Iran Aktualita, 20 Maret 2021
-
Presiden Iran, Hassan Rouhani
Dinamika Iran sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya mengenai pernyataan Presiden Iran tentang penanganan Covid-19 di Iran.
Selain itu, Menlu Iran menegaskan bahwa JCPOA tidak bisa dinegosiasikan ulang, Iran meluncurkan vaksin Covid-19 baru, Fakhra, sistem rudal berkemampuan baru yang canggih diserahkan kepada IRGC, Iran mulai pengayaan uranium dengan sentrifugal canggih IR-4, dan perdagangan Iran dengan SCO melampaui 23 Miliar dolar.

Rouhani Yakin Iran Mampu Atasi Covid-19 dan Sanksi
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan, tahun baru 1400 (Hijriah Syamsiah) akan menjadi tahun untuk mengatasi pandemi Virus Corona, dan tahun kemenangan rakyat Iran dalam perang ekonomi dan melawan sanksi kejam.
Hal itu disampaikan Rouhani dihadapan anggota kabinet di Tehran pada Rabu (17/3/2021) setelah memimpin rapat terakhir tahun 1399 HS. Iran akan memasuki tahun baru 1400 HS mulai 21 Maret 2021.
"Dan Insya Allah, juga akan menjadi tahun sebuah gerakan ekonomi yang bagus, dan juga ledakan dan lonjakan produksi," tambahnya.
Rouhani menuturkan, rakyat Iran telah melakukan pekerjaan besar dalam menangani penyebaran Virus Corona.
Dengan budayanya yang tinggi, lanjutnya, dan dengan ketaaan kepada perintah agama dan instruksi ilmu pengetahuan dan medis, serta dengan koordinasi dan pembagian bantuan selama satu tahun ini, dan kita juga dalam kondisi disanksi, namun Alhamdulilah kita mampu melewati tahun ini dengan baik.
"Bangsa besar Iran meraih kemenangan gemilang di segala bidang berkat kegigihan dan persatuan, dan juga akan meraih kemenangan besar tahun depan," ujarnya.
Rouhani menuturkan, saya berharap vaksin Iran, Barakat, Razi, dan Fakhra akan tersedia untuk masyarakat pada tahun 1400 HS. Tahun depan pasti akan menjadi tahun yang lebih baik untuk mengendalikan wabah Corona dan setiap orang harus saling membantu serta menerapkan aturan.
Presiden Iran mengatakan bahwa banyak negara telah menghadapi beragam masalah akibat virus corona dan virus ini berdampak pada mata pencaharian, pekerjaan, aspek sosial dan ekonomi kehidupan masyarakat.
"Kami tahu tidak ada yang mau membantu kami mendapatkan masker, vaksin, disinfektan, dan lain-lain," ujarnya.
Kita, kata Rouhani, terlibat perang ekonomi sejak 1397 HS dan kita sendirian dalam perang ini. Sama seperti dalam perang delapan tahun melawan para agresor, Iran sendirian dan bangsa Iran melakukan perlawanan. Selama tiga tahun perang ekonomi ini, bangsa kita juga sendirian dan bangkit dengan seluruh kekuatan," jelasnya.

Menlu Iran: JCPOA Tidak Bisa Dinegosiasikan Ulang !
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif menyatakan bahwa Iran tidak akan merundingkan kembali JCPOA.
"Amerika Serikat yang menyabotase kesepakatan nuklir," kata Zarif hari Senin (15/3/2021)
"Kami tidak membutuhkan omong kosong Amerika Serikat, tetapi kami ingin melihat tindakan nyata mereka," tegasnya.
Menteri Luar Negeri Iran juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mengizinkan Korea Selatan membayarkan dana Iran yang diblokir melalui bank Swiss.
Zarif menekankan bahwa pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump telah berhenti berinteraksi dan pemerintahan baru harus kembali ke prinsip kesepakatan nuklir, serta Iran tidak akan merundingkan masalah yang telah dibahasnya.
"Kami tidak memiliki tuntutan yang tidak biasa dan Badan Energi Atom Internasional telah mengkonfirmasi komitmen Iran," ungkap Zarif.
Ia juga menyarankan Amerika Serikat untuk mengambil tindakan secepat mungkin karena peluangnya kecil.

Iran Luncurkan Vaksin Covid-19 Baru, Fakhra
Fase pertama uji klinis vaksin Covid-19 buatan dalam negeri Iran, Fakhra telah dimulai hari ini.
Ahmad Karimi, manajer proyek vaksin Fakhra dalam acara peluncuran fase awal uji coba vaksin ini hari Selasa (16/3/2021) mengatakan, "Proses penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 dimulai tahun lalu. Sampel pasien Iran dan kultur dari 30 isolat yang sesuai dari benih vaksin pertama dipilih dan diproduksi darinya,".
"Proses produksi meliputi: kultur sel, inokulasi, penyebaran, isolasi dan pemurnian, inaktivasi dan formulasi yang dilakukan dalam waktu singkat, kemudian dilakukan uji hewan dan berbagai uji kendali mutu lainnya," ujar Karimi.
Direktur proyek vaksin Fakhra juga menyatakan hasil uji laboratorium dan uji hewan terhadap lebih dari 650 hewan dari spesies yang berbeda menunjukkan tidak berbahaya dan efektifitas vaksin terbukti.
"Pada saat yang sama, desain dan konstruksi sebuah pabrik produksi massal Vaksin juga telah dimulai dan kami berharap dapat memasuki fase produksi pada musim panas," tegasnya
Vaksin Covid-19 buatan Iran, Fakhra Iran diproduksi oleh Badan Inovasi dan Riset Kementerian Pertahanan Iran yang dipimpin oleh ilmuwan syahid Mohsen Fakhrizadeh.
Nama Fakhr dari nama singkat Fakhrizadeh sebagai bentuk penghargaan terhadap kiprah besar ilmuwan yang gugur diteror pada 27 November 2020.
Sebelumnya, Iran sudah meluncurkan vaksin lain bernama CovIran Barakat dan Razi Cov-Pars yang telah memasuki uji klinis manusia.

