Keberanian Iran Mematahkan Sanksi Amerika
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap lima kapten kapal tanker Iran setelah upaya menyuap dan mengancam mereka tidak membuahkan hasil.
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zangeneh mengatakan langkah pemerintah AS menjatuhkan sanksi terhadap lima kapten kapal tanker Iran, tidak akan efektif.
"Kami tidak terkejut dengan tindakan para petinggi Gedung Putih, Setelah para nahkoda tanker Iran menolak tawaran uang dari Amerika dan ancaman mereka juga tidak memberikan efek, Washington akhirnya menjatuhkan sanksi terhadap nahkoda Iran," ungkapnya dalam wawancara dengan kantor berita IRIB, Jumat (26/6/2020).
Departemen Keuangan AS pada Kamis lalu, juga menjatuhkan sanksi terhadap delapan perusahaan yang terkait dengan Republik Islam Iran. Mereka menyatakan bahwa sebagai bagian dari kampanye tekanan maksimum, AS menjatuhkan sanksi terhadap delapan entitas yang terhubung dengan industri baja dan logam Iran.
Iran meskipun berada di bawah sanksi AS, telah mengerahkan lima kapal tanker untuk membantu Venezuela mengatasi kekurangan bensin. Berkat keberanian Iran ini, pemerintah Venezuela berhasil memenuhi kebutuhan bensin di seluruh wilayahnya.
Keberhasilan ini diraih di tengah ancaman Washingon untuk merusak kemitraan bisnis antara Tehran dan Karakas. AS bahkan mengancam akan menghentikan kapal-kapal Iran untuk mencapai perairan Venezuela.
Namun, Republik Islam tidak peduli dengan sanksi ilegal dan sepihak yang diterapkan AS. Lima tanker Iran berhasil mengangkut sekitar 1,5 juta barel bensin ke Venezuela dan ini kembali memperlihatkan ketidakberdayaan AS di mata dunia.
Menurut kelompok analisis keamanan yang berbasis di New York, The Soufan Center, Amerika menghadapi tantangan baru dengan kehadiran tanker minyak Iran di perairan Venezuela.
Seorang analis senior dunia Arab, Abdel Bari Atwan dalam sebuah artikel mengomentari sanksi baru AS terhadap nahkoda tanker Iran dengan mengatakan, "Departemen Keuangan AS juga telah memulai babak baru sanksi terhadap delapan perusahaan logam dan baja di Iran. Sanksi-sanksi yang telah menjadi bahan tertawaan para pengamat ini bukan sesuatu yang baru. Tidak ada lagi entitas atau individu di Iran yang tidak dimasukkan dalam daftar sanksi Amerika."
Kebebasan perdagangan adalah salah satu prinsip hukum internasional yang diakui dan negara mana pun tidak memiliki hak untuk menghalangi kegiatan ini. Hubungan Iran-Venezuela didasarkan pada hukum internasional dan dalam konteks hubungan politik dan perdagangan yang sehat.
Pengiriman bensin ke Venezuela mengandung sebuah pesan bahwa Tehran dan Karakas bersamaan dengan kerja sama di bidang energi, juga melakukan pengembangan hubungan politik mereka tanpa takut akan ancaman apapun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi dalam menanggapi sanksi AS terhadap lima nahkoda Iran, mengatakan tindakan putus asa Amerika terhadap Iran merupakan bukti atas kegagalan menyedihkan dari kampanye tekanan maksimum.
"Meski ada tekanan dari Washington, Iran dan Venezuela tetap teguh dalam menentang sanksi Amerika yang melanggar hukum," tegas Mousavi. (RM)