Inilah Isi Pertemuan Presiden Iran dan PM Malaysia
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, negara-negara Muslim harus bekerja sama satu sama lain untuk melawan tekanan kekuatan-kekuata utama dunia.
Hal itu ditegaskan Rouhani dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur pada hari Rabu (18/12/2019).
Dia menambahkan, umat Muslim adalah anggota dari satu keluarga dan harus merasa bertanggung jawab satu sama lainnya.
"Kerja sama satu sama lain di antara negara-negara Muslim untuk menghadapi tekanan kekuatan-kekuatan utama dunia adalah sangat penting," tegasnya.
Presiden Iran lebih lanjut menyinggung sanksi sepihak AS terhadap Iran dan keluarnya negara ini dari perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama).
Dia menuturkan, banyak masalah umat Islam disebabkan campur tangan AS seperti sanksi mereka terhadap Iran.
"Sanksi AS terhadap Iran telah diberlakukan sementara Resolusi PBB 2231 sudah ada, dan mereka juga menarik diri dari perjanjian JCPOA tanpa alasan," ujarnya.
Namun, kata Rouhani, AS tidak menacpai tujuannya dalam sanksi terhadap Iran.
"Dalam lima bulan terakhir, kami telah dapat meningkatkan kondisi ekonomi kami meskipun tekanan maksimum AS," tuturnya.
Rouhani menekankan bahwa hubungan Tehran dengan Kuala Lumpur sangat penting bagi Republik Islam Iran.
"Kedua negara harus mengembangkan kerja sama ilmiah dan teknologi mereka. Bidang-bidang seperti energi, industri, pariwisata, dan teknologi informasi, serta kerja sama maritim bisa menjadi potensi yang sangat baik untuk pengembangan hubungan dan kerja sama antara kedua negara," jelasnya.
Presiden Iran menandaskan, sanksi tidak dapat merusak tekad untuk memperdalam hubungan ini, dan Tehran dan Kuala Lumpur dapat bekerja sama dalam bidang medis di mana keduanya memiliki banyak pengalaman.
"Zona Bebas Jask di Iran selatan siap untuk usaha patungan dan kerja sama," ujarnya.
Di bagian lain pernyataannya, Rouhani mengungkapkan harapan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur 2019 akan memainkan peran untuk menyelesaikan masalah negara-negara Muslim.
"KTT semacam itu bisa efektif dalam menyelesaikan masalah umat Islam, terutama di Timur Tengah," pungkasnya
Sementara itu, PM Malaysia menekankan pengembangan hubungan antara Kuala Lumpur dan Teheran di semua bidang.
"Iran didukung oleh kami dan kami serius dalam mempererat hubungan. Kami sering berada di bawah tekanan kekuatan-kekuatan utama dunia, dan kami mengutuk sanksi ilegal terhadap Iran, yang bertentangan dengan peraturan PBB," kata Mahathir Mohamad.
PM Malaysia menambahkan bahwa Iran tentunya akan melanjutkan langkahnya meskipun ada tekanan AS dan Eropa, dan Tehran memiliki pengalaman yang baik dalam mengelola tekanan asing, yang perlu kita pelajari.
"Kami akan melanjutkan hubungan ekonomi dan komersial kami dengan Iran. Moto Malaysia adalah persatuan dan kekuatan Islam untuk meningkatkan ketahanan terhadap musuh," pungkasnya.
Presiden Iran tiba di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia pada Selasa petang untuk memenuhi undangan resmi Perdana Menteri Mahathir Mohamad guna menghadiri KTT Kuala Lumpur 2019.
Kuala Lumpur Summit 2019 mempertemukan para pemimpin Malaysia, Indonesia, Pakistan, Turki, Iran dan Qatar serta 450 intelektual dan cendekiawan Muslim dari seluruh dunia. KTT ini akan berlangsung di Kuala Lumpur dari Rabu-Sabtu, (18-21/12/2019).
Kuala Lumpur Summit 2019 bertujuan membahas dan menemukan solusi baru bagi persoalan-persoalan yang dihadapi dunia Islam dan memberikan kontribusi bagi kemajuan umat Islam dan negara-negara Islam.
KTT Kuala Lumpur 2019 mengusung tujuh tema utama, yaitu: pembangunan dan kedaulatan, integritas dan tata kelola yang baik, budaya dan identitas, keadilan dan kebebasan, keamanan, keselamatan dan pertahanan, perdagangan dan investasi, dan teknologi dan tata kelola internet.
Para pemimpin negara-negara Muslim, para cendekiawan dan pemikir akan berdialog dan mencari solusi bersama untuk menangani berbagai persoalan yang membelenggu dunia Islam. (RA)