Iran Aktualita, 25 Desember 2021
-
Rudal-rudal balistik IRGC Iran diluncurkan dalam latihan militer Nabi Besar Saw 17.
Iran Aktualita selama sepekan terakhir menyoroti sejumlah isu di antaranya, ucapan Presiden Iran atas hari kelahiran Nabi Isa al-Masih as, dan Iran mengirim pesan tegas ke Israel lewat latihan militer.
Selain itu, Presiden Raisi menerima kunjungan menteri luar negeri Irak di Tehran, dan Iran menegaskan bahwa program nuklirnya mematuhi ketentuan IAEA.
Presiden Iran Ucapkan Selamat atas Hari Kelahiran Isa al-Masih
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menyebut perayaan hari kelahiran Nabi Isa al-Masih as sebagai kesempatan untuk mengingat keteladanan cinta sesama dan pemberi kabar gembira tentang pembebasan kaum lemah.
“Saya dengan senang hati menyampaikan ucapan selamat saya yang tulus kepada Yang Mulia (Paus Fransiskus) dan semua umat Kristen di seluruh dunia pada hari kelahiran Isa al-Masih as, Nabi Perdamaian dan Kebaikan, dan Tahun Baru 2022," kata Presiden Iran dalam sebuah pesan pada Jumat (24/12/2021) malam.
“Kelahiran Nabi Isa as, manifestasi dari kehendak dan kuasa Allah Swt serta (manifestasi) dari kedudukan spiritual Sayidah Maryam as, menunjukkan keagungan posisi wanita dalam ontologi agama-agama Ilahi. ‘Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam,’” kata Presiden Iran dalam pesan yang dikirim kepada Paus Fransiskus.
“Merayakan hari kelahiran yang diberkati ini adalah kesempatan untuk memuliakan Sayidah Maryam as, dan untuk mengingat nilai-nilai moral berupa keteladanan cinta sesama dan pemberi kabar gembira tentang pembebasan kaum lemah. Nabi Isa as bangkit melawan tirani para penindas dan memberikan harapan akan masa depan yang cerah kepada umat manusia,” tambahnya.
“Saya berterima kasih atas upaya Yang Mulia untuk mendekatkan hati dan pandangan para pengikut agama Ibrahim. Saya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kesehatan dan kesuksesan Yang Mulia, serta kebahagiaan dan kesuksesan semua hamba Tuhan dan semua umat manusia,” kata Presiden Iran.

IRGC Iran: Latihan Nabi Besar Saw, Pesan Tegas untuk Israel
Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan, perbedaan antara operasi yang sebenarnya dan latihan militer hanya terletak pada perubahan posisi peluncuran rudal. Mayor Jenderal Hossein Salami memperingatkan terhadap segala kemungkinan petualangan militer oleh rezim Zionis Israel terhadap Iran.
Berbicara pada penutupan latihan militer pasukan IRGC pada Jumat (24/12/021), Mayjen Salami menekankan pesan dari latihan ini adalah peringatan yang jelas kepada Israel untuk menjaga ucapan dan perilakunya.
“Pesan dari latihan ini adalah peringatan tegas dan jelas terhadap ancaman para pejabat rezim Zionis agar mereka berhati-hati jika berbuat kesalahan. Jika mereka melakukan kesalahan, kami akan memotong tangan mereka,” tegasnya seperti dilaporkan Iran Press.
Mayjen Salami lebih lanjut menjelaskan latihan tersebut merupakan kombinasi dari misi drone penyerang dan rudal balistik berpemandu presisi, di mana hari ini mampu sepenuhnya mencapai tujuan realistis kami.
“Semua orang melihat bahwa target terkena secara bersamaan dan dihancurkan oleh semua rudal yang ditembakkan, ini persis seperti situasi nyata (lapangan),” tandasnya.
Pasukan IRGC menggelar latihan militer Nabi Besar Saw 17 pada 20 Desember lalu di Teluk Persia dan Selat Hormuz serta di wilayah perairan Provinsi Hormozgan, Bushehr, dan Khuzestan. Pada hari terakhir latihan, pasukan Angkatan Udara IRGC secara bersamaan meluncurkan 16 rudal balistik yang berhasil mengenai sasaran.

