Bagheri: Pencabutan Sanksi, Kebijakan Strategis Iran
(last modified Sun, 11 Apr 2021 08:47:07 GMT )
Apr 11, 2021 15:47 Asia/Jakarta

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri menyebut pencabutan semua sanksi yang diberlakukan terhadap negaranya di bawah topik apa pun sebagai kebijakan strategis Iran.

Dia mengatakan, jika semua sanksi dicabut dan secara teliti diverikasi dalam praktik, maka Iran akan kembali kepada komitmen dalam perjanjian nuklirnya

"Musuh berusaha agar perundingan menjadi panjang dan tidak berguna bersama dengan membuat klaim dan tuntutan baru terhadap Republik Islam Iran. Kebijakan strategis Republik Islam, seperti yang digariskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, hanyalah pencabutan semua sanksi yang telah dijatuhkan di bawah topik apa pun," kata Bagheri dalam Konferensi Nasional ke-25 Komandan, Wakil, Kepala dan Manajer Pasukan Kepolisian Iran, Sabtu (10/4/2021) pagi.

Sebelumnya, Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi menyatakan bahwa masalah utama bagi Iran dalam negosiasi mengenai JCPOA adalah pencabutan sanksi dan memastikan implementasinya setelah Tehran memverifikasi.

Behrouz Kamalvandi dalam sebuah wawancara peringatan Hari Teknologi Nuklir Nasional pada Jumat (9/4/2021) malam mengatakan, cara untuk mendapatkan kepercayaan dan daftar tuntutan negara, yaitu pencabutan 1.600 sanksi setelah 2017. Adapun masalah teknis terkait JCPOA, seperti bergabungnya Iran dengan proyek Ether dibahas dalam pembicaraan tersebut.

"Saat ini sudah terbentuk dua working group dan rapat ini dijadwalkan akan bertemu lagi dalam waktu dekat. Komisi teknis saat ini bukan panitia aktif, karena panitia utama adalah komite sanksi," tegasnya.

Jubir Badan Energi Atom Iran mengatakan bahwa Iran sepenuhnya mengejar implementasi undang-undang tentang tindakan strategis untuk mencabut sanksi yang disahkan Parlemen Iran.

Putaran kedua pertemuan Komisi Bersama JCPOA yang dihadiri oleh perwakilan dari Iran, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris, dimulai pada Jumat (9/4/2021) sore di Wina, Austria.

Delegasi Iran dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Sayid Abbas Araqchi dan didampingi oleh perwakilan dari lembaga-lembaga lain, termasuk Bank Sentral Iran, Kementerian Perminyakan, dan Organisasi Energi Atom Iran.

Agenda utama pertemuan pada Jumat adalah mendengar laporan tim ahli tentang penghapusan sanksi dan masalah nuklir. Laporan ini akan disampaikan oleh perwakilan Uni Eropa sebagai koordinator sidang tim ahli.

Araqchi dalam pertemuan tersebut, mengatakan penghapusan semua sanksi Amerika Serikat adalah sebuah langkah mutlak untuk menghidupkan kesepakatan nuklir JCPOA.

Dia menekankan, Republik Islam Iran memiliki tekad serius untuk melanjutkan kerja sama. Namun, hal ini bergantung pada tekad politik dan keseriusan pihak-pihak seberang. Jika ini tidak ada, maka tidak ada alasan untuk meneruskan perundingan.

"Penghapusan semua sanksi AS yang dijatuhkan oleh presiden sebelumnya merupakan langkah mutlak untuk menghidupkan kembali JCPOA, dan hanya setelah memverifikasi pencabutan sanksi ini, Iran siap menangguhkan tindakan kompensasinya dan menerapkan kembali kesepakatan secara penuh," tegasnya.

Putaran ketiga Komisi Bersama JCPOA dijadwalkan akan berlangsung pada Rabu depan di Wina. (RA)