May 12, 2024 10:11 Asia/Jakarta
  • Tembakan artileri Rusia
    Tembakan artileri Rusia

Pasukan Rusia melancarkan serangan darat lapis baja pada hari Jumat (10/5) di dekat Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina di timur laut, dengan pencapaian terbatas, dengan demikian serangan ini telah membuka front baru dalam perang yang telah berlangsung lama di timur dan selatan.

Meskipun serangan-serangan ini terbatas, tapi mengingat kedekatannya dengan Kharkiv, pusat wilayah ini, hal ini menjadi penting.

Sebelum serangan terhadap Kharkiv, invasi militer Rusia ke Ukraina terkonsentrasi di selatan dan timur negara ini.

Tentu saja, merebut wilayah ini masih menjadi salah satu tujuan utama Moskow dalam perang Ukraina.

Sumber senior di komando militer Ukraina mengatakan pada hari Jumat (10/5) bahwa pasukan Rusia telah maju “satu kilometer” ke wilayah Ukraina dan berusaha untuk maju “10 kilometer”.

Mengonfirmasi kabar tersebut, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa konflik di wilayah perbatasan semakin intensif dan pasukan tambahan telah dikirim ke wilayah tersebut.

Artileri Ukraina di front Kharkiv

Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, pasukan lapis baja Rusia mencoba menerobos garis pertahanan pasukan Ukraina, tapi tidak berhasil, dan pertempuran sengit masih berlangsung.

Seiring dengan invasi Rusia ke Kharkiv, penembakan terhadap kota-kota perbatasan Ukraina terus berlanjut dengan intensitas yang tinggi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam konferensi pers di Kiev bahwa gelombang baru serangan Rusia telah dimulai dan pertempuran sengit sedang terjadi antara kedua belah pihak.

Tampaknya serangan darat di wilayah Kharkiv, yang dianggap sebagai salah satu kota terpenting di Ukraina, merupakan babak baru di tahun ketiga perang di Ukraina, yang telah menewaskan puluhan ribu pasukan Rusia dan Ukraina serta sekutu mereka.

Faktanya, telah lama diprediksi, mengingat pencapaiannya setelah kegagalan serangan balik Ukraina pada tahun 2023, akan Rusia melaksanakan rencana serangan darat ke Kharkiv.

Pada awal perang Ukraina, Moskow bermaksud merebut Kharkiv yang terletak tidak jauh dari perbatasan kedua negara, tapi gagal karena kuatnya perlawanan Ukraina saat itu.

Sebenarnya, pada awal perang Ukraina, Rusia mengambil alih sebagian besar wilayah Kharkiv, tetapi pasukan Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah tersebut selama serangan balik mereka.

Pada tahun 2022, pasukan Ukraina mengusir pasukan Rusia dari sebagian besar Kharkiv setelah invasi besar-besaran Rusia pada bulan Februari tahun itu.

Namun setelah berhasil memukul mundur serangan balasan Ukraina tahun lalu, pasukan Rusia kembali melancarkan serangan, perlahan-lahan maju ke wilayah Donetsk, di selatan Kharkiv.

Di sisi lain, Ukraina telah memperingatkan terhadap peningkatan kehadiran pasukan militer Rusia di wilayah tersebut sebelum serangan baru Moskow.

Namun, tidak jelas apakah pengumpulan kekuatan ini untuk menipu para pembela Ukraina atau untuk tujuan invasi militer.

Ada kemungkinan bahwa pembukaan front baru di Kharkiv merupakan awal dari serangan Rusia yang lebih luas di wilayah ini.

Kekhawatiran Ukraina mengenai niat Rusia di wilayah Kharkiv meningkat pada bulan Maret, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan zona penyangga di dalam wilayah Ukraina.

Dia mengatakan hal ini diperlukan untuk melindungi Rusia dari penembakan dan serangan lintas batas.

Sejak itu, Kharkiv, yang rentan karena kedekatannya dengan Rusia, dilanda serangan udara yang merusak infrastruktur listriknya.

Menurut Volodymyr Zelensky, Rusia mungkin melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina pada musim semi atau musim panas 2024.

Dia menekankan bahwa pasukan Ukraina siap untuk melawan serangan Rusia di Kharkiv, tapi Moskow mungkin akan mengirimkan lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut.

Serangan Rusia terhadap Ukraina meningkat dalam situasi di mana Kiev menghadapi kekurangan sumber daya manusia dan senjata militer.

Lebih dari dua tahun setelah invasi Rusia, keseimbangan di medan perang mulai menguntungkan Moskow, dengan Ukraina menghadapi kekurangan sumber daya manusia, peluru artileri, dan pertahanan udara.

Tampaknya Rusia bermaksud membuat kemajuan signifikan di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina dan bahkan menduduki kota Kharkiv, yang sangat penting dalam bidang industri, demi mempersiapkan landasan bagi selesainya pendudukannya di Ukraina timur, terutama di provinsi Donetsk yang berdekatan dengan wilayah Kharkiv

Kharkiv harus dianggap sebagai kota industri terpenting di Ukraina dalam hal pembuatan mesin industri, transportasi dan pertanian serta peralatan lainnya, yang memiliki luas sekitar 350 kilometer persegi dan berpenduduk sekitar 1 juta 400 orang, yang tentu saja, sebelum Perang Ukraina.

Berlanjutnya perang Ukraina di tahun ketiga dan masuknya perang ini ke babak baru akan menimbulkan kerugian manusia dan materi yang sangat besar bagi Rusia dan Ukraina.

Terlepas dari usulan Moskow untuk gencatan senjata dan bahkan presentasi beberapa rencana mengenai hal ini oleh berbagai negara, para pemimpin pro-Barat Ukraina, terutama presiden negara ini, Volodymyr Zelensky, telah menentang gencatan senjata sejak awal perang.

Zelensky bahkan hanya menerima rencana perdamaian yang diusulkan Barat, yang berisikan penarikan Rusia dari seluruh wilayah Ukraina, termasuk semenanjung Krimea, yang tentu saja ditentang oleh Moskow.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan NATO yang telah mengirimkan bantuan militer dan senjata senilai lebih dari seratus miliar dolar ke Ukraina, masih menginginkan berlanjutnya perang berdarah di Ukraina.

Pejabat senior Amerika dan NATO percaya bahwa kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini dan memperluas pengaruh dan kekuatan regional dan internasional Rusia, dan akan mengubah keseimbangan militer dan politik Eropa sehingga merugikan negara-negara Barat.

Selain itu, Washington melihat perang di Ukraina sebagai peluang penting untuk melemahkan kemampuan militer Rusia sebanyak mungkin, serta merosotnya kekuatan nasional negara saingan Amerika Serikat tersebut.

Namun, berlanjutnya perang ini hanya berarti semakin banyak kerugian manusia dan material bagi Rusia dan Ukraina serta kemunduran Ukraina sebagai negara besar Eropa, sejalan dengan tujuan Amerika Serikat.(sl)

Tags