Feb 20, 2024 21:21 Asia/Jakarta
  • Malaysia
    Malaysia

Pembangunan Pelabuhan Internasional Kuala Linggi (KLIP) oleh Malaysia dimulai. Proyek senilai US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 49,92 triliun itu dirancang untuk bisa bersaing dengan Singapura.

Pelabuhan Internasional Kuala Linggi berlokasi di Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Pembangunan pelabuhan ini akhirnya terwujud setelah direncanakan selama delapan tahun.
 
Dikutip dari The Maritime Executive, Selasa (20/2/2024), mega proyek ini akan dibangun secara bertahap, dirancang mengubah Kuala Linggi menjadi pusat industri ramah lingkungan global, khususnya di sektor energi, kepelabuhan, dan jasa maritim.
 
Pelabuhan ini akan menyaingi Singapura dalam hal lalu lintas pelayaran di Selat Malaka. Diperkirakan jalur ini dilintasi oleh 120.000 kapal setiap tahunnya. Adapun groundbreaking dilakukan pada 23 Januari 2024 dan ditargetkan rampung pada 2027.
 
"Upacara peletakan batu pertama ini merupakan tonggak sejarah bagi KLIP, langkah signifikan dalam misi kami untuk menjadi pusat maritim kelas dunia. Kami tidak hanya membangun pelabuhan; kami membangun simbol kemajuan, kolaborasi, dan inovasi dalam ekosistem maritim yang merangsang pembangunan ekonomi dan menciptakan peluang bagi generasi mendatang," kata Tan Sri Noor, Ketua Eksekutif KLIP.
 
Proyek besar ini, sebagian besar didanai oleh investor China dan digagas oleh operator pelabuhan T.A.G. Marine dan Linggi Base. Sebagai bagian dari pelaksanaan proyek, KLIP mengungkapkan bahwa China Harbour Engineering Co. akan memulai pekerjaan reklamasi setelah mendapatkan kontrak senilai US$ 158 juta.
 
Jumlah tersebut merupakan bagian dari US$ 294 juta yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mengembangkan pulau buatan seluas 620 hektar di lepas pantai. Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan China lainnya, China Communications Construction Company, mendapat kontrak senilai US$ 174 juta untuk melaksanakan pekerjaan pengerukan untuk reklamasi. (detik.com)