Sistem Rudal Berkemampuan Baru Diserahkan kepada IRGC
Sistem dan peralatan rudal dengan kemampuan dan fitur operasional baru telah diserahkan kepada Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) pada Senin, 15 Maret 2021.
Upacara penyerahan peralatan tersebut dihadiri Komandan IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami, Komandan Angkatan Laut IRGC Laksamana Muda Alireza Tangsiri dan sekelompok komandan tinggi lainnya.
Di antara sistem dan peralatan rudal yang diserahkan kepada AL IRGC adalah sistem penembakan akurat dari kedalaman dan lokasi pertahanan pasif, peluncuran ranjau dalam jarak yang berbeda, penembakan 360 derajat, penembakan bergerak, sistem perang elektronik, sistem peningkatan jangkauan dan kekuatan destruktif, sistem radar, navigasi, pemantauan, dan gangguan, dan simulator yang memberikan kemampuan baru dan penting untuk unit tempur AL IRGC
Peralatan ini dirancang dan diproduksi oleh para pakar di Kementerian Pertahanan Iran, perusahaan berbasis ilmu pengetahuan dan departemen penelitian IRGC serta Jihad Swasembada AL IRGC.
Sistem rudal yang memiliki kemampuan untuk mengubah target setelah ditembakkan juga diluncurkan dalam upacara tersebut.

Iran Mulai Pengayaan Uranium dengan Sentrifugal Canggih IR-4
Iran telah memulai pengayaan uranium di situs nuklir Natanz dengan sentrifugal tipe IR-4 yang canggih.
Reuters hari Rabu (17/3/2021) melaporkan, Pada 15 Maret 2021, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi bahwa Iran telah melakukan pemasangan gasifikasi kaskade 174 sentrifugal IR-4 di situs pengayaan uranium dengan gas hexafluoride uranium (UF6).
Menurut Reuters, Iran sebelumnya telah meningkatkan jumlah perangkat IR2m, yang jauh lebih efisien daripada perangkat IR-1 yang dipasang di situs bawah tanah.
Dua tahun setelah AS secara sepihak menarik diri dari JCPOA dan penundaan pihak-pihak Eropa dalam memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian nuklir internasional tersebut, Iran memulai langkah-langkah legalnya di bawah pengawasan IAEA untuk mengurangi kewajiban terhadap JCPOA.
Pada 5 Januari 2020, Iran mengeluarkan langkah kelima dan terakhir dalam mengurangi komitmennya yang menyatakan bahwa Tehran tidak akan lagi memiliki kendala operasional termasuk kapasitas pengayaan, persentase pengayaan, bahan yang diperkaya, dan penelitian maupun pengembangannya. Program nuklir Iran akan dilanjutkan hanya berdasarkan kebutuhan teknisnya, dan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional akan berlanjut seperti biasa.
Pada tanggal 23 Februari 2021, pemerintah Iran menerapkan Pasal 6 Undang-Undang "Tindakan Strategis untuk Mencabut Sanksi dan Melindungi Kepentingan Nasional Iran", dengan menangguhkan pengawasan dan implementasi sukarela dari Protokol Tambahan JCPOA.
Republik Islam Iran selalu menyatakan bahwa tindakan kompensasi akan dapat dibatalkan, jika terjadi pencabutan sanksi dan pemenuhan kewajiban para pihak dalam perjanjian JCPOA.

Perdagangan Iran dengan SCO Lampaui 23 Miliar Dolar
Juru Bicara Bea Cukai Iran mengatakan bahwa perdagangan Iran dengan negara-negara Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) mencapai lebih dari 23 miliar dolar.
Seyyed Ruhollah Latifi hari Senin (15/3/2021) mengatakan, volume perdagangan Iran dengan negara-negara anggota SCO dalam 11 bulan tahun kalender persia 1399 Hs (yang dimulai sejak 21 Maret 2021) telah mencapai lebih dari 23.165.950.671 dolar.
"Volume perdagangan luar negeri Iran dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai sebesar 41. 747. 999 ton barang," ujar Latifi.
Menurut juru bicara bea cukai Iran, volume terbesar perdagangan Iran dengan negara anggota SCO adalah Cina dengan nilai 15.518.800.492 dolar.
Organisasi Keamanan Shanghai (SCO) adalah organisasi antarpemerintah yang didirikan untuk tujuan kerja sama keamanan.
Pemimpin Cina, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Uzbekistan membentuk organisasi tersebut pada tahun 2001. Kemudian anggotanya bertambah menjadi 11 negara dengan masuknya Mongolia, Pakistan, India, Afghanistan dan Belarusia.
Iran saat ini menjadi anggota peninjau organisasi tersebut.(PH)