Khutbah Jumat di Tehran, 20 Desember 2019
Khatib Shalat Jumat Tehran Ayatullah Mohammad Emami Kashani menekankan pentingnya umat Islam untuk waspada terhadap rencana-rencana dan konspirasi musuh.
"Pemerintah dan rakyat harus berhati-hati atas plot arogansi global yang menarget Dunia Muslim," kata Ayatullah Emami Kashani dalam khutbah kedua di Mushalla Besar Imam Khomeini ra, Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Jumat (20/12/2019).
Dia menambahkan, kekuatan arogan selalu berusaha untuk menghantam umat Islam, dan Daesh (ISIS) diciptakan oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis untuk mencapai kepentingan mereka.
Khatib Jumat Tehran itu menjelaskan, rezim Amerika dan Zionis melalui lembaga think tank mereka telah merencanakan untuk menarget negara-negara Muslim, Iran dan kekayaan ekonomi dan intelektual kita serta generasi muda kita untuk membuat negara kita ini bertekuk lutut.
"Para pejabat dan rakyat harus menyadari konspirasi semacam itu dan tahu bagaimana mengelola situasi untuk mengatasi tantangan seperti itu," tegasnya.
Ayatullah Emami Kashani lebih lanjut menyinggung desakan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait kesiapan, konfrontasi dan perlawanan terhadap sanksi kejam AS terhadap bangsa Iran.
"Kita harus berdiri sendiri, dan kita harus memperhatikan sanksi. Dengan menimbang bahwa sanksi ini akan lanjut, maka kita harus menemukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut," ujarnya.
Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani menyinggung kerusuhan di Irak dalam beberapa bulan terakhir.
"Banyak penjahat dan pengkhianat di Irak telah dipasang oleh musuh, oleh karena itu rakyat Irak harus waspada dalam hal ini," tuturnya.
Khatib Shalat Jumat Tehran juga mengkritik perlakuan pemerintah Nigeria terhadap Pemimpin Gerakan Islam Nigeria (IMN) Sheikh Ibrahim Zakzaki.
Dia mengatakan, umat Muslim harus menemukan cara agar ulama besar Nigeria ini dibebaskan.
Sheikh Zakzaky dan istrinya, Zeena, telah ditahan sejak Desember 2015. Pada tahun 2016, pengadilan tinggi federal Nigeria memerintahkan pembebasan Sheikh Zakzaky tanpa syarat dari penjara setelah persidangan, tetapi pemerintah sejauh ini menolak untuk membebaskannya.
Ulama terkemuka ini telah kehilangan penglihatan kirinya dalam serangan yang dilakukan oleh tentara Nigeria di kediamannya di Zaria pada Desember 2015.
Selama penyerbuan, istri Zakzaky juga menderita luka serius dan lebih dari 300 pengikutnya dan tiga putranya meninggal dunia akibat brutalitas tentara Nigeria. (RA)