Kritik Mantan Inspektur Senjata PBB terhadap Dirjen IAEA
https://parstoday.ir/id/news/world-i174296
Pars Today - Seorang mantan pakar intelijen militer AS mengkritik keras kinerja Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menuduhnya melakukan kerja sama intelijen dengan rezim Israel dan Amerika Serikat untuk melawan program nuklir Iran.
(last modified 2025-06-30T14:38:56+00:00 )
Jun 30, 2025 21:32 Asia/Jakarta
  • Scott Ritter
    Scott Ritter

Pars Today - Seorang mantan pakar intelijen militer AS mengkritik keras kinerja Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menuduhnya melakukan kerja sama intelijen dengan rezim Israel dan Amerika Serikat untuk melawan program nuklir Iran.

Menurut Pars Today, Scott Ritter, mantan perwira intelijen militer AS dan mantan inspektur senjata PBB, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Press TV: "Iran, yang merupakan salah satu penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), memiliki hak penuh untuk memiliki program pengayaan nuklir damai menurut Pasal 4 perjanjian ini; sementara Iran telah mematuhi kewajibannya, Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan rekan-rekannya bertemu dengan pejabat Israel; rezim yang bukan anggota NPT, memiliki senjata nuklir yang tidak dideklarasikan dan tidak menerima pemantauan apa pun."

 

"Tidak ada alasan logis bagi Grossi untuk bertemu dengan pejabat Israel kecuali dia bekerja dengan rezim ilegl ini dan Amerika Serikat untuk menyampaikan informasi rahasia tentang program nuklir damai Iran. Informasi yang sampai ke musuh-musuh Iran melalui IAEA jelas telah digunakan untuk merencanakan serangan darat dan operasi pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran," tegas Ritter.

 

Mantan inspektur senjata PBB itu menambahkan dengan nada keras: "Grosi berlumuran darah ilmuwan nuklir Iran. Dia tidak boleh diizinkan masuk ke Iran lagi, dan tidak boleh ada misi inspeksi yang dipimpinnya." Ritter juga menyerukan kerangka kerja baru untuk kerja sama Iran dengan IAEA, dengan mengatakan: "Sangat penting untuk menerapkan sistem pemantauan baru, yang memiliki jaminan yang jelas dan praktis untuk menjaga kerahasiaan informasi dan mencegah pengalihannya ke negara-negara yang memusuhi Iran."

 

Setelah agresi baru-baru ini oleh rezim Zionis dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, ada banyak spekulasi bahwa Rafael Grossi memata-matai program nuklir Iran. Terkait hal ini, mantan Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki mengumumkan bahwa Republik Islam Iran memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa Rafael Grossi mentransfer informasi nuklir sensitif ke Israel dan menyiapkan dasar untuk serangan terhadap fasilitas nuklir. (MF)