Iran Aktualita, 27 Februari 2021
(last modified Sat, 27 Feb 2021 04:53:07 GMT )
Feb 27, 2021 11:53 Asia/Jakarta
  • Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action).
    Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action).

Perkembangan di Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting seperti, Iran mengumumkan syarat untuk melanjutkan Protokol Tambahan, dan Iran siap memproduksi vaksin Razi Cov-Pars.

Selain itu, Iran memproduksi drone tempur berbadan lebar, dan Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa pengayaan uranium Iran bisa mencapai 60 persen.

Iran Umumkan Syarat Lanjutkan Protokol Tambahan

Keputusan Iran menghentikan pelaksanaan sukarela Protokol Tambahan mengundang reaksi yang tidak rasional dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan anggota kesepakatan nuklir JCPOA mereaksi negatif langkah tersebut, dan tentu saja menolak memenuhi kewajiban kesepakatan memiliki dampak buruk bagi semua pihak.

Rakyat Iran merasakan kesulitan ekonomi ketika negara-negara Eropa dan AS tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana tercantum dalam kesepakatan nuklir. Langkah Tehran untuk menutupi kerugiannya juga tidak akan membuat pihak lain senang.

Berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Parlemen Iran, pelaksanaan sukarela Protokol Tambahan dihentikan sejak 23 Februari 2021, dan negara ini mempertahankan kerja samanya dengan IAEA hanya dalam konteks Perjanjian Perlindungan (Safeguard Agreement).

Wakil Tetap Iran untuk Misi PBB di Wina, Esmaeil Baghaei Hamaneh dalam sebuah komentar hari Rabu (24/2/2021), menanggapi sikap tidak bersahabat Barat atas keputusan Tehran menghentikan Protokol Tambahan.

"Iran akan kembali memenuhi kewajiban kesepakatan nuklir jika AS sebagai negara pelanggar JCPOA, mengambil langkah-langkah praktis dan tindakan yang tepat," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Shahriar Heydari mengatakan Eropa dan AS memiliki kesempatan yang baik dan jika mereka melaksanakan kewajibannya, maka kerja sama Iran dan IAEA dalam kerangka Protokol Tambahan akan dilanjutkan.

JCPOA harus menjamin kepentingan Iran dan jika semua anggota kesepakatan nuklir melaksanakan komitmennya, maka Tehran akan membatalkan langkah-langkah baru yang diambil dalam masalah nuklir.

Vaksin Cov-Pars.

Iran Siap Produksi Vaksin Razi Cov-Pars

Rektor Universitas Ilmu Kedokteran Iran mengonfirmasi program produksi vaksin Razi Cov-Pars. IRNA melaporkan, Jalil Koohpayehzadeh, Kamis (25/2/2021) mengatakan, “Vaksin Razi Cov-Pars akan dipasarkan sesuai standar hingga pertengahan musim panas tahun ini.”

“Fase pertama dan kedua uji klinis vaksin ini terhadap manusia akan berlangsung selama empat bulan dan setelah berakhirnya fase ketiga, keampuhannya akan teruji secara ilmiah,” tambah Koohpayehzadeh.

Ia menuturkan, “Vaksin rekombinan yang menggunakan teknologi canggih ini, telah mencapai tingkat kesuksesan tinggi dalam tahap laboratorium dan uji terhadap hewan, bahkan lebih tinggi dari yang diharapkan para peneliti.”

Vaksin Razi Cov-Pars merupakan vaksin suntik dan hirup Corona yang diperkenalkan pekan lalu oleh Institut Riset Vaksin dan Serum Razi di kota Karaj. Vaksin ini diproduksi oleh Institut Riset Vaksin dan Serum Razi sesuai dengan instruksi dan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Institut Razi menggunakan metode protein rekombinan yang tercatat sebagai metode paling aman untuk memproduksi vaksin ini.

