Soal Insiden di Natanz, Iran akan Menuntut Balas Israel
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Iran akan membalas dendam terhadap Israel pada waktu yang tepat atas "terorisme nuklir" yang menargetkan fasilitas pengayaan uranium Natanz.
Saeed Khatibzadeh dalam konferensi pers pada hari Senin (21/4/2021), mengecam insiden yang menargetkan jaringan distribusi listrik di situs nuklir Ahmadi Roshan di Natanz.
Dia menjelaskan rezim Zionis gagal mencapai tujuannya untuk melemahkan program nuklir Iran, karena yang menjadi sasaran dalam insiden Minggu kemarin adalah mesin sentrifugal IR-1, yang akan digantikan dengan sentrifugal generasi baru.
"Apa yang terjadi di Natanz tidak akan membuat industri nuklir Iran mundur dan juga tidak akan efektif untuk mencegah penghapusan sanksi," kata Khatibzadeh seperti dilansir IRNA.
"Apa yang terjadi di Natanz adalah (tindakan) terorisme nuklir dan Iran berhak untuk menanggapi berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB," tegasnya.
Mengacu pada sikap diam Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Khatibzadeh menandaskan IAEA dan lembaga-lembaga internasional bukan hanya harus mengecam tindakan itu, tetapi juga mengambil langkah untuk mencegahnya.
Khatibzadeh lebih lanjut mengatakan, apa yang sedang berlangsung di Wina bukan perundingan nuklir, tetapi pembicaraan teknis untuk mencabut sanksi.
"Kami sudah berunding tentang perjanjian nuklir dan butir-butir perjanjian sudah jelas, hal yang perlu ditekankan adalah penghapusan sanksi," tegasnya.
"Situasi harus kembali ke kondisi Januari 2017. Amerika Serikat memiliki kewajiban berdasarkan resolusi 2231 dan kewajiban AS dalam perjanjian nuklir juga sudah jelas," pungkasnya. (RM)