Jerman dan Malaysia Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan ingin mengintensifkan kerja sama ekonomi yang sudah berjalan setengah abad dengan Malaysia.
“Negara Anda telah menjadi mitra kunci ekonomi bagi kami. Dan kami ingin mengintensifkan kerja sama ini,” kata Steinmeier saat konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Putrajaya, Jumat.
Ia mengatakan hari ini telah mendiskusikan bagaimana investasi 700 perusahaan Jerman telah menciptakan lebih dari 60.000 lapangan kerja di Malaysia. Dan kini berharap kerja sama lebih jauh secara intensif dan elaboratif guna mendapatkan lebih banyak keuntungan di sana.
Steinmeier yang membuka lawatan negara tiga harinya di Malaysia dengan mendatangi sejumlah pabrik semikonduktor dan suplai medis di Penang juga menyoroti aspek pelatihan bagi pekerja-pekerja muda yang ada di sana.
Pertemuan keduanya juga membahas tentang berbagi komitmen dan kesamaan, di mana keduanya ingin membangun demokrasi yang stabil, berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim, membela hukum internasional dan berbagi komitmen untuk perdagangan bebas dan adil.
“Kemarin didedikasikan untuk hubungan ekonomi dan komunitas bisnis, hari ini kita sudah melakukan perbincangan politik, besok saya akan dedikasikan waktu saya untuk alam dan perlindungan iklim,” kata Steinmeier.
Ia dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Sarawak sebelum mengakhiri lawatan negaranya di Malaysia.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan kehadiran Presiden Jerman Steinmeier menjadi sinyal yang sangat berarti dalam komitmen peningkatan hubungan bilateral, diplomatik, investasi. Termasuk membincangkan isu-isu perubahan iklim.
Anwar juga mengatakan telah mengungkapkan keprihatinan tentang Islamofobia yang berkembang di berbagai wilayah Eropa.
Dari segi ekonomi, ia mengatakan Jerman menjadi mitra penting. Negara itu telah berinvestasi selama setengah abad terakhir di Malaysia, khususnya di negara bagian Penang, dan kini mengumumkan memperluas investasi baru di Johor.
Keprihatinan terkait masalah minyak sawit juga menjadi pembahasan keduanya. Anwar mengatakan kebijakan produk bebas deforestasi Uni Eropa perlu ditinjau bersama, agar upaya perlindungan lingkungan dan fokus pada energi terbarukan tidak merugikan perekonomian mereka.
Isu lain yang ikut dibahas dalam pertemuan tersebut adalah dampak konflik Rusia dan Ukraina di kawasan regional, peningkatan hubungan bilateral berkelanjutan serta posisi penting China untuk ekonomi di kawasan, hingga minat Petronas untuk mengekspor LNG ke Jerman.
Presiden Steinmeier melakukan lawatan negara di Malaysia dari 16 hingga 18 Februari 2023. Lawatan itu menjadi yang pertama bagi Presiden Jerman setelah 26 tahun terakhir, pada April 1997.(PH)