Uji klinis pertama vaksin COVIran Barekat dilakukan pada 29 Desember 2020. Pada uji klinis tersebut tiga relawan bersedia disuntik vaksin buatan Iran ini.

Anggota Komite Ilmiah Satuan Tugas Nasional Penanganan Corona Iran menyatakan, vaksin COVIran Barekat dengan kualitas tinggi, saat ini tengah diproduksi. Dr. Minoo Mohraz, Kamis (25/2/2021) kepada IRNA mengatakan, vaksin COVIran Barekat sesuai standar tertinggi internasional saat ini tengah diproduksi, dan produk-produk farmasi Iran memiliki efektivitas yang diperlukan.

Drone Kaman-22.

Iran Produksi Drone Tempur Berbadan Lebar

Komandan Angkatan Udara Militer Iran Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh meninjau tahap final proyek Kaman-22, dan mengatakan, hari ini kami memiliki teknologi pembuatan beragam drone Kaman-22 termasuk drone tempur berbadan lebar Iran.

Nasirzadeh menambahkan, pesawat nirawak ini dilengkapi dengan peralatan tempur dan optik serta dirancang sesuai dengan permintaan angkatan udara dan kini berada di fase final untuk produksi.

"Kaman-22 adalah drone tempur berbadan lebar pertama Iran dan mampu membawa beragam kargo dengan durasi terbang yang sangat tinggi dan lebih dari 24 jam serta jarak tempuh 3.000 kilometer. Drone ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memantau dan mengumpulkan informasi dan foto target jarak jauh, serta mampu membawa berbagai jenis amunisi cerdas dan memiliki kemampuan tempur tinggi," jelasnya seperti dikutip IRNA.

Komandan angkatan udara militer Iran mengingatkan, “Kami hari ini mencapai kesempurnaan dalam memproduksi beragam drone, baik tempur, identifikasi, dan perang elektronik dengan beragam misi. Kami meraih teknologi untuk memproduksi beragam drone yang kami butuhkan serta di masa depan, kami berencana memproduksi berbagai drone lain.”

Ayatullah Sayid Ali Khamenei.

Ayatullah Khamenei: Pengayaan Uranium Iran Bisa Capai 60 Persen

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, Republik Islam Iran tidak akan mengendurkan sikap rasionalnya terkait nuklir, dan berdasarkan kemaslahatan, sesuai kebutuhan negara, dan sejauh itu diperlukan, Iran bahkan bisa melakukan pengayaan uranium hingga 60 persen.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (22/2/2021) dalam pertemuan dengan Ketua dan anggota Majelis Khobregan (Dewan Ahli Kepemimpinan Iran), menyebut sikap Amerika Serikat dan tiga negara Eropa terkait penurunan komitmen perjanjian nuklir Iran, JCPOA, sebagai sikap yang arogan, menuntut, tidak adil, dan salah.

Rahbar menuturkan, Republik Islam Iran sejak hari pertama hingga waktu yang cukup lama, mematuhi komitmennya dengan bersandar pada ajaran Islam, tapi pihak-pihak yang sejak hari pertama tidak mematuhi komitmennya yaitu empat negara, maka dari itu mereka yang harus dikecam, diperingatkan, dan diinterogasi.

Ia menambahkan, ketika Amerika keluar dari JCPOA, dan pihak lain mendukungnya, Al Quran memerintahkan kita untuk meninggalkan kesepakatan, namun pemerintah Iran masih tetap mempertahankannya, dan secara bertahap menurunkan sebagian komitmennya, selain itu, sikap tersebut bisa kembali jika mereka melaksanakan kewajibannya.

Menurut Ayatullah Khamenei, di tengah semua ini badut Zionis internasional terus berkata, "Kami tidak akan membiarkan Iran menguasai senjata nuklir", harus dikatakan kepadanya, jika Republik Islam Iran memutuskan untuk menguasai senjata nuklir, dia dan yang lebih besar darinya tidak akan bisa mencegah. (RM)