strategis.

"Dulu dunia digunakan untuk melihat bahwa negara-negara menanggung biaya pengeluaran dan AS mengeksploitasinya, tetapi sekarang sebaliknya, di mana AS menanggung biaya dan musuh-musuhnya mengeksploitasinya," ujarnya.

Dia menambahkan, AS adalah negara pertama yang mencapai senjata nuklir dan menggunakannya dua kali, yang merenggut nyawa ratusan ribu orang. Dengan demikian, AS tidak dalam posisi untuk menggambarkan dirinya sebagai salah satu yang memerangi senjata nuklir.

Pada saat yang sama, lanjut Salami, rezim AS menghambat negara-negara lain, termasuk Iran, untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Komandan Pasdaran (IRGC) juga menyinggung isu HAM AS, dan mengatakan bahwa AS berpura-pura mendukung HAM di mana-mana, tetapi menyerang acara pernikahan di Afghanistan dan membunuh orang-orang Irak di tengah malam.

"Apakah penjara Guantanamo dan Abu Ghraib yang mengerikan serta penjara di tempat lain merupakan simbol HAM dunia?" tanyanya.

"Ini adalah deskripsi baru tentang HAM dalam literatur Amerika. Dalam pandangan AS, tidak ada titik di dunia yang pantas untuk kehidupan yang aman dan terhormat; dunia harus menanggung biaya megalomania AS. Akankah dunia menerima kenyataan pahit ini? " tegasnya.

Salami menuturkan, AS telah menetapkan kepentingan vital bagi dirinya sendiri di banyak dunia, tetapi kesadaran bangsa-bangsa dan perlawanan terhadap Amerika telah menyebabkan negara ini memperluas kekuatan militer secara langsung.

"Untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun, AS belum dapat menyeimbangkan pengeluaran dan pencapaian mereka, bahkan di bidang ekonomi; semakin banyak mereka menghabiskan (biaya), semakin banyak mereka gagal," pungkasnya. (RA)

 

Tags