Sep 07, 2023 18:52 Asia/Jakarta
  • PM Israel Benjamin Netanyahu
    PM Israel Benjamin Netanyahu

Seiring dengan berlanjutnya kekerasan, radikalisme dan rasisme kabinet Benjamin Netanyahu terhadap rakyat Palestina, pejabat dan berbagai lembaga keamanan rezim ini memperingatkan dampak dari kondisi ini.

Sembilan bulan dari kinerja kabinet Benjamin Netanyahu di bumi Palestina pendudukan berlalu. Selain krisis internal yang besar, kekerasan terhadap rakyat Palestina juga meningkat drastis. Klub tahanan Palestina menyatakan bahwa sejak awal tahun hingga kini, lebih dari 5.000 warga Palestina di tangkap oleh militer Israel. Selain itu, jumlah syuhada Palestina sejak awal tahun ketika kabinet Netanyahu berkuasa, hingga kini melampaui data tahun sebelumnya.

Dengan berlanjutnya kondisi ini, Zionis selain petinggi yang masih menjabat atau mantan pejabat serta berbagai lembaga keamanan, memperingatkan dampak berat dari kekerasan ini. Tamir Pardo, mantan direktur Mossad (2011-2016) dalam pidatonya mengkritik perilaku Israel terhadap Palestina di Tepi Barat dan menyebutnya apartheid.

Kejahatan tentara Zionis terhadap wanita Palestina

Merespon apartheid Zionis, domain operasi mati syahid pejuang Palestina juga dilaporkan meningkat, dan pejabat Israel sangat mengkhawatirkan keamanan pemukim Zionis, khususnya distrik di utara Tepi Barat. Pejabat di Kementerian Peperangan Israel dan berbagai lembaga keamanan memperingatkan ledakan situasi di kawasan karena langkah Menteri Keamanan Internal Israel, Itamar Ben-Gvir terhadap para tahanan Palestina. Pejabat tersebut saat menyebutkan kondisi saat ini mengatakan, "Alat pemadam api di satu tangan dan penyembur api di tangan lainnya. Kawasan akan terbakar."

Kemarin, sebagai kelanjutan dari respon rakyat Palestina terhadap kejahatan rezim Israel dan pemukim Zionis, seorang remaja 17 tahun Palestina melukai tiga Zionis di Quds pendudukan dengan senjata tajam. Mohammad Hamada, juru bicara Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) di Quds pendudukan menekankan bahwa operasi serangan dengan sejata tajam yang terjadi di wilayah kuno kota Quds adalah balasan normal terhadap kejahatan musuh penjajah Zionis, baik karena pelanggaran terhadap Masjid al-Aqsa, perusakan rumah warga Palestina atau pelecehan terhadap wanita Palestina di al-Khalil.

Sekaitan dengan ini dan berdasarkan laporan media-media Zionis, selama serangan warga Palestina di berbagai wilayah Tepi Barat sejak awal tahun ini (2023) hingga kini sebanyak 36 Zionis termasuk militer dan pemukim Zionis terbunuh, dan 109 lainnya luka-luka.

Koran Maariv dalam laporannya menulis, Israel saat ini berada dalam kondisi terburuk dalam dua dekade terakhir. Lebih lanjut koran ini menambahkan, sejak intifada kedua dan selanjutnya, kondisi seperti ini belum pernah terjadi.

Tak diragukan lagi bahwa tahun ini merupakan tahun tersulit sejak intifada kedua dalam dua dekade lalu. Masih menurut laporan ini, mayoritas operasi sengit selama satu tahun terakhir bersumber dari Jenin, Nablus serta desa-desa lain di kawasan ini, mamun yang mengejutkan lembaga keamanan Israel terkait terorisme adalah operasi ini telah menyebar ke seluruh Tepi Barat. (MF)

 

Tags