Presiden Iran Bertemu Menlu Irak di Tehran
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, kebijakan asasi Iran adalah mendukung stabilitas dan keamanan di Irak. Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (23/12/2021) dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein di Tehran, mengaku gembira dengan penyelenggaraan pemilu parlemen Irak yang tenang dan aman.
Raisi menuturkan, "Republik Islam Iran selalu mendukung pembentukan parlemen, dan pemerintahan yang kuat, serta kokoh di Irak."
Ia menambahkan, protes atas hasil pemilu adalah hal yang mungkin terjadi di setiap pemerintahan yang demokratis, dan yang terpenting adalah selain protes, penanganan gugatan juga dilakukan dalam kerangka konstitusi yang berlaku.
Menurut Presiden Iran, segala bentuk ketidakamanan di Irak bagi Tehran sama dengan ketidakamanan di dalam negeri sendiri. "Upaya menciptakan ketidakamanan dan ancaman terhadap keamanan di Irak, tidak bisa ditolerir, dan kebijakan asasi Republik Islam Iran adalah mendukung stabilitas di Irak, serta pemerintahan yang kuat," imbuhnya.
Sehubungan dengan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak, Raisi menjelaskan, "Keberhasilan ini dicapai berkat perlawanan rakyat dan pemerintah Irak, karena AS di mana pun menempatkan pasukan, maka ia akan tidak pernah keluar kecuali berhadapan dengan perlawanan rakyat negara itu."
Di sisi lain, Menlu Irak berterimakasiih atas kebijakan Iran yang mendukung tegas stabilitas dan keamanan Irak. Menurutnya, dukungan Republik Islam Iran atas kedaulatan dan stabilitas politik Irak, selalu mendapat apresiasi pemerintah dan rakyat Irak.

Kepala AEOI: Program Nuklir Iran Jalankan Ketentuan IAEA
Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami menyatakan bahwa kegiatan nuklir Iran dilakukan sesuai dengan perjanjian dan peraturan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Mohammad Eslami, Kepala Organisasi Energi Atom Iran kepada kantor berita Rusia Sputnik hari Sabtu (25/12/2021) mengatakan, "Iran tidak bermaksud untuk memperkaya lebih dari 60 persen uranium." "Program nuklir Iran untuk mendukung kebutuhan produksi industri dan memenuhi kebutuhan konsumen Iran mengenai barang-barang tertentu," ujar Eslami.
Tahap kedua perundingan nuklir putaran ketujuh antara Iran dengan kelompok 4+1 berakhir pada Jumat, 17 Desember 2021dengan diadakannya pertemuan tingkat komisi bersama keempat JCPOA dan pengumuman posisi pihak-pihak yang hadir dalam pembicaraan tersebut.
Berdasarkan pernyataan ketua tim perunding, untuk mencapai teks tertentu sebagai dasar kesepakatan bersama menjadi pencapaian terpenting dari pembicaraan Iran dengan delegasi Inggris, Jerman, Prancis, Cina dan Rusia.
Teks itu diperoleh lebih lambat dari yang diharapkan karena sabotase dan tekanan media Barat dan intervensi rezim Zionis.
Delegasi Iran dalam periode perundingan ini bertekad untuk mencabut sanksi ilegal terhadap negaranya, meskipun ada tekanan dan propaganda terhadap Republik Islam.
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk Inggris, Mohsen Baharvand mengatakan negara-negara Barat dalam perundingan Wina mengejar kebijakan agresif yang tidak bersahabat lewat media, yang penuh dengan prasangka, ancaman, sikap berlebihan, dan menyalahkan Tehran.
Baharvand dalam postingan di akun Instagram-nya pada Rabu (22/12/2021) malam, menulis, "Tentu ini adalah cara mereka berinteraksi dengan negara-negara di luar mereka. Ketika kita tidak berunding dengan Barat, mereka akan menggunakan semua sarana dan dengan munafik menampilkan dirinya sebagai pendukung dialog dan interaksi."
"Sebelum kami setuju untuk berunding dengan sabar, mereka mulai menunjukkan perilaku semacam mengemis. Namun, setelah kami duduk di meja perundingan, mereka tidak memberikan hak kepada pihak lain dan mengambil sikap agresif," tambahnya seperti dilaporkan Iran Press. (